"Mau kemana?" Tanya Kevan, pada Vandra yang tengah asik memainkan ponselnya sambil terus berjalan menyusuri koridor.
"Pulang. Kenapa emang?" Balas Vandra kembali bertanya.
"Jalan yuk."
"Lo enggak liat gue lagi apa? Jalan kan?" Tanya Vandra santai.
"Bukan gitu maksud gue. Jalan ke mall gitu misalnya, atau kemana terserah lo."
"Males." Balas Vandra singkat.
"Beneran mau? Ayok kalo gitu." Kevan menggenggam tangan Vandra, membuat Vandra mengerutkan dahinya bingung. Dan dengan sekali hentakan, Vandra melepas cekalan nya.
"Apaan sih! Siapa yang bilang mau coba? Enggak jelas!" Ujat Vandra, kemudian bergegas meninggalkan Kavin.
"DRA TUNGGU WOYY!!.." Kevan berjalan lebih cepat, supaya bisa menyusul Vandra.
"Nah, mau kemana lo?" Vandra meronta, ketika Kevan berhasil meraih tangannya.
"Lepas, atau gue bakalan teriakin maling?" Ancam Vandra.
"Teriak aja. Lagian siapa yang percaya kalo ada maling se-ganteng gue?"
"Dasar kepedean." Cibir Vandra, "Udah ih, lepas. Gue mau balik!"
"Balik bareng gue yah?"
"Enggak!"
"Yaudah, gue enggak akan lepasin."
"Gue bawa mobil, mana bisa gue balik bareng lo. Gimana sih!" Ujar Vandra jengah.
"Lo bawa mobil?" Tanya Kevan, dan dibalas anggukan oleh Vandra. "Yaudah deh." Lanjutnya, seraya melepas cekalan ditangan Vandra.
Tanpa berkata lagi, Vandra segera bergegas menuju tempat dimana mobil nya terparkir. Sedangkan Kevan? Ia berjalan mengikuti Vandra, dengan kedua tangan yang dimasukkan pada saku celana nya.
Mata Vandra membulat sempurna, ketika ia melihat ban mobil nya yang bocor. Bukan hanya satu ban mobil, namun empat ban mobil sekaligus yang bocor.
Vandra berjongkok, alisnya terangkat ketika ia menemukan selembar kertas yang terselip disisi ban tersebut.
'Ban mobil lo bocor yah? Haha kasihan! Makanya jangan macem-macem sama gue! Gimana? Masih belum puas?'
Vandra menggeram kesal, tangan nya meremas kuat kertas tersebut. Ah, ini pasti ulah siswi yang berkelahi dengannya pagi tadi.
"Ban mobil lo kenapa Dra?" Vandra sontak berdiri, saat ia mendengar suara Kevan. Ketika ia berbalik, benar saja, Kevan sudah berdiri dibelakangnya.
"Kok lo?" Vandra mengangkat alisnya bingung.
"Gue ngikutin lo. Siapa yang udah bikin ban mobil lo sampe bocor kayak gini?"
"Nih." Vandra memberikan kertas yang tadi ia remas, kepada Kevan. Kevan menerimanya, lalu segera membacanya.
"Surat dari siapa? Lolita?"
Vandra menganguk, "Nah iya, itu yang tadi pagi berantem sama gue."
"Semua ban mobil lo bocor?"
Vandra menganguk pelan. "Kebangetan emang tuh cewek, awas aja kalo ketemu. Gue cakar tuh muka songongnya!"
"Udah, enggak baik dendam sama oranglain."
"Tapi ngeselin sih dia nya." Balas Vandra kesal.
"Ada ban lain dibagasi?"
"Ada. Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Kevandra [Akan Diterbitkan]
Ficção Adolescente[TERSEDIA DI PLATFORM HINOVEL] Sejak awal pertemuannya dengan seorang gadis bernama Vandra, ternyata Kevan malah diam-diam tertarik pada Vandra. Hingga tak disangka, bahwa Vandra adalah siswi baru di sekolahnya. "Gue harap, pertemuan kita ini menjad...