Aku berjalan menelusuri Yogya. Di bawah cuaca hitam putih aku berpose dengan senyuman keakuan. Bukit Bintang tak lagi terjamah. Riuh kampus samar terdengar. Tapi cinta di sisi kepalamu mungkin butuh pelukan hangat.
Saat kepergianku semua menjadi luar biasa. Dan aku menangis di sela-sela kapel, di sela-sela doa, di sela-sela ketiadaan. Kehampaan. Berlari menyisakan sesal di seberang pulau yang jauh. Itu mungkin salah satu jalan untuk tak menjadi aku.
Banjarbaru, 20/02/2018