Masa muda adalah masa di mana kebanyakan waktu pasti ingin dihabiskan untuk bersenang-senang. Bersenda gurau tanpa memikirkan banyak hal dan hanya membicarakan hal-hal omong kosong demi membunuh kebosanan belaka.
Namun sayangnya, kehidupan pergaulan Cibinong memiliki keterbatasannya sendiri in term of bersenang-senang itu sendiri. Seperti minimnya tempat tongkrongan dan acara-acara seru yang bisa mengakomodir keinginan bersenang-senang muda-mudi di sana.
Maka, dengan kreatifitas yang ada, tiap-tiap anak muda di Cibinong harus pintar-pintar membuat sumber kebahagian mereka sendiri.
Seringnya kebanyakan muda-mudi di sana melakukan tiga hal ini dalam hidup mereka. Pertama, mencari tempat makan asik yang baru untuk dijadikan tempat ngumpul. Karena konsep kafe masih menjadi sesuatu yang jarang dan meskipun ada biasanya semuanya sifatnya nanggung, kebanyakan dari mereka menjadikan kedai bakso dan mie ayam menjadi lokasi tongkrongan rutin. Selain bisa bebas merokok, harga makanannya pun relatif murah. Solusi untuk semua.
Kedua, jalanan di PEMDA (sebutan untuk daerah pemerintahan dengan jalanan aspal yang cukup layak untuk dijadikan arena ngebut-ngebutan motor dan mobil) menjadi sarana lain untuk berkumpul hingga larut malam bersama kawan-kawan dan anggota geng lainnya. Ditambah dengan ramainya tukang penjual serabi, sekoteng, dan menu-menu pengenyang perut lainnya membuat malam-malam di jalanan menjadi lebih hangat.
Terakhir, adalah acara-acara pensi di sekolah-sekolah. Acara tahunan paling akbar yang ditunggu-tunggu banyak anak sekolah satu Cibinong dan sekitarnya untuk melampiaskan hasrat untuk bersorak, berkumpul, dan berhura-hura.
Riri adalah salah satu jenis muda-mudi Cibinong yang haus akan pengalaman itu semua. Dengan berumur enam belas tahun dan sudah menjadi siswa SMA membuat dirinya memiliki target untuk merasakan momen-momen itu semua.
Menurutnya sudah seharusnya ia menghabiskan hari-harinya dengan kesenangan-kesenangan duniawi yang bisa ia pamerkan di media sosial setelah seharian ia lelah dengan tuntutan belajar yang memusingkan dirinya.
Sepertinya kata-kata Pak Haji Rhoma Irama yang terkenal benar adanya.
Darah muda darahnya para remaja
Yang selalu merasa gagah
Tak pernah mau mengalah
Masa muda masa yang berapi-api
Yang maunya menang sendiri
Walau salah tak peduli
Riri mendambakan cukilan kegembiran tersebut hadir dalam tempo yang secepat-cepatnya, salah satu caranya adalah dengan menghadiri PENSI paling keren di Bogor. Adalah Sekolah Bhakti Persada, sekolah yang sudah terkenal dengan kumpulan anak-anak gaul dan borju. Yang memang terbiasa membuat acara-acara besar yang menjadi magnet pergaulan muda-mudi resah di Bogor dan sekitarnya untuk berlomba-lomba menjadi bagian di dalamnya. Yang sialnya bagi Riri, satu tiket masuk ke PENSInya saja sudah seharga sebulan uang jajannya.
Namun, bukan Riri namanya jika tidak berusaha keras untuk bisa mendapatkan apa yang menjadi keinginannya.
Dengan penuh paksaan dan desakan, Riri pun akhirnya mengumpulkan kedua temannya, Kirana dan Agnes untuk ikut serta dalam rencana hura-huranya
"Pokoknya kita harus nonton PENSI di Baper (Bhakti Persada, red)," kata Riri membuka percakapan di sudut bangku kantin yang mulai sepi.
"Yang ngisi acaranya Crunchy Skin Roll Band dong. Duh, say, sampai kita kelewatan nonton acara ini kita udah enggak layak banget jadi member anak gaul Cibinong," Riri kini makin berapi-api dengan memperlihatkan foto-foto keseruan acara Pensi Baper tahun kemarin.
YOU ARE READING
KIRANA
Teen FictionSeorang anak baru memutuskan melawan seisi sekolah dengan membuat PENSI yang tidak pernah ada sebelumnya di SMA kota kecilnya demi mendapatkan perhatian kakak kelas idolanya, sementara dia harus berurusan dengan kegilaan pernikahan kakaknya, nilai s...