1 | Cerita Di Bus

1.4K 97 15
                                    

Happy Reading!🖤
_________________________________
"Bedanya kamu sama rumus adalah kalo rumus susah diingat, tapi kalo kamu susah dilupain walaupun baru kenal"

•g•a•v•i•n•


Perempuan bertubuh standar itu berjalan pelan memasuki daerah pemakaman yang lenggang. Sebuket mawar merah ia pegang di tangan kirinya. Mata iris cokelat kelamnya menyapu setiap sudut daerah pemakaman yang sudah sering ia kunjungi saat dua tahun yang lalu.

"Neng Amel!" Panggil seorang pria paruh baya yang spontan menghentikan aktifitasnya karena perempuan itu datang, Pak Yusuf memang sudah kenal dekat perempuan ini.

"Eh Mang Yusuf!" Jawab perempuan itu. Seulas senyum terpampang hingga lesung pipinya terlihat. "Apa kabar Mang?"

"Baik neng," Balas Mang Yusuf sambil tersenyum walaupun wajahnya yang sudah mulai mengkerut. "Mau jenguk si bapak, neng? Makamnya udah mamang bersihin tadi pagi.

Perempuan itu, Sarah Amellinda namun sering di sapa Amel masih dengan senyumannya. "Makasih ya mang!"

Mang Yusuf mengangguk. Lalu kembali membersihkan dedaunan yang jatuh. Amel kembali melanjutkan langkahnya. Menuju makam Ayahnya.

Mata iris Amel menatap nama di atas batu nisan itu. Tangannya terulur, mengusap makam ayahnya yang sudah tertutupi oleh rumput.

"Pah... Amel dateng lagi. Papah gimana kabarnya? Baik-baik aja kan? Gak kerasa ya Pah, udah dua tahun papah ga cerita tentang Cristiano Ronaldo kesukaan papah, Terus dengerin ocehan papah, karena Amel suka telat bangun," Amel jongkok di pinggir makam lalu meletakan sebuket mawar merah di pinggir batu nisan.

"Pah... Amel sekarang udah makin gede. Besok Amel udah mulai masuk sekolah SMA. Alhamdullillah Pah, Amel masuk ke SMA TARUNAJAYA. Sekolah yang dari dulu Amel pinginin. Ini semua berkat Bunda. Karena selalu support Amel."

Air mata Amel lolos keluar dari kedua matanya. Namun, Amel langsung menyeka air matanya. Kejadian dua tahun yang lalu langsung terngiang di dalam pikiran Amel. Kecelakaan yang dapat menewaskan salah satu lelaki yang sangat Amel cintai.

"Pah... Amel sekarang udah jadi anak yang cantik. Ya, ga burik-burik amat lah. Amel selalu lakuin apa yang papah saranin waktu itu. Amel sekarang selalu pake handbody yang selalu bunda beliin buat Amel. Amel juga janji bakalan cari cowok yang setia, dan juga mirip sama Cristiano Ronaldo, sesuai sama permintaan papah. Kalo misalnya nggak mirip amat, tolong maafkan ya Pah."

"Pah... Mang Yusuf baik banget ya Pah. Selalu bersihin makam papah setiap hari. Doain mang Yusuf ya Pah, supaya panjang umur. Biar selalu bersihin makam papah setiap hari," Amel lalu terkekeh kecil dengan ucapannya sendiri.

"Yaudah deh Pah, Amel pamit pulang dulu yah. Amel mau nyiapin perlengkapan buat besok kegiatan MOS," Amel memajukan tubuhnya dan memeluk batu nisan tersebut. "Dadahh Papah! Besok pulang kegiatan MOS, Amel datang kesini lagi ya!"

Amel bangkit dari jongkok-nya dan menepuk rok belangnya yang sedikit kotor karena tanah.

"Oh iya pah, hampir lupa. Selamat ulang tahun Pah, semoga papah selalu jagain Amel,Bunda, dan juga kak Acel dari atas sana ya!"

Gadis beralas kaki sepatu Converse hitam tersebut melangkah menjauh dari area pemakaman dan menuju halte bus yang berada tidak jauh dari sekitaran area pemakaman.

Dan beruntung, ada satu bus yang sedang berhenti di depan halte. Tanpa berpikir panjang, Amel langsung menaiki bus tersebut.

Saat Amel sudah masuk ke dalam bus. Mata bundar Amel menyapu setiap sudut di dalam bus tersebut untuk mencari kursi yang masih kosong untuknya.

Mungkin sang sopir peka. Dia langsung memberi arahan kepada Amel. "Di belakang masih ada satu kursi yang kosong dek."

Tak berpikir panjang, Amel langsung berjalan menuju kursi yang paling belakang. Melewati tempat duduk lainnya yang telah diisi oleh orang-orang. Dan benar saja. Di bagian belakang ada satu bangku kosong yang ditakdirkan untuknya.

Amel langsung segera duduk. Nafasnya sudah merasa lega saat bus sudah berjalan meninggalkan halte barusan. Kebiasaanya sejak kecil, Amel selalu memperhatikan orang-orang yang berada disekitar nya. Dari mulai pakaian, gerak-geriknya, dan hal apa yang sedang orang itu bicarakan. Terutama orang yang berada di sebelahnya.

Mata Amel mengerjap, saat seragam yang lelaki itu pakai, sama persis seperti seragam SMA TARUNAJAYA. Lelaki yang berada di sebelah nya ini begitu sangat tampan. Ukiran dan lekuk wajahnya sangat indah. Sungguh karunia Tuhan yang sangat mempesona.

Apakah orang ini akan menjadi kakak kelas Amel? Amel tak pernah membayangkan akan menjadi adik kelas dari lelaki tampan ini. Lelaki ini lumayan mirip dengan Cristiano Ronaldo.

Dengan alis tebal di atas kelopak mata berwarna hazel, hidung yang mancung, rahang yang keras, bibir nya yang merah tebal, kulit yang berwarna putih dan mulus membuat ia mendapatkan lelaki tertampan di dunia.

Amel berusaha payah untuk menelan ludah karena kagum dengan sosok kegantengan lelaki yang berada di sebelah nya itu.

Amel pun iseng-iseng melirik badge nama yang berada di sebelah kanan.

Gavin Arfan Alhusayn. Terpampang jelas nama lelaki itu di badge nya.

"Oh, namanya Gavin toh," Amel spontan langsung menutup mulutnya, ia keceplosan saking terpesonanya terhadap ketampanan Gavin. Lelaki itu langsung menoleh ke arah dirinya. Seketika wajah Amel blushing .

"Eh maaf, tadi Amel gak sengaja nge baca badge nama kak Gavin," jawab Amel yang sangat tidak logis.

Pria itu langsung memutar bola mata nya malas. "Aneh" Batin Gavin.

"Please ini bus kapan berhenti sih. Amel malu banget ya ampun," Batin Amel yang sudah kepalang malu.

Saat sudah sampai di halte berikutnya, buru-buru Amel keluar dari bus. Tak lupa ia juga membayar terlebih dahulu kepada sang supir bus.

Namun bukan hanya Amel saja yang turun di halte ini. Melainkan Gavin pun turun di halte yang sama seperti Amel.

"Ett... Tunggu!" Amel langsung mencegah Gavin yang akan berjalan meninggalkan halte.

"Kamu ngikutin Amel ya," ucap Amel sambil menunjuk ke arah Gavin dengan jari telunjuknya.

Gavin memasang muka datar nya. "Mungkin benar dia gadis aneh" batin Gavin.

"Kak Gavin ikutin Amel gara-gara Amel gak sengaja baca badge dan nyebutin nama kak Gavin kan?" Tanya Amel yang sekarang mulai so ke-pd an.

"Gue mau pulang," jawab Gavin dengan nada datar. "Minggir!"

Mau tak mau Amel harus menyingkir untuk memberi Gavin jalan.

"Allahuakbar songong amat tuh cowok. Untung ganteng mirip Cristiano Ronaldo. Iya kan pah?" Amel lalu menatap langit yang cukup mendung. Berharap ayahnya bisa mendengar ucapan Amel.

g•a•v•i•n•

Amel ucull banget ga si? Pengen gue sentil ginjal dah ☺️

Jangan lupa untuk vote dan juga comment!

With luv,

Salwa istri sah satu-satunya Park Jimin

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang