2. hate you

374 32 3
                                    

Stasiun Kingscross senantiasa terselimuti kabut. Tahun ini pun penuh. Libur panjang telah selesai. Saatnya kembali ke Hogwarts. Bagi Rose dan Albus ini tahun pertama mereka.

Keduanya sama-sama gugup. Apalagi Albus. James tak berhenti mengejek nya, kalau dia akan berakhir di Slytherin. Meski ayahnya sudah menenangkannya. Slytherin bukan hal buruk. Tapi setidaknya ia tidak ingin sendirian tanpa mengenal seorang pun di tahun pertamanya. Apalagi bagi para orang tua di keluarganya, mereka musuh abadi Slytherin. Bagaimana kalau dia di tindas??

Hermione memeriksa segala keperluan Rose, takut ada yang tertinggal. Padahal mereka sudah mengeceknya 2 kali di rumah.

"Taati peraturan dan berusahalah di setiap pelajaran sayang. Makan teratur, tidur teratur, jangan banyak makan daging nanti kau gemuk. Jangan makan banyak coklat dan berminyak nanti kau jerawatan —"

"Mom ...." Rose memelas mendengar rentetan petuah ibunya.

Hermione nyengir. "Oke terakhir sampaikan salam ibu pada Nevile dan Hagrid."

Rose membelalak. "Di sana mereka Professor Mom."

"Baiklah ... baiklah." Hermione mengalah. Dia menyenggol Ron untuk ikut mengucapkan kata-kata perpisahan.

Ketika Ron bereskpresi 'apa?' Hermione memelototi. Melihat itu Rose terkikik. Orang tuanya memang menghibur, terutama ayahnya. Rose lebih dekat dengan sang ayah  yang santai cenderung ceroboh dari pada ibunya yang sangat strict.

"Yeah. Baiklah. Jaga dirimu Rose." Ron berniat hanya menyampaikan hal itu, saat kemudian dia melihat keluarga Malfoy di sisi lain. "Oh. Itu Scorpius Malfoy. Kalahkan dia dalam semua mata pelajaran," ujar Ron setengah bercanda, yang kemudian Hermione memukul dan menegurnya. Mereka tak sadar pada pandangan kaget Rose.

Tanpa ada yang tahu keduanya bertemu mata. Rose hampir melambaikan tangan, saat dengan sengaja Scorpius melengos. Mengabaikannya. Rose bengong.

Apa-apaan itu tadi??

"Kakek Weasley tidak akan memafkanmu, kalau kau menikahi darah murni Rose. Jadi pastikan jauhi dia." Kembali ayahnya berkata.

Rose mengerjap bingung. "Jauhi siapa?"

"Tentu saja Scorpius Malfoy." Ayahnya menatap serius. Rose tidak merespon. Kemudian ayahnya tersenyum dan memeluknya. Tapi Rose tidak bisa membalas senyum maupun pelukan ayahnya. Dia masih diombang-ambingkan tanda tanya besar.

***

Shorting Hat menyeleksi satu persatu murid. Rose sudah ada di meja Gryfindoor, bersama James, Fred, dan Victory. Albus tinggal satu-satunya yang akan diseleksi. Entah kenapa mereka dapat urutan terakhir.

Keluarga Weasley harap harap cemas dengan hasil Albus. Termasuk Rose. Hanya James yang terlihat santai. Well bukannya meragukan ke Gryfindoor-an Albus. Tapi kadang Albus memang terlihat sangat ambisius. Apalagi dalam masalah balas dendam, jika dikerjai James. Dia bisa membalas dua kali lipat lebih baik dari James.

Akhirnya si topi bicara meneriakan, "Slytherin!"

Hening. Bahkan Slytherin tidak ada yang bertepuk tangan seperti sebelumnya. Mereka hanya .... Shock ...?!

Anak dari si Legend boy who lives— Harry James Potter—masuk Slytherin?? Pasti Albus adalah orang pertama yang masuk Slytherin dalam sejarah keluarga Potter apalagi Wesley.

Albus turun dan berjalan kaku ke meja Slytherin—

Plok....plok....plok....

incurable diseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang