Sebuah Pertemuan

2.2K 236 3
                                    

Kirana masuk ke dalam gugus 10-6, namanya berada di kelas tersebut. Riri kebetulan satu kelas bersamanya. Mereka berdua dengan kikuk masuk ke dalam kelas yang ternyata sudah ramai terisi. Kirana mengamati satu persatu wajah yang sudah tidak peduli dengan apa pun kecuali keinginan untuk pulang. Dengan malu-malu dan terburu-buru Kirana dan Riri mengenalkan diri mereka dihadapan kakak-kakak kelas pembina gugus yang terlihat sekali tampak sudah bosan dengan hanya duduk di kelas sedari pagi.

Setelah berbasa-basi menjelaskan alasan mereka datang telat akhirnya mereka diperbolehkan duduk di bangku belakang. Satu-satunya meja yang tersisa.

"Hari pertama yang aneh," kata Riri sambil menawarkan air mineral ke Kirana. Akhirnya mereka berdua memiliki waktu senggang untuk benar-benar saling mengobrol satu sama lain dengan santai.

Kirana mengambil botol minuman dari tangan Riri sambil mengucapkan terima kasih.

"Videonya jadi beneran ke upload enggak sih?" tanya Kirana penasaran.

"Enggak sih, di lapangan tadi sinyalnya jelek. Tapi, kerekam kok videonya. Buat jaga-jaga." Riri memperlihatkan handphonenya.

"Sebenarnya enggak harus berakhir seperti ini sih, tapi memang kakak-kakak kelas cewek yang tadi norak-norak banget."

Riri mengangguk setuju sambil membetulkan kaca matanya.

"Elo dari SMP mana sebelumnya?"

"Dari samping. Tinggal lempar tas. Elo?"

"Oh anak SMP 1. Gue dari SMP 2. Ada kenalan di sana?"

"Enggak sih, gue enggak terlalu punya banyak kenalan. I'm kind of a sad girl who eat lunch alone," ucap Kirana pura-pura sedih.

"Oh, keliatan sih," Riri langsung mengangguk setuju.

"Ih, sialan lo. Argumen dikit kek jangan langsung percaya."

Mereka berdua menahan tawa agar tidak menarik perhatian orang-orang disekitar.

"Bintang elo apa? Wait, gue tebak. Elo pasti Cancer kan?" ujar Kirana dengan mata yang dipejamkan, pura-pura misterius.

"Loh, kok tau?" kata Riri kaget.

"Elo anaknya nyebelin. Semua Cancer biasanya kayak gitu." Pundak Kirana langsung kena pukul Riri. Sambil mengaduh Kirana menahan tawanya.

"Sialan! Tapi, kayaknya gue juga bisa nebak bintang elo deh. Bentar, gue coba analisis satu persatu ya." Riri pura-pura ikut-ikutan memejamkan matanya lalu menaruh ke dua telunjuknya di kepala. Berakting sedang berfikir keras.

"Pertama, elo baru kenal aja sudah nyuruh-nyuruh orang lain, terus elo anaknya pengen menonjol. Terbukti di hari pertama udah caper nyari masalah sama kakak kelas. Dan kayaknya elo anaknya keras kepala dan suka debat juga. Sudah pasti bintang elo Aries deh?"

Kirana mengacungkan dua jempolnya dengan semangat.

"Mantul. Mantap betul. Tapi analisis elo nyebelin semua. Gue enggak caper ya. Gue tadi tuh bantuin anak orang yang lagi di bully. Tapi elo betul sih, bintang gue Aries. Jago deh lo. Biasanya Cancer sama Aries itu enggak cocok tau. Sama-sama keras kepala soalnya."

"Kan gue enggak pernah bilang mau temenan sama elo."

"Tuh kan nyebelin banget! Anda memang Cancer sejati!"

---

Jam istirahat makan siang selalu identik dengan keriuhan. Semua orang berlomba-lomba memenuhi warung-warung kantin sekolah yang menyediakan makanan-makanan khas anak SMA seperti; bakso, mie ayam, nasi goreng, ketoprak, siomay dan batagor, atau warung-warung minuman es lainnya.

KIRANAWhere stories live. Discover now