Part 1 (Identitas)

26 4 0
                                    


"Bund, aisyah mau jalan ke taman" pinta aisyah kepadaku dengan wajah imutnya.

Ku tersenyum dan mengangguk tanda mengiyakan permintaan anak pertamaku ini.

"Tapi aisyah ganti baju dulu ya sayang, bunda izin ayah dulu" ucapku sambil mengusap kepala aisyah lembut.

Tanpa basa-basi lagi aisyah pun langsung berlari ke lantai atas menuju kamarnya untuk berganti pakaian. "Aisyah jangan lari sayang, nanti jatuh" teriakku sambil tersenyum.

Ddrrttt dddrrrtttt hp'ku diatas meja bergetar, kuraih hp itu lalu mengangkat telfon."Assalamualaikum yah" ucapku.

"Baik kok suamiku, kita dirumah, oh ya yah bunda sama aisyah mau ke taman suamiku" jawabku.

"Tenang aja yah, kita bakal baik aja kok. Kalau nunggu ayah pulang dari kantor keburu aisyah ngambek" pintaku.

"iya, nanti ayah susul aja ke taman selesai kerja" usulku.

"waalaikumsalam" salamku kemudian menutup hp'ku.

Tak lama terdengar suara aisyah berteriak memanggilku.

"Bunda....." teriak aisyah sambil berlarian kearahku.

"iya sayang bunda?" jawabku.

"aisyah sudah ganti baju, ayo pergi bund" ajaknya. Aku lalu jongkok didepannya sambil memegang pipinya dan berkata "aisyah cantik banget nak, siapa yang memakaikan kerudung ini sayang?"

"aisyah sendiri dong bund, aisyah kan udah gede" jawab aisyah bangga.

"bener aisyah sendiri yang pakai kerudung sayang?" tanyaku lagi.

Aisyah mulai tersenyum sambil menampakkan giginya dan berkata "Iya bund tapi dibantu sedikit sama bi inah" ku tersenyum mendengar jawaban aisyah yang berani jujur padaku.

Memang sudah dari kecil aku dan suamiku mengajarkan aisyah untuk berani jujur, apapun yang terjadi. Dan Alhamdulillah aisyah selalu jujur dengan apa yang terjadi, bahkan saat dia memecahkan vas kesayanganku pun dia berani jujur padahal bi inah sudah menutupi kesalahan aisyah agar dia tak dihukum. Namun aisyah tetap saja tak mau bohong, itu membuat kami semakin bangga terhadap aisyah.

"Bi inah, tolong jaga rumah ya. Kita pergi dulu" pamitku kepada bi inah. Akhirnya aku dan aisyahpun pergi ke taman diantar supir, yups supir karena suamiku yang menyuruhku agar diantar supir saja.

Sesampainya di taman aisyah pun segera turun dari mobil dengan senang. "mbak langsung pulang saja ya pak, nanti kalau kita mau pulang kita telfon" ucapku kepada supirku yg bernama mita. Oh ya supir buatku memang disiapkan perempuan oleh suamiku, demi kebaikanku katanya. mencegah fitnah dan lain-lain, karena jika laki2 kan bukan mukhrimku.

"baik non" jawabnya.

Kemudian aku pun mengikuti kemana aisyah mau bermain, aisyah memilih bermain prosotan bersama anak sebayanya. Aku menunggunya di kursi taman tak jauh dari tempat aisyah bermain.

Tak lama kemudian ada suara mengagetkanku "istriku". Aku menoleh untuk melihat sumber suara, lalu kutersenyum dan berkata "ih ngagetin aja, untung bunda gak jantungan. Kalau jantungan trus mati gimana? Enak di ayah dong"

Suamiku lalu duduk disebelahku dan berkata "loh kok enak di ayah sih bund?" aku masih manyun dan menjawab "iyalah enak di ayah, kalau bunda mati ayah bisa cari istri baru" suamiku langsung tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawabanku.

"Bundaku tercinta, sejak kapan sih ayah bisa mencintai wanita lain selain bunda" jawabnya yang berhasil membuatku tersenyum.

Yups inilah suamiku, Abizard Altan Muttaqi namanya. Dia suami terbaik untukku dan sekaligus ayah terbaik untuk aisyah. "gitu dong bund, senyum. Bunda makin cantik lho kalau tersenyum gitu" rayunya.

Baitul MuslimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang