Prolog

189K 5.1K 172
                                    

Kevan tersenyum seraya mengusap kerongkongan nya yang terasa lebih segar setelah meminum es kelapa muda itu. Ia merogoh saku celananya hendak membayar. Namun, seketika matanya membulat sempurna ketika ia tidak menemukan dompet tersebut. Ia menepuk keningnya. Ia ingat sekarang, bahwa ia tidak membawa dompet lantaran terburu-buru mengantar adiknya ketempat futsal sebelum ia mengunjungi warung ini.

"Mampus, gimana gue bayarnya?" Kevan melirik bapak sang pemilik warung es kelapa yang tengah melayani pelanggan lain. Ia kemudian beranjak dan mengambil ancang-ancang supaya keluar dari warung ini tanpa sepengetahuan pemiliknya dengan mengendap.

"Mau kemana mas? Mas kan belum bayar es kelapa muda nya." Tubuh Kevan seketika menegang ketika sebuah tangan besar memegang bahunya.

Tangan Kevan lantas terangkat, kemudian melepas paksa tangan besar tersebut dari bahunya. Tanpa aba-aba ia berlari sekuat tenaga meninggalkan warung es kelapa itu.

"WOY JANGAN KABUR MAS!!!" Bapak itu ikut berlari mengejar Kevan.

Nafas Kevan mulai terengah, namun ia terus menambah kecepatan larinya. Hingga kemudian langkahnya berbelok memasuki area parkiran mall yang berada tak jauh dari warung tadi.

"Eh--" Tubuh Kevan terhuyung kebelakang ketika bapak itu menarik lengan nya.

"Bukannya bayar, malah kabur!!" Bapak itu lantas menarik telinga kanan Kevan membuat sang empunya mengaduh kesakitan.

Mata elang Kevan tanpa sengaja menangkap seorang gadis cantik yang baru saja keluar dari mall dengan tangan menjinjing beberapa paper bag besar. Seperti nya gadis itu baru selesai belanja.

Seolah mendapatkan ide, Kevan lantas tersenyum kemudian melirik bapak itu.

"Lepasin dulu pak. Kalo bapak mau saya bayar, ayo saya."

Bapak itu akhirnya mengangguk menurut sambil melepaskan tangannya dari telinga Kevan. Kevan melangkah mendekati gadis tadi dengan diikuti oleh nya.

"Hai sayang udah selesai belanja nya?" Tanya Kevan seraya merangkul bahu seorang gadis yang tadi dilihatnya.

Gadis itu sontak membulatkan matanya sambil menghempaskan tangan Kevan dengan kasar.

"Gak usah kurang ajar yah!" Gadis itu hendak menampar Kevan, namun dengan cepat Kevan menahannya. Ia menarik tangan gadis itu lalu membawa nya ke samping sebuah mobil berwarna putih.

"Tolongin gue dong." Kata Kevan dengan wajah memelas.

"Gila lo? Kenal juga nggak!" Ketus gadis itu sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Pleeasee.."

"Ngga."

"Lo gak kasian sama gue?"

Kasian juga nih cowok, mukanya melasin.

"Yaudah apa?" Kata gadis itu pada akhirnya.

"Pinjemin gue uang yah? Dua puluh ribu aja."

"Oh lo mau malak gue?" Tuduh gadis itu sambil menunjuk wajah Kevan.

"bukan sumpah. Jadi ceritanya gue lagi beli es kelapa terus ternyata dompet gue ketinggalan, jadi gue niat kabur eh malah dikejar sama bapak-bapak nya." Jelas Kevan sambil kembali memasang wajah memelas.

Tak tega melihat wajah lelaki dihadapannya ini memelas akhirnya gadis itu pun menghela nafas. Ia membuka sling bag nya lalu mengambil selembar uang dan diberikan kepada lelaki itu.

Kevan lantas menerima uang dari gadis itu sambil tersenyum lebar. Selepas mengucapkan terimakasih, Kevan segera menghampiri bapak tadi untuk membayar minuman yang ia beli tadi.

"Nih pak lunas, ambil aja kembalian nya."

"Oke makasih, jangan di ulangi lagi." Kata bapak itu kemudian melenggang pergi dari hadapan Kevan.

"Eh tunggu!!" Kevan menarik pelan pintu mobil milik gadis itu yang hendak ditutup oleh pemiliknya.

Kevan tersenyum lalu mengulurkan tangannya kearah gadis itu,  "Gue Kevan. Fahreza Kevan Ardansyah."

"Gak nanya!" Ketus gadis itu seraya menutup kembali pintu mobilnya kemudian melajukannya meninggalkan Kevan.

"Galak, tapi cantik." Gumam Kevan tersenyum.

-----

Gimana prolognya?
Garing?😴
Bosen?😟
B aja?😪
Maaf yah. Tolong dimaklumin, aku pemula soalnya😊

Voment😙

Kevandra [Akan Diterbitkan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang