O'1

749 71 4
                                    

"Waktu adalah kado terbaik. Saat seseorang memberikan waktunya, dia sedang memberikan bagian dari hidupnya yang tak bisa diambil kembali."

===

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

===

         Kembali menapakan kaki di kota bandung setelah kurang lebih 5 tahun jennie tak pernah mengunjungi kota ini. Memantapkan nasibnya jauh dari sanak keluarga. Dia asli sumatera, berusia 24 tahun membuatnya mantap menata masa depan dipulau jawa.

"Barang lo udah semua?"Tanya mino adrian abang satu-satunya jennie yang ikut mengantarkan adik kecilnya ini.

"Udah."

   Selama disini ia tinggal bersama adik sang mama, Om seungri bersama istrinya dan juga anak laki-lakinya.

"Mba barangnya udah dikamar."Ucap june, sepupu jennie. Berbeda usia 1 tahun tidak membuat keduanya canggung.

"Iya makasih ya."

   Dia sangat dekat dengan keluarga ini, bahkan tak jarang june dan jennie tidur satu kamar walau sudah besar seperti ini.

    Sebenarnya ia ditentang mati-matian oleh ayahnya untuk mencari pekerjaan diluar kota, namun karena tekadnya ia pun memasukan lamaran kerja dibeberapa perusahaan swasta dibandung. Dan yang hebatnya lagi dia dipanggil untuk melakukan beberapa tes pekerjaaan. Alhasil ayahnya tak bisa menolak keinginan putri bungsunya tersebut.

"Lo ngelamar kerja dimana aja mbak?"Tanya june memasuki kamar jennie dan duduk diatas ranjang perempuan tersebut.

"Scoups group, PT. Tambra, gua lupa june, ada beberapa lagi sih. Ah iya satu lagi Bimantara Corp."Jawabnya.

"Perusaahan Gede tu mba, lo yakin?"Tanyanya

"Lo ngeremehin gue?Kita belum tau kan belom dicoba."

"Diperusaan june aja, lagi buka lowongan juga?"Tawarnya.

"Perusaahaan apa?"

"The Wure corp."

"Gila. Ga deh terlalu gede perusaan kamu. Itu nambah bikin mba ga yakin."

"Kan ada june, june kenal pimpinannya kok."

"Ga deh kesian yang lain kalo setiap perusahaan ada koneksinya kaya gitu. Nanti deh kalo beberapa tes mba ga ada yang masuk ntar mba minta tolong kamu."Jelasnya.

"Iyaa udah bilang aja nanti."Jawabnya berbaring dikasur pink milik june bermain handphone. "Ohiya june juga ada kenalan di bimantara. Mau gue kenalin ga?"

"Mba mau usaha sendiri, nanti kalo mba butuh mba kasih tau kamu deh."

"Iya iya, dikasih mudah ga mau."

"Ga gitu lah."

 ====

   Entah mengapa hatinya jatuh pada kota ini,sebenarnya ia juga mendapat panggilan dari jogya,bahkan sudah disuruh bekeja disalah satu perusahaan disana, tapi ia tolak dengan alasan tak diberi izin orang tua. Alhasil hatinya berkata ia harus mengadu nasib dikota bandung.

   Tak terlalu buruk, ia cukup baik mengenal bandung, ia menghabiskan waktu kecilnya dibandung walau tak terlalu sering datang ia cukup ingat beberapa moment dibandung.

Pagi ini jennie sudah bersiap untuk melakukan tes, dengan setelan kemeja longgar dan rok span ketat miliknya membuatnya terlihat sangat anggun.

"Udah dipersiapin semua jen?"Tanya Om seungri kepadanya.

"Udah om."

"June buruan berangkat sana, nanti mba jen telat."Ucap bunda dara kepadanya.

"Iya ndah."

"Bun om jennie pergi dulu yah doain."

"Pasti keterima percaya deh."Ucap Om seungri mengelus pucuk kepala jennie.

    tak butuh waktu lama pun sudah duduk diperusahaan bimantara corp. Setelah dari Scoup tadi ia langsung ke bimantara corp. Sehingga duduklah dia bersama calon karyawan yang lain.

"JENNIE ADRIAN."

   Menghembuskan nafas berkali kali sebelum ia memasuki pintu itu sama sekali membuatnya tak tenang, berbeda dengan Scoup tadi ia tak setegang ini.

   Saat masuk ruangan itu ia berhadapan dengan 3 orang berjas rapi yang ia tebak harganya selangit.

"Selamat pagi."Singkat karena ia tak tahu untuk berucap apa. Karena ketiga lelaki ini hanya memandangnya bingung.

"Dengan siapa?"

"Ah Jennie adrian."

"Saya sudah liat CV anda. Cukup menarik. Saya ingin tahu alasan anda ingin berkerja di bimantara corp?"Tanya pria disebelah kanan.

"Sebenernya tidak ada alasan spesisfik saya melamar pekerjaan disini, tapi alasan saya yang sangat penting satu. Supaya angka pengangguran berkurang."Jawabnya asal dan membuat ketiganya nampak terkekeh.

"Anda pikir ini ajang bermain?"Tanya pria disebalah kiri.

"Tidak saya serius kok."Jawabnya lagi tak kalah gentar.

   Namun ia tak ditanggapi oleh ketiga pria tersebut, sampai pria yang berada ditengah melakukan panggilan melalui telfon kantor.

"Baiklah tunggu di ruangan sebelah. Silahkan."Jawabnya pria yang berada ditengah tersebut.

"Terima kasih."

   Jennie pun keluar ruangan tersebut nampak lesu, karena sepertinya tak bisa diharapkan banyak dari wawancara tadi.

  Saat ia menunggu diruangan yang telah disebutkan, munculah lelaki menggunakan jas rapi, tinggi, rambut yang tidak menggunkan gel rambut sehingga ada kesan berantakan, dan wajah tegasnya.

"Selamat pagi. Saya Jennie adrian."

"Anda tahu saya?"Tanya pria tersebut. Membuat kening jennie berkerut. Belum genap ia berada disini selama 2 jam tentunya ia tak tau siapa pria dengan gaya slengeannya duduk diatas meja didepan jennie. Wajah songongnya membuat siapapun kesal melihat wajah itu.

"Maaf pak saya belum tau."

"Anda saya terima."

  Untuk sepersekian detik jennie bungkam, ia tak tahu harus bereaksi seperti apa, ini sungguh keberuntungannya pada hari ini.

"Loh pak. Serius?"Tanya jennnie memastikan.

"Iya saya serius. Atau kamu menolak?"ucap pria tadi.

"Engga pak saya ngga nolak, tapi ini serius pak? Kok langsung diterima pak?"Tanya jennie bingung dengan terus membulatkan mata sipitnya.

"Jadi kamu menerima tawaran saya atau tidak?kalau tidak silahkan keluar dari ruangan ini."Jawabnya membuat jennie terdiam.

"Ehh iya pak saya terima."Jawabnya semangat.

   Pria tersebut melakukan panggilan melalui handphone pribadinya.

"Segera keruangan tempat wawancara, bawa berkas yang telah disiapkan." Ucapnya dan langsung memutuskan panggilan.

   jennie pun sempat melirik pemilik mata elang itu. Bisa diperkiraan bawah ia manager diperusaahan ini atau paling tinggi direkturlah.

"Saya sudah melihat CV kamu, dan nampaknya kamu berpengalaman dibidang ini. Pernah bekerja disuatu perusahaan?"Tanyanya.

"Iya pernah pak, cuma perusahaan kecil."Jawabnya, padahal ia bekerja diperusahaan abang songongnya.

Kemudian dia diam, membuat jennie juga bungkam, ia berusaha mengatur detak jantungnya, entah mengapa bersama dengan lelaki didepannya ini membuat ruangan ini terasa pengap, ditambah tatapan mengintimidasi dari mata elang tersebut.






====

[A/n : Yeay chapter pertama cerita ini, silahkan menikmati.
Jangan lupa vote dan commentnya.]
Terimakasih

OLDER'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang