7 -

28 4 0
                                    


Now playing ~ Bazzi- Myself

Disebuah ruangan bernuansa tenang, yang terdapat buku buku dan boneka boneka. Novel duduk diantara meja yang menghadap jendela. Dia sedang mengerjakan tugas yang diberikan guru tadi siang.

"Ughh lumayan sulit juga ya?"

Dia berusaha memecahkannya meski terkadang dia mumet sendiri.

"Mah,El rindu" ucapnya sambil memegang sebuah bingkai foto.

Memang rindu itu jahat. Bahkan bisa datang diwaktu tidak tepat ataupun tepat. Meski terkadang menyesakan.

"Entahlah El rindu untuk saat ini. El rindu dimana bisa seperti anak anak lain. Sesosok ibu yang bisa menuntun anaknya mengurus anaknya. Memeluk anaknya ketika sedang rapuh. El juga pengen ayah ada disini. Jaga El seperti anak lain . Apakah El bisa seperti itu?" Tangisan Novel pecah begitu saja. Hingga ia tak mampu untuk menghirup oksigen. Sesak yang menjalar bahkan rapuh hatinya seakan menjadi sebuah benteng yang susah diruntuhkan.

Bagi El hidupnya itu sunyi. Layaknya malam tanpa suara suara alam.

Tiba tiba telponnya berdering.

" hallo? Apakah ini dengan ananda Novel?" Tanya seseorang dari seberang sana.

" iya ada apa ya? "

" Saudara Wisnu Januar Madison mengalami kecelakaan di Inggris saat akan pergi ke bandara. Dan ia sedang berada di ruang ICU sekarang. "

Novel terkejut bukan main. Mata ia mulai berkaca kaca bahkan sekujur tubuhnya sangat lemas. Sakit rasanya bahkan sesak juga hatinya. Novel segera pergi kebawah ke Omanya yang sedang menyiram bunga kesukaannya.

" OMAAA " teriak Novel sambil terisak dan lari lalu merangkul sang oma.

" Kenapa El? Ada apa? "

" Oma sekarang ke London. Cepat oma El mohon Oma"

" Kamu kenapa El ? Oma gak ngerti "

" Ayah kecelakaan ma. Dia kritis ma"

" Astaga!!. Ya udah cepat kamu beres beres oma mau pesan tiket dulu untuk kesana, kamu jangan nangis terus nanti oma ikutan nangis "

Novel hanya bisa mengangguk lalu pergi ke kamarnya. Sedangkan Oma ia segera pergi ke bandara untuk memesan tiket pesawat menuju london.

Setelah beberapa menit mereka menunggu akhirnya mereka dapat terbang juga ke London.

" Oma, besok sekolahku gimana? "

" tak apa, nanti oma bicarakan ke guru mu"

" oma gak usah dulu lah nanti El yang kasih tau temen temen"

" Kenapa? "

" gakpapa oma"

" Ya udah. Kamu istirahat saja "

Novel hanya mengangguk dan tersenyum. Omanya mengelus rambut Novel yang tergerai. Menurutnya cucunya ini sangat cantik, manis. Sama seperti ibunya. Ah sudahlah jangan suka mengungkit masa lalu, biarlah ia berbahagia di surga sana.

Tidak terlalu terbuka? Ya itulah Novel. Ia takut jika teman temannya akan khawatir tentangnya. Ia takut merepotkan orang lain. Lebih baik ditanggung diri sendiri meski jika sudah jengah dan tak kuat hingga perlu seseorang untuk mencurahkannya. Lika-liku hidup itu memang memang. Tapi, jika kita yang menjalaninya dengan ikhlas dan percaya bahwa tuhan selalu ada maka akan terasa mudah, ringan dan indah.

Belajar terbuka dan berbagi? Ya Novel sedang belajar terbuka dan bebagi dengan teman temannya. Tapi harus ada batasannya jugakan? Oma yang sering kasih tau kalo ia harus bisa berbagi keluh kesah dengan sahabat tapi harus tau batasan juga. Jangan sampe hal yang tidak baik sekali pun diceritakan. Cukup ketika kau gelisah, susah dan senang ceritakan kepadanya. Jika teman menanggapi kurang baik mungkin dia sedang banyak fikiran. Tetap berfikir positif saja.

NOVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang