12. Albus's Problem

236 28 54
                                    

Lily berlari di sepanjang koridor. Terlihat seperti karakter kelinci dalam Alice in Wonderland. Sayangnya Lily tidak membawa jam besar dan berteriak 'aku terlambat, aku terlambat.' Tapi benar, jika dia terburu. Karena dia harus segera menemukan Rose. Ada masalah besar yang harus diberitahukannya.

Setelah hampir menghabiskan setengah lebih energinya, ia menemukan Rose,-membaca tentu saja- di taman belakang rumah kaca.

"Hah...hah...hah.. R-..se, Ro-se." Di sela napas yang kepayahan, Lily mengagetkan Rose dengan kemunculannya yang tiba-tiba.

"Lily?? Kau kenapa? Kenapa kau tersengal tak jelas begitu?"

" Hosh ... ayo ... hosh ..," Lily langsung menggaet tangan Rose dan hendak cepat-cepat menariknya pergi.

Rose bertahan. Dia tak mau begitu saja diseret tanpa alasan dan tujuan yang jelas. Pertama dia harus menenangkan Lily dulu. Bisa-bisa sepupu tersayangnya itu pingsan kehabisan napas.

"Lily. Tenangkan dirimu," ujar Rose pelan sambil berbalik menarik Lily, membawanya duduk.

"Tenang. Ambil napas ... pelan ... pelan ..." Rose memberi instruksi. Lily mengikuti. Perlahan napasnya mulai stabil, dan rona wajahnya berangsur normal.

"Jadi ada apa sebenarnya, hem?" tanya Rose. Dia merapikan rambut Lily yang berantakan.

"Albus berkelahi dengan James."

"Hah?" Rose masih berproses mencerna. Albus - James berkelahi. Well. Tak ada yang spesial. Karena terlalu sering menjadi penengah, Rose sudah malas, dan membiarkan mereka berbuat sesukanya.

"Terus?"

Lily membulatkan mata. "Serius, Rose! Mereka berantem," ujar Lily greget. "Parah. Albus ngamuk dan memukul James tiba-tiba. Lalu semua chaos," terang Lily buru-buru, karena tau Rose masih belum konek seserius apa masalah ini.

"Mereka benar-benar berkelahi? Saling pukul ...?" Rose menatap Lily tak percaya. Se-Tom&Jerry-nya mereka, jika sudah masuk ke level perkelahian fisik, jelas ini serius.

Melihat Lily mengangguk keras, baru kepanikan Rose muncul ke permukaan.

"Di mana? Di mana, mereka sekarang?" Diguncangnya bahu Lily.

"Tadi mereka berkelahi di taman depan."

"Baiklah." Rose segera berdiri dan berlari. Melihat Lily yang ikut berlari, tampak kepayahan, dia berhenti sejenak.

"Lils, kau menyusul pelan-pelan saja. Jangan memaksakan diri. Aku akan segera menemui mereka dulu. Mengerti?!" titahnya dengan mommy mode.

Setelah, memastikan Lily menurutinya, Rose kembali berlari secepat yang ia bisa. Apa sih yang terjadi sebenarnya? Demi Merlin. Dua hari lagi mereka sudah akan angkat kaki dari Hogwarts menuju liburan musim panas yang ceria. Kenapa malah berulah sekarang?

Sialnya, Rose sama sekali tak punya pandangan sedikitpun mengenai, apa kiranya, akar permasalahan ini? Satu hal lagi yang mendadak membuatnya gusar.

Goddamnt it! Kenapa sekolah ini luasnya kebangetan?!

Dalam sengalan napas yang lebih parah dari Lily tadi, Rose berhasil sampai di taman yang dimaksud. Namun, sepertinya ia terlambat. Memang masih banyak yang berkumpul di sana. Bukti bahwa memang tadi terbentuk kerumunan. Sayangnya, begitu Rose coba menyusup sampai ke depan, dua objek yang ia cari sudah tak nampak.

Sapuan pandangannya berhenti pada Scorpius yang tengah menatap kearah lain. Rose mengikutinya, dan menemukan dua sepupunya tengah digiring dua wali asrama masing-masing.
----

incurable diseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang