02. It's Show Time (Revisi)

894 41 5
                                    

"Ternyata, peran wanita semua sama. Dibutuhkan hanya untuk sekedar meluapkan nafsu semata."
-Rachel-

***

"Lo salah orang, kalau mau main sama gue."

Alister lalu terdiam. Menyeringai kecil dan ingin rasanya meledakkan tawa ketika melihat Rachel memejamkan mata.

Cewek ini cukup pintar juga bermain drama dan menempatkan posisi. Padahal, Alister hanya ingin menunjukkan siapa dia bukan untuk mengulang kesalahan yang terjadi beberapa menit lalu.

"Ngapain lo mendalami peran?!"

Rachel terbelak. Jelas ia merasa malu sekaligus kesal ketika mendengar ucapan Alister. Bahkan sang pemilik nama masih terus menatapnya dengan tajam, membuat oase di sekitar malah menjadi mencekam.

"Pakek ini. Setidaknya bisa nutupin paha lo dari tontonan lelaki keranjang,"

DUARRR

Siapa sangka. Alister tiba-tiba saja memasangkan jaketnya pada Rachel, mengaitkan dan mengikat sesama lengan untuk menutupi sebagian paha Rachel yang ter-ekspose.

Membuat jarak keduanya hanya nyaris beberapa centi. Rachel dapat merasakan deruan nafas Alister yang cukup tenang, berbeda dengan dirinya yang menahan nafas habis-habis an.

"Sekali lagi gue bilang, jangan pernah main-main sama ucapan. Karena sekali ucapan lo di kabulkan, tak ada yang lebih menyeramkan daripada sebuah kehancuran."

Rachel mengerjap. Bersamaan dengan teriakan siswa-siswi yang terus bertautan. Tatapan iri, memuja, sekaligus gimik tubuh bagaikan ulat bulu tak mampu membuat kedua manusia ini segera mengakhiri adegan romance.

"RACHEL GANELLA..."

Lengkingan teriakan membahana, membuat semua murid menutup telinga dan berdecak. Bahkan Rachel langsung terjengit mundur, mendoro dada Alister dan mengumpat habis-habisan.

"Shit!"

"RACHEL GANELLA. SEDANG APA KAMU DI TENGAH-TENGAH KORIDOR, HAH?"

Bu Sri, adalah orang yang berteriak bagaikan toa. Sang guru BK fenomenal dengan body goals nya, berwajah awet muda meski sudah berkepala 4. Tapi jangan terpesona, karena suaranya benar-benar tak ada indahnya.

Bu Sri sudah berdiri di depan Rachel, seraya melotot tajam dan berdecak pinggang.

"Untuk apa kamu berdiri dan membuat keributan disini, hah?!"

"Sudah dapat 3 hari skors masih saja buat ulah di hari pertama!"

Rachel mendengus, memutar bola mata penuh. "Bu, saya tidak bikin ulah. Tapi mulut mereka dulu yang membuat saya ingin membuat ulah." elaknya seraya menunjuk para siswi-siswi tadi, yang langsung dibalas pelototan tak terima.

"Masih mau mengelak! Jelas-jelas kamu dulu yang membuat ulah. Lihat?" jedanya, seraya menunjuk telunjuk di depan Rachel.

"Rambut yang seperti singa. Baju seperti anak TK. Kuku seperti pelangi. Terus, itu rok kamu apakan? Pakek jaket segala. Kamu fikir mau fashion show?!"

Tatapan mata bu Sri berhenti pada rok Rachel yang tertutup jaket, membuat sang pemilik mengangkat sebelah alis.

"Kenapa bu? Ibu mau nyuruh saya buka jaket ini?"
"Ya iya. Cepat buka."

Rachel terseyum sinis, dengan kedua tangan siap melepas simpulnya. Namun tatapan meremeh sedang tertuju pada orang yang sedari tadi berdiri di samping kiri bu Sri. Alister. Yang entah betah atau bagaimana, dia hanya berdiri tanpa memberikan respon apapun.

Love by ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang