4 | Toko Buku

614 62 6
                                    

you know gavin?
I was really upset.

g•a•v•i•n•

Bel pulang sekolah berbunyi. Pertanda seluruh peserta MOS boleh kembali ke tempat asal nya masing-masing.

Seluruh peserta MOS bersorak gembira, tak terkecuali pula dengan Amel. Akhirnya mereka bisa menghirup udara segar dan terbebas dari kawanan serigala-serigala yang terus meneror mereka.

Persetan dengan semuanya, hari pertama MOS kali ini sudah seperti neraka bagi peserta MOS SMA TARUNAJAYA.

Amel hari ini sedang tidak ingin pulang kerumah, Amel butuh refreshing sebentar sejenak hanya ingin melepaskan penatnya hari ini.

Kebiasaan Amel, ketika ia merasa penat dan butuh tempat tenang, Amel pasti akan pergi ke toko buku. Entah itu ingin membeli, atau hanya sekedar membaca buku-buku yang sudah di buka plastiknya.

Dan, disinilah ia sekarang. Toko buku.

Aroma khas semerbak dari buku-buku itu langsung menyapa Indra penciuman Amel. Hidungnya sangat bersahabat jika mencium aroma buku.

Amelpun langsung melangkahkan kakinya ke deretan rak pertama buku itu. Di rak pertama dan kedua hanya berisi novel yang ber-genre Fanfiction.

Kebetulan sekali, akhir-akhir ini Amel sedang bucin tentang Korea. Mungkin, Amel akan membeli salah satu bukunya, dan tentu saja untuk di baca dan di jadikan tambahan koleksi.

Amel pun mengambil salah satu buku yang di lihat covernya lumayan bagus. Amel membaca keseluruhan sinopsis nya. Bagus, mungkin Amel akan membawanya langsung ke kasir sebelum sesaat buku di sebelahnya jatuh. Mungkin, karena posisi bukunya yang terlalu ujung dan terjatuh.

Amel menurunkan badannya, hendak berjongkok untuk mengambil buku yang terjatuh itu.

Amel seketika mengerutkan kening.

Kenapa jadi ada dua tangan? Perasaan, tangan kiri Amel lagi ada di sebelah badan Amel, ucap Amel dalam hati.

Amel mengangkat kepalanya ke arah depan.

Dan betapa terkejutnya dia melihat sosok serigala namun tampan bak titisan siluman tepat di hadapannya.

"KAK GAVIN?!"

Orang yang di sebut namanya hanya menghela nafas panjang dan berdiri, hendak beranjak untuk pergi.

Amel ikut berdiri, meletakkan buku yang jatuh itu ke tempat semulanya, lalu berjalan menghampiri Gavin yang tubuhnya hampir menghilang di ujung rak.

"Hallo kak Gavin! Kita ketemu lagi," sapa Amel dengan senyum yang lebar menampakan sederet gigi putihnya hingga matanya nyaris menghilang.

Gavin malah membuang pandangannya. Tidak peduli.

Hati Amel merasa teriris, namun ia tak menyerah. "Kak Gavin tumben kesini, mau beli buku juga?"

Gavin menghela nafasnya panjang. Mencoba menatap mata Amel tajam menandakan sebuah peringatan. "Gue kesini untuk nenangin pikiran gue. Jadi, bisakah lo gak ngerusak momen gue dan pergi dari hadapan gue?"

Amel senang karena dirinya akhirnya di respon oleh Gavin, walaupun responnya sangat menyakitkan. "Amel kesini untuk nenangin pikiran Amel juga. Sepertinya, kak Gavin dan Amel punya kebiasaan yang sama," ucapnya begitu percaya diri dengan senyum yang sangat lebar.

Seketika mood baca Gavin sudah menghilang akibat adanya gadis ini di sini. Gavin langsung melangkahkan kakinya pergi menjauh dari hadapan gadis itu.

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang