01. Tragedi Koridor (Revisi)

1.1K 49 1
                                    

"Hanya ada dua fungsi mulut. Kalau gak buat makan, ya, buat ngomongin orang. Tapi sayang, fungsi kedua terkadang orangnya tidak berwujud."
-Rachel-

"-Rachel-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

Rachel masih tergeliat pulas di tempat tidur. Rasa malas dan kantuk nya masih terasa membekas. Rasanya baru setengah menit yang lalu matanya terpejam. Tapi sinar terik matahari sudah mulai masuk dari celah kamarnya. Belum lagi suara Alarm handphone-nya yang sudah meneriaki sejak setengah jam yang lalu.

Tangannya mulai meraba nakas, disaat suara alarm handphone tergantikan oleh notification telfon. Dengan mata yang masih terpejam, Rachel mengangkat dan bergumam tanda ada jawaban darinya.

"Lo niat sekolah atau niat kena scors lagi?!"

Tanpa salam. Tanpa aba-aba. Seseorang di sebrang langsung meneriaki Rachel melebihi bunyi alarm. Membuatnya secara spontan menjauhkan benda pipih tersebut dari telinganya.

"Fuuuccckk you Natt!!"

Tuuuttt

Handphone mati secara sepihak di akhiri umpatan gila oleh Rachel. Disaat mata setengah sadarnya berhasil melirik jam dinding di kamarnya. 06.30

***

Berjalan dengan santainya di koridor sekolah. Dengan rambut terikat cepol asal, seragam atas keluar dan rok abu-abu ter sepak 10cm di atas lutut. Mengabaikan tatapan sinis, sekaligus menulikan pendengaran.

"Untuk apa sih dia kembali sekolah."

"Gak guna sih dia kembali. mending di DO aja sekalian." Bisik siswi pada temannya

"Padahal murid baru, eh, udah kena skors aja."

"Ngapain pakek DO. Mending gak usah sekolah sekalian. Buang-buang duwit sekaligus merusak citra sekolah."

"Subhanallah, sungguh indah pahatan mu."

"Yang bening beginian nih yang bikin semangat sekolah."

"Baru saja mata gue lihat oppa-oppa, seketika turun derajat jadi tante-tante."

Banyak sahutan yang menggema. Tapi Rachel berusaha untuk tuli. Untuk saat ini ia tak mau ambil ribut. Usai proses bertapa selama 3 hari (Skors), ditambah rasa kantuk yang terus menyelimuti akibat menghabiskan waktu hingga pagi di sebuah club elite di kawasan Menteng.

Jangan tanya kenapa Rachel bisa dengan patas sampai di sekolah. Karena jarak rumah dengan sekolah hanya di tempuh dengan waktu 7 menit. Ditambah lagi hanya bermodal cuci muka, semua bisa tuntas dalam sekejap mata. Yang penting cantik. Itu prioritas.

Mungkin Rachel akan diam ketika di hujat, tapi semakin lama ia perlu memberikan peringatan untuk para mulut netizen agar tidak memberikan komentar SAMPAH.

Love by ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang