"Bagus ya, pulang malam dan sekarang bangun siang. Sudah merasa jadi tuan putri di rumah? "
Yonna sudah biasa mendapat sendirian semacam itu di rumah. Setiap ayahnya pergi ke luar kota, ibu tirinya selalu memberikan tugasnya di rumah pada Yonna.
Semalam ia memang pulang larut malam karena harus menemani pria yang menyewanya pergi ke pesta malam di sebuah club malam. Dan kini, ia bangun sedikit lebih siang dari biasanya. Tidak ingin mendengar omelan ibu tirinya, Yonna seakan menulikan telinganya sambil berjalan ke kamar mandi.
"Aku bicara denganmu pelacur sialan! " Sekali lagi Yonna harus mendengar satu kata yang sangat ia benci. Ia benar-benar tidak suka dikatakan sebagai pelacur meskipun pekerjaannya nyaris sama dengan seorang pelacur.
"Tutup mulut Anda sebelum anda menyesal! " Ujar Yonna memberanikan diri untuk melawan Ibu tirinya.
"Tidak mau disebut pelacur? Lalu mau disebut apa? " Ujar ibu tirinya.
"Saya bukan pelacur. Lebih baik anda diam dan kerjakan saja apa yang seharusnya menjadi tanggungan anda! " Ujar Yonna.
"Begitu ya? Kau tidak mau melakukannya? Kau mau bebas dari pekerjaan rumah? Baik. Pergi sana. Pergi ke sekolah, sana! " Ucap Ibu tirinya dengan kasar. Yonna tidak menanggapinya. Tapi beberapa detik kemudian ibu tirinya kembali bersuara memanggil seseorang. "Ayuma."
Terdengar suara langkah terburu-buru seseorang yang sangat Yonna kenal. Dialah Ayuma Aurelie, adik kandung Yonna.
"Iya, bu. Ada apa? " Tanya Ayuma ketakutan.
"Bereskan dapur, dan pel semua ruanhan! " Ujar ibu tirinya.
"Tapi bu, saya mau ke sekolah. " Jawab Ayuma.
"Terus aku peduli? Mau sekolah atau tidak. Kalian tetap saja tidak akan berguna! " Ujar ibu tirinya.
"Sekali lagi jaga bicara anda. Jangan mentang-mentang ayah sangat mempercayai anda, anda jadi seenaknya sendiri memperlakukan kami. Terutama adik saya! " Sahut Yonna tidak suka melihat ibu tirinya memperlakukan adiknya dengan seenaknya sendiri.
"Siapa kamu, nggak usah ngatur-ngatur. Cepat kerjakan atau Ayuma yang mengerjakan! Dasar anak-anak tidak berguna. " Ujar ibu tirinya.
"Anda tidak bisa melakukan ini pada kami. Kami lebih berhak disini daripada anda! " Ujar Yonna menentang.
"Apa? Sudah merasa berkuasa? Asal kalian tahu, ayah kalian ya nh banyak hutang sudah menggadaikan sertifikat rumah ini sejak ibu kalian pergi meninggalkan kalian. Aku lah yang menebusnya. Aku! Jadi cepat kerjakan atau aku akan mengusir kalian dan juga ayah kalian ke jalanan! " Ancam ibu tirinya sebelum meninggalkan mereka di dapur.
Selama ini Yonna tidak tahu bahwa Ayahnya telah menggadaikan rumah satu-satunya mereka.
"Kak." Lirih Ayuma. Yonna menatap adiknya yang mulai berkaca-kaca.
"Mandilah! Kamu harus sekolah! " Ucap Yoona.
"Tapi, kak. "
"Tidak apa-apa. Aku akan mengerjakannya secepat mungkin. cepatlah mandi! " Ucap Yonna. Ia begitu menyayangi adiknya, ia tidak tega jika harus melihat adiknya diperlakukan dengan semena-mena oleh ibu tirinya. Ia tidak akan membiarkan itu terjadi.
........
Kembali datang ke sekolah dengan jam yang sudah mepet, Yonna lebih terlihat buru-buru. Ia harus berjalan cepat atau lebih tepatnya berlari hingga ia sampai di dalam kelasnya. Meskipun ia tidak terlihat seperti murid teladan, tapi Yonna tidak pernah mau ketinggalan pelajaran. Baginya pendidikan sangat penting baginya. Ia ingin menjadi orang yang berpendidikan sehingga bisa mudah mencari pekerjaan di masa mendatang.
Lagi-lagi, ia menerima lembaran kertas yang sama seprti kemarin, bedanya ia menerima kertas itu bukan dari temannya. Melainkan langsung ia temukan di bangku kelasnya.
Yonna tidak mau ambil pusing. Biarlah orang yang mengirim kertas itu mungkin kurang kerjaan makanya ia sangat sibuk mengurusi hidup orang lain.
"Yonna, kertas apa itu? " Tanya seorang guru yang sedang mengajar saat itu.
"Hanya kertas bekas pembungkus roti, bu. Saya lupa membuangnya. " Jawab Yonna berbohong. Untungnya guru itu percaya pada jawaban Yonna.
Entah bagaimana tanggapan gurunya jika saja ia tahu apa yang sebenarnya ada di dalam kertas itu. Tulisan terkutuk yang sangat amat dibenci oleh Yonna.
"Baiklah. Sekarang kau kerjakan soal nomor lima di depan! " Ucap Gurunya.
"Baik, Bu. " Jawab Yonna. Ia segera maju dan mengerjakan soal yang gurunya berikan di papan tulis.
Jauh di bangku paling belakang, seorang murid laki-laki tidak membiarkan pandangannya teralihkan dari Yonna yang sedang berdiri di depan dan memunggunginya. Sesekali ia tersenyum melihat Yonna. Yonna begitu cantik dan menarik meskipun ia hanya melihatnya dari belakang dan kejauhan sekalipun.
Dialah Arshaka, Laki-laki yang sejak dua tahun yang lalu menaruh hati pada Yonna tanpa ada seorang pun yang tahu. Termasuk Yonna. Arshaka tentu saja tahu bahwa Yonna sering keluar bersama pria-pria dewasa yang berbeda setiap harinya. Tapi, ia tidak peduli. Yonna terlalu indah untuk dilewatkan. Bagi Arshaka, Kecantikan Yonna sangat menutupi sikap Yonna yang yang berganti-ganti pria. Ia tidak peduli meskipun Yonna bukanlah gadis baik-baik sekalipun, perasaannya akan tetap sama.
"Arshaka. Lengkapi jawaban yang Yonna kerjakan di depan. Sebagai hukuman karena kau sudah lebih dari lima menit melamun tidak jelas! " Ucap gurunya yang sedang berdiri di samping Yonna dengan penggaris kayu di tangannya. Arshaka tentu merasa sedikit kaget mengetahui bahwa gurunya memergoki dirinya yang sedang melamun menatap gadis pujaan hatinya.
"Baik, bu. " Jawab Arshaka. Ia pun segera berdiri, berjalan maju ke tempat dimana Yonna masih berdiri di sana.
"Yonna, kembalilah ke tempat dudukmu! " Ujar gurunya. Yonna menganggukkan kepalanya.
"Baik, Bu." Jawab Yonna sopan. Yonna tidak merasa ada sesuatu pada Arshaka. Baginya Arshaka hanya laki-laki yang kini masih berstatus sebagai teman sekelasnya. Teman laki-laki yang tidak penting bagi Yonna.
Bahkan, bagi Yonna memiliki teman atau tidak bukanlah menjadi masalah besar. Yang jadi masalah adalah jika ia tidak memiliki pendidikan yang bagus. Maka dari itu, Yonna sama sekali tidak merasa kesepian meskipun tidak pernah ada teman yang selalu bersamanya.
.......
Jam istirahat dimulai tiga jam setelah mata pelajaran pertama dimulai. Seperti biasa, Yonna tidak pergi ke kantin maupun berdiam diri di kelas. Melainkan ia pergi ke perpustakaan untuk sekedar membaca atau mengerjakan PRnya yang belum terselesaikan di rumah.
Laki-laki bernama Arshaka itu juga tidak lepas dari Yonna. Ia mengikuti Yonna sampai ke perpustakaan meskipun Ia tidak menyukai tempat yang identik dengan keheningan itu. Tapi, sekali lagi, keinginannya terhadap Yonna mampu mengalahkan semuanya termasuk membuat dirinya melakukan apapun yang tidak ia sukai.
"Tumben ke perpustakaan? Kerasukan? " Komentar salah satu teman laki-laki terdekat Arshaka yang melihat Arshaka baru saja duduk di bangku perpustakaan sekolahnya.
"Katakan saja begitu. Aku lebih suka kalau kau diam dan baca saja semua buku disini. " Jawab Arshaka sambil menunjukkan senyum evil nya.
"Ya nanti akan kubaca setelah aku tahu alasanmu mendadak masuk ke ruangan hening ini. " Kata temannya itu pelan menjaga situasi agar tetap tenang.
Keheningan pun kembali menyapa. Arshaka masih memperhatikan apa saja yang Yonna lakukan tanpa seorang pun yang tahu. Arshaka sangat pandai mengintai seseorang sehingga tidak akan ada yang tahu bahwa ia sedang mengintai pujaan hatinya, Yonna.Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are My Destiny
RomanceSUDAH TERBIT. "Pertama, kau menyebutku pelacur. Kedua, kau mengambil keperawananku dengan sangat kurangajar. Sekarang apa yang kau inginkan? " Yonna sudah sangat muak dengan Arshaka. "Aku ingin kamu. " Ucap laki-laki itu. "Aku? Apa yang kau ing...