Jam istirahat kerja sudah terlewatkan Sedari tadi, fokus Vanya hanya tertuju pada berkas di
depannya yang numpuk itu. Kirain tugas sekretaris itu gampang, ternyata berat banget.
Belum mengerjakan ini itu, mengatur jadwal, pembukuan, dan bla bla bla yang membuat
Vanya pusing sendiri. Tapi ya Ia harus tanggung risiko kerja di perusahaan super duper besar
ini. Kerja gak maksimal? Ya udah, di pecat. Atau nggak, diturunkan dari jabatannya.Entah di jam berapa namun saat lambungnya sudah berdemo minta asupan, Vanya mengubek-ngubek
isi tasnya. Ah, akhirnya. Sandwich ala-ala sang Malak alias Mama galak nya tersaji di depan
mata. Mama Dewi memang the best lah pokoknya. Vanya memakan 2 sandwich itu lahap
dengan tangan yang satunya lagi sibuk mengetik ini itu di komputer. Ia tidak mau tahu
pokoknya pekerjaan sebesar gunung dosanya itu harus selesai hari ini juga. Titik gak pake
koma apalagi tanda tanya. Sedang fokus-fokusnya, telepon berbunyi kriiing kriiing seperti
bunyi bel sepeda.“Hallo? Ada yang bisa saya bantu?” ujarnya
“Panda, sini bentar”
Vanya tahu persis suara siapa ini. Suara ini Juga lah yang membuatnya tidak tidur lagi
semalam. Ia menoleh ke ruang kerja Prama hanya untuk melihat Prama melambaikan tangan
padanya. Ini sebenarnya bagi Vanya hal yang unfaedah sih, Apa susahnya coba berjalan
sedikit ke ruang kerjanya lalu masuk. Tapi, itu kan haknya Prama. Wong perusahaan ini
miliknya. Tapi Vanya tetap kesal sendiri. Takutnya Prama minta hal yang aneh-aneh. Bosnya
itu kan memang sedikit tak waras. Ingat, hanya sedikit. Meskipun dengan setengah hati,
Vanya tetap memenuhi panggilan bosnya itu."Ada apa tuan?"
“Kalo kerjaan kamu udah selesai, buatin saya jadwal. Kamu yang ngatur jadwal saya, karena
itu kan tugas kamu. Saya mau jadwalnya itu tersusun rapi dan terencana dengan baik”“Baik” Vanya mengangguk dan tersenyum tipis.
“Ada lagi, Tuan?”
“Nggak, kamu boleh kembali” Prama kembali fokus lagi pada laptopnya.
Vanya berbalik dan mengepalkan tangannya di depan dada. Apa-apaan coba bosnya itu
memintanya ke ruangannya hanya untuk menyuruhnya membuatkan schedule. Tanpa
diperintahpun Ia pasti akan membuatkan hal itu. Sok-sok’ an ada hal penting. Kesal hati
Vanya kesal!19:00 PM
Akhirnya pekerjaan Vanya selesai juga. Ia merapikan meja kerjanya lalu menyambar tasnya
berniat untuk pulang. Si bos kamvret itu kayaknya sudah dari jam 4 sore sudah pulang.
Karena memang waktunya untuk pulang sih.Demi apa Vanya sampai lupa waktu hanya
karena pekerjaan yang numpuk, padahal besok dilanjut kan juga bisa. Tapi Vanya bukanlah
tipikal orang yang suka menunda-nunda pekerjaan. Makin banyak ditunda, makin numpuk
dan makin nggak kelar-kelar deh tuh kerjaan.Lelah iya, pusing iya, ditambah perutnya yang keroncongan minta makan. Vanya mengunci
ruangan lalu berjalan menuju lift. Kantor sudah sepi sepanjang Ia menelusuri lobi. Hanya ada
beberapa office boy dan security perusahaan. Sampai di depan, Vanya mencari angkutan
umum. Namun tiap Ia melambaikan tangan, Tidak ada yang berhenti karena penuh lah,
Sopirnya mau pulang lah, hingga setengah jam berlalu, Ia masih berdiri di tempat yang sama.Masa iya malam ini Ia harus tidur di kantor? Kalau kantornya angker di malam hari gimana?
Ih seram. Tengah sibuk dengan pikirannya, lagi-lagi Ia dikejutkan oleh suara klakson mobil.
Vanya mengernyit heran, bos nya itu bukankah sudah pulang dari tadi? Kok masih disini
sih?. Pasti mau ngajak pulang bareng. Batin Vanya“Naik!” Ujar Prama
“Nggak...”
“Jangan nolak. Mau nunggu sampai kapan disini? Sampai lumutan? Lagian mana ada
angkutan umum yang ngangkut kamu, jam segini cewek rambut panjang pake dress putih
wajah pucat. Yang ada mereka kabur duluan” , Dengan terpaksa -tidak juga sih- Vanya
nebeng pada Prama, again.“Pulangnya ke apartemen kan?”
“Tidak, saya pulang ke rumah. Tuan, nanti saya turun di halte depan sana aja” Vanya
menunjuk Halte bis di depan sana.“Loh, karyawan perusahaan saya semuanya tinggal di apartemen perusahaan. Emangnya
Hera belum kasih tahu kamu?”“Hera siapa? Dan memberitahu apa?”
“Astaga, Panda! Dia yang mengatur tempat tinggal karyawan saya. Harusnya kamu tinggal di
apart perusahaan, apalagi kamu sekretaris saya”. Prama terlihat mulai emosi. Sedangkan
Vanya hanya diam, tak tahu harus bicara apa.“Rumah kamu dimana?” Tanya Prama
“Sudah saya bilang, saya turun di halte depan saja. Jarak rumah saya ke kantor kan 2 jam, Tuan”
“2 jam?”
“Iya, jadi saya tidak ingin merepotkan Tuan hanya untuk mengantarkan pulang”
“it’s ok, saya anterin aja”
“Tuan, tapi...”
“Udah nurut aja. Nanti kalau udah nyampe kasih tahu saya”. Melihat kekeraskepalaan Prama,
Vanya mengangguk dan tersenyum tipis. Dipikir-pikir, bos nya itu baik juga ternyata. Hihi.Udah ganteng, baik, perhatian sama karyawan pula. Ini Mama Vanya di rumah pasti heboh
nih pulang kerja di hari pertama anaknya udah bawa pulang jackpot.Dan setelah itu
sepanjang perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 2 jam, tidak ada topik sama sekali.
Sampai rumah pun sudah larut malam. Jalanan sangat macet tadi. Kalau misalkan Bos nya
langsung pulang setelah mengantarkan dirinya dan di jalan kenapa-kenapa gimana? Dan
Mamanya bukannya khawatir malah terpesona duluan."Ini bos kamu, Teh? Ya ampun kok ganteng banget sih? Masih muda lagi, Haduh ini mah
cocok jadi mantu idaman Mama atuh” Yaps, logat Mamanya Vanya itu khas Sunda banget
memang.“Mama!” Vanya melayangkan tatapan peringatan pada Mamanya itu, namun tak digubris
sama sekali oleh sang Mama. Aduh ini bikin malu banget tau gak. Prama apalagi, disanjung
begitu beuuuh nge-fly deh. Ini kenapa Mamanya dan Bos nya sinkron gini sih!“Kamu nginep disini aja ya, Nak? Udah larut banget ini. Kamu bisa pakai kamarnya Vanya. Biar nanti Vanya tidur di kamar tamu”
“Mama” Vanya protes dengan tatapan lelah
“Apa? Keberatan? Yaudah sana tidur sama nyamuk di luar”, sungguh tega pada anak sendiri.
Ini masalahnya Mau disimpan dimana wajahnya nanti saat Bos nya itu tahu kalau kamarnya
itu... ah itu pokoknya. Belum juga Vanya ingin berkilah, Prama langsung mengiyakan
perkataan Mama Dewi. Bisa kena bully si Bos ini kalau gini caranya. Ingin tetap ngotot, tapi
saat melihat raut wajah letih Prama, Vanya jadi tidak tega. Yasudah lah tak apa, Vanya
mengantarkan bos nya itu ke kamarnya dan Ia mengalah tidur di kamar tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Kamvret Boss [EDIT VERSION]
Humor#1 in sekretaris 23/09/2019-29/10/19 #1 in kocak (entah sejak kapan) #1 in ZhangZhehan [Boss projects 1] "Panda,beliin saya cilok dong!pake bumbu rujak tapi,Cepetan!!5 menit gak bawain apa yang saya mau,kita ngedate di hotel Horizon" "Lah tuan,mana...