9-

31 3 0
                                    

Setelah menempuh beberapa jam. Akhirnya Novel kembali ke negri tercintanya. Meski sedih karena sang Ayah tidak ikut tapi oma selalu berusaha membuat dirinya tersenyum. Lelah, itu yang dirasakan El. Beberapa jam lagi dirinya akan masuk ke sekolah. Namun, dirinya tak bisa tidur juga. Rasanya ingin segera pagi dan pergi kesekolah. Tapi dirinya juga takut kalau-kalau disekolah tidur.

Dirinya sampai di rumah pukul tiga dini hari dan langsung ke kamar untuk tidur.

"Non bangun non. Sudah jam 6 non" 

"Enghh"

"Bangun non. Udah siang. Nanti kesiangan sekolah" ucap bi Iyem.

"Iya bi. Aku bangun" lalu Novel bangun. Dilihatnya jam yang menunjukan pukul enam pagi. Dirinya harus cepat cepat mandi dan pergi kesekolah. Sudah berapa banyak pelajaran yang sudah ia tinggalkan.

"Yaudah bibi kedapur lagi" lalu pergi meninggalkan Novel yang masih mengumpulkan seluruh nyawanya.

Novel segera bergegas kekamar mandi untuk melakukan ritual mandi paginya. Setelah menghabiskan 20 menit untuk mandi dan 10 menit untuk bersiap-siap dan ini itu akhirnya selesai juga. Novel segera bergegas ke bawah untuk makan pagi bersama Omanya.

"Pagi Oma" Sapa Novel lalu mencium pipi sang Oma.

"Pagi cucu Oma. Ayo cepetan makan, nanti kesiangan lho"

"Iya Oma" lalu Novel membawa sehelai roti dan memolesnya dengan selai coklat kesukaannya. Setelah makan Novel segera berpamitan pada Omanya.

"Aku berangkat Oma"

"Iya hati-hati"

Novel segera bergegas pergi untuk mencari ojeg yang biasa. Memang Novel orang yang berada, namun dirinya enggan untuk memakai kendaraan palingan dirinya hanya memakai sepeda kalo dirinya lagi mood.

Setelah menempuh perjalanan sepuluh menit akhirnya sampai juga kesekolah. Tiba dikelas dirinya langsung diberi pertanyaan dari teman-temannya.

"El, lo perlu jelaskan"

"Iya iya"

"Jadi gimana?" Tanya Ferisha

"Gak ada yang nanya gimana kabar gue nih?"

"Ah elu. Ini lu ada ngapain harus nanya kabar lu?" Sengit Dhita

"Jahat amat sih" kata Novel lalu mengerucutkan bibirnya

"Gila gue liat lo kayak gitu El !" Kata Moria

"Iya. Jadi lanjut apa gimana?"

"Lanjutlah" kata mereka serempak

"Woy woy guru kimia dateng woy" ucap salah satu murid sambil berlari kocar-kacir.

"Yah" kesal mereka. Sedangkan Novel dia hanya menertawakan teman-temannya yang  kesal.

"Selamat pagi anak-anak, untuk sekarang kita ulangan harian!" ucap bapak kimia itu dengan muka yang bisa dibilang di manis-maniskan.

"APA PAK?!" serempak semua murid yang ada sana.

"Ah elah bapak ini memang-memang. Kerjaan nya ulangan dadakan pake embel-embel ulangan harian lagi. Gak sekalian ulangan bulanan biar disangka datang bulan?!" Gerutu Dhita.

"Gak ada yang ngebantah. Sekarang kumpulkan bukunya dan persiapkan perlengkapan ulangannya" perintah bapak kimia.

Semua murid hanya bisa pasrah jika menyangkut bapak kimia yang doyan ulangan dadakan tanpa ada intruksi dari jauh-jauh hari. Mungkin banyak versi guru seperti itu disetiap sekolah. Mungkin. Tapi, kalo gak ada guru seperti itu mungkin juga masa sekolah gak akan seru dan gak akan ada bahasan jika reuni nanti.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NOVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang