10. True Feeling

249 31 102
                                    

Fanfic ini dibuat berdasarkan pada serial Harry Potter karya JK. Rowling.
Rose x Scorpius

***

Rose masih bangun saat semua temannya telah terlelap. Ia teringat akan paket yang belum ia buka tadi pagi. Dengan pencahayaan minim dari tongkatnya, Rose membuka sebuah kotak yang cukup besar. Menarik pita pembungkus dan mengeluarkan benda di dalamnya. Sebuah gaun warna merah panjang menjuntai hingga ke mata kaki. Berkerah V-neck menutup sampai ke bahu, tanpa lengan. Rose berdecak kagum. Pemberian ibunya.

"Wow," gumamnya lirih sambil membelai gaun tersebut. Kemudian satu kotak kecil lagi di dalam kardus besar itu. Rose terbelalak dan menutup mulutnya dengan tangan, takjub saat isi kotak kecil itu terekspos.

Sebuah kalung emas dengan bandul berbentuk bunga mawar berwarna merah. Sangat indah. Ada card kecil menyeraltai. For my lovely daughter. Percayalah, kau yang akan membuat kalung ini terlihat cantik. Bukan sebaliknya. Itu tulisan tangan ayahnya. Sekali lagi Rose dibuat terkesan oleh ayahnya. Kalung itu benar-benar indah. Seolah khusus dibuat untuknya.

Saat masih mengagumi kalung berbandul mawar itu, terdengar seseorang menggerumbel. Rose agak tersentak dan menengok ke sumber. Mackenzie dengan wajah setengah tidur, mencoba meraba selopnya dengan kaki. Gadis itu agak menyipit, saat melihat cahaya kecil di kamar mereka.

"Oh, Rose? Kau masih bangun?" tanyanya dengan suara masih ngantuk berat.

"Ya. Apa kau terbangun karena ini?" Rose mengacungkan tongkatnya yang bercahaya.

Mackenzie mengibaskan tangan. Dia teringat alasan dia bangun. "Aku harus ke kamar mandi," ucapnya lalu berlalu ke kamar mandi.

Beberapa saat kemudian Mackenzie, keluar dengan wajah yang lebih segar. Sisa kantuknya sudah tak berbekas. Ia menghampiri Rose yang masih berkutat pada paketnya.

"Wuah. Kalung yang indah."

"Iya kan?" ujar Rose bangga. "Orang tuaku mengirimnya pagi ini."

Mackenzie mengangguk. Dia berisyarat meminta ijin duduk di kasur Rose. "May I?"

"Sure. Just sit."

"Sangat cocok dengan gaunnya," ucap Mackenzie lagi sambil melihat-lihat gaun Rose.

"Yeah. Kurasa begitu."

"Jadi ... Besok kau akan pergi dengan Kim?"

Rose mengulum bibir.  "Begitulah."

Jujur Rose tak menyangka Kim akan mengajaknya. Dia pikir Kim akan pergi dengan Mackenzie mengingat mereka lumayan dekat setelah menjadi prefek. Ya walau hubungannya dengan Kim sama dekatnya. Jadi saat Kim memintanya seminggu yang lalu, Rose tak punya alasan menolak.

Kim itu baik, sopan, terlebih cowok itu sudah menolongnya beberapa kali. Dan dia pilihan terbaik, dari beberapa orang yang mengajaknya. Karna hal itu juga Rose sempat menimbang untuk mengikuti kelas dansa kilat, mengingat skill dance-nya cukup buruk. Setidaknya ia ingin jadi pasangan yang baik untuk Kim.

"Kau sendiri? Siapa pasanganmu besok?" tanya Rose penasaran.

Mackenzie tampak menghela napas, dan tersenyum tanpa melihat Rose. "Albus Potter."

Rose mendadak serius. "Albus? Dia melakukan sesuatu padamu ya?"

"Ngga kok. Aku hanya tak enak  menolaknya terus," kilah Mackenzie.

"Kau yakin?" Rose masih agak sangsi.

Mackenzie tersenyum meyakinkan. Memang ada sesuatu, tapi dia tak ingin membuat Rose khawatir dan nanti malah bertengkar dengan sepupunya. Bagaimana pun setelah ini dia rasa Albus Potter akan berhenti mengusiknya. Toh cowok itu tak betah lama-lama dengan gadis yang sama. Jadi Mackenzie tinggal menunggu Albus bosan saja.

incurable diseaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang