Mohon maaf part nya acak
Happy reading aja lah ya :(Pukul 5 pagi, Vanya terdiam di depan cermin. Setelah keunfaedahan yang disebabkan oleh Prama, aslinya Vanya gak tidur lagi. Pengen deh rasanya nyemplungin dia ke pengadukan semen terus Vanya taplokin ke tembok. Tapi hati ini benar-benar tidak tega, cause bos nya itu... Cogan.
“Teteeeeeeeeh!!!” Vanya terperanjat kaget. Suara menggelegar Mamanya disusul dengan gelas diatas nakas yang pecah. Bisa dibayangkan seberapa cemprengnya itu suara memekakan telinga. Dewi, nama sang Mama menggedor-gedor pintu kamar putri tercinta. Kenapa gak sekalian dobrak aja coba? Biar tetangga pada datang beramai-ramai ke rumah. Vanya bangkit dari duduknya dan lantas membuka pintu kamar dengan tatapan datar ke arah Dewi.
“Teteh diba... eh lah ada setan dari mana kamu subuh gini udah rapi? Hmmm... mau nge det sama bos kamu itu ya?” Dewi menggoda anaknya itu dengan menaikturunkan alisnya.“Ih apaan sih, Ma? Nggak ih! Apaan lagi nyebut nge-date aja masih salah”
“Nge Gas si Teteh”
“Abis Mamanya sih, masih pagi buta udah bikin aku keki. Gak si kampret gak Mama, bawaannya bikin keki!”
Baru saja ingin cemberut, Dewi memukul bibir putrinya itu dengan spatula yang dipegangnya.
“Tuh mulut ya! Udah sana sarapan!” Dewi memelototi Vanya dengan garangnya.
08:00 am
Entah sudah berapa kali Vanya tengok sana tengok sini tapi gak maju-maju layaknya kipas angin. Lehernya rasanya sudah sangat pegal. Ini sebenarnya angkutan umum pada kemana coba? Apa mogok kerja karena tarif yang dipatok terlalu rendah? Ah sudahlah lupakan. Yang harus Ia pikirkan sekarang adalah bagaimana Ia memberikan alasan keterlambatannya nanti pada sang Bos. Lagian hari pertama kerja kenapa harus telat coba, gak banget deh.Vanya berdiri dengan gelisah sampai Ia mengernyit karena silau disusul dengan suara klakson mobil. Mobil yang terlihat luxurious itu berhenti tepat di depannya. Sang pemilik menurunkan kaca mobilnya dan nampaklah seorang pria yang bikin goyah iman dan takwa.
“Mau bareng sama saya?” Ia melepaskan kacamatanya lalu menggantungkannya dicelah kancing atas kemejanya.
Hal ini sontak membuat Vanya terpesona. Ini di depan gue bukan manusia kali ya? Malaikat nyasar ke bumi kah? Kenapa gantengnya itu kayak tokoh para dewa mitologi Yunani sih? Kan...
“Udah puas liatinnya? Sekarang cepat naik! Sebelum saya tinggal kamu. Ayo!” Pikiran Vanya buyar seketika setelah Prama mengatakan hal itu. Yang tersisa sekarang hanyalah malu karena kepergok liatin bos sendiri sampai segitunya. Bagaimana nasib pipinya saat ini? bisa dipastikan memerah layaknya udang rebus.
“Eum... Tidak usah, Tuan. Terima kasih” jawab Vanya. Padahal sebenarnya mau, mau banget! The definition of munafik. Sebetulnya Vanya ini minder, dia sadar diri kali! Masa gadis kampungan sepertinya menaiki mobil CEO perusahaan terbesar di Ibukota. Lihat saja penampilannya, udah ganteng, tubuh atletis, Fashion nya pasti mahal-mahal. Sementara dirinya, hanya memakai Dress seadanya. Vanya memindai penampilannya sendiri dari atas sampai bawah. Hanya dress selutut warna putih bermotif bunga-bunga, dipadukan dengan heels senada, tatanan rambut seperti biasanya, ya... hanya dijepit tengah terurai.
“EKHEM!” Vanya mendongak, mendapati bos nya sudah ada di depannya. Sungguh Bos nya itu the real definition of tiang listrik. Atau sebetulnya Ia yang terlalu pendek gitu? Prama memegang tangan kanan Vanya dan menuntunnya untuk masuk ke mobilnya. Jantung Vanya berdegup kencang dan tak bisa berkutik bahkan sampai di dalam mobil pun Prama yang memasangkan seatbelt karena sekretaris barunya itu seakan mati.
“Gak pernah naik mobil ya? Kaku gitu. Gimana layanin suami ntar”
Eh? Nge- jleb banget gitu.
“Atau kamu speechless deket saya? Hmmm... udah biasa sih cewek kalo deket sama saya bawaannya gitu mulu. Saya yang terlalu tampan atau bagaimana?” ujar Prama dengan pedenya. Dih! Kalau ngomong suka bener. Vanya yang tengah menunduk spontan menoleh pada Prama.“Apa? Emang bener kan? Degup jantung kamu aja sampai kedengaran” Prama terkekeh pelan. Berbeda dengan Prama yang terlihat terhibur dengan sikap sekretarisnya itu, Vanya malah merasa semakin malu dan tertekan. Aduh Mama tolongin, Vanya pengen nangis aja rasanya. Lagian kapan jalannya ini mobil udah gak tahan dia. Udah pengen ngibrit. Dan setelah beberapa saat, akhirnya Prama menyalakan mesin mobil dan melaju. Namun baru beberapa menit, Prama berujar
“Panda?” Vanya menoleh. Layaknya seorang idiot Ia menoleh ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang. Ekspresi begonya tolong di kondisikan saudari Vanya. Melihat itu Prama tertawa walau hanya sebentar.
“Saya panggil kamu”Oh, Dia ya? Enak aja ni orang ganti ganti namanya sembarangan. Hasil akikah 7 hari ini dikasih nama Vanya tuh. Ini seenaknya di plesetin jadi Panda. Nggak banget deh ish. Tapi Vanya mencoba untuk bersabar untuk yang kesekian kalinya. Tekanan darahnya harus aman pokoknya. Gak mau tahu.
“oh, Iya, Tuan ada apa?” Tanya Vanya. Prama tak kunjung menjawab. Namun...
“Kamu tepos ya” celetuk Prama.
“Hah?!!” Vanya sontak proteksi diri dengan menutupi dadanya. Iya tau dia itu tepos, tapi ya jangan diginiin juga kali!. Dan bukannya berhenti, Prama dengan wajah tanpa dosanya melanjutkan ucapannya itu.“Iya tepos, gak enak nanti kalau saya grepe-grepe”
Wah, ni orang minta di karate kids sama gue ya?. Luntur sudah kekagumannya pada sang Bos.
Lu emang ganteng tuan CEO
Tapi kamvretnya gak ketulungan.
Dan otak geblek plus mesum Lo lebih mendominasi
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kamvret Boss [EDIT VERSION]
Humor#1 in sekretaris 23/09/2019-29/10/19 #1 in kocak (entah sejak kapan) #1 in ZhangZhehan [Boss projects 1] "Panda,beliin saya cilok dong!pake bumbu rujak tapi,Cepetan!!5 menit gak bawain apa yang saya mau,kita ngedate di hotel Horizon" "Lah tuan,mana...