2 | Hari Sial Untuk Amel

997 81 11
                                    

"Amel bangun! Kamu ini. Kebiasaan belum bangun jam segini. Pasti gara-gara nonton drakor tengah malem lagi kan," Teriak Rina. Alarm alami khas ciptaan tuhan yang selalu berkicau saat pagi hari.

"Banjur pake air aja bun," Sahut Marcel yang sedang berdiri di ambang pintu kamar.

"Kamu ini Cel! Kalo adek kamu sakit gimana," Ketus Rina. Ia sangat tahu jika Amel mudah sakit.

"Gapapa kali Bun. Sekali aja. Dari pada ga bangun sama sekali. Coba dulu aja," Ucap Marcel dengan kedua tangan di silangkan di depan dada dan tubuh yang menyandar tembok.

"Eh bener juga. Ambilkan air satu gayung di kamar mandi Cel," titah Rina. Mungkin saja dengan cara ini Amel akan segera bangun.

"Siap laksanakan komandan!" Marcel langsung memberi hormat kepada sang Bunda, dan bergegas pergi menuju kamar mandi.

Tak lama kemudian Marcel datang dengan membawa satu gayung penuh berisi air. "Silahkan komandan. Ini air untuk ritual penyiraman."

Rina pun menerima gayung yang di bawa Marcel tadi. "Terima kasih. Jangan lupa untuk yel-yel nya."

"Siap laksanakan komandan!" Marcel langsung memberi hormat kepada sang komandan.

Rina pun memulai aba-aba untuk melakukan proses penyiraman kepada adek Amel dan di susul yel-yel khas dari kakak Marcel."1... 2... 3..."

Byurrrrrrrr......

"Kebakaran woy kebakaran! Hey hey Kebakaran! Hey api api woy! Hey tayo api di mana-mana!"

"Mana-mana api mana? Sini kamu api. Amel tajong sampe Korea baru tau rasa," Spontan Amel yang masih asik bermimpi, langsung loncat dari kasur nya.

Tawa dari Marcel dan Rina pun pecah saat itu juga. Mereka berdua pun ber- high five. Kali ini rencana mereka berhasil kembali.

"Ihh BUNDA! KA ACEL!" Teriak Amel yang dilihat dirinya sudah basah kuyup akibat ulah Rina dan Marcel.

Rina dan Marcel spontan langsung lari terbirit-birit meninggalkan Amel yang masih teriak-teriak.

"MAKANNYA SEBELUM TIDUR ITU BACA DOA DULU. BUKAN NONTON DRAKOR!" Teriak Marcel yang masih berada di anak tangga.

"BERISIK!" Teriak Amel tak kalah keras dari Marcel.

"Padahal barusan lagi ngimpi dinner sama Jungkook . DASAR PENGGANGGU!"

"GUE DENGER," Teriak Marcel lagi.

Akhirnya Amel pun langsung bergegas mandi. Amel tak mau ber-debat lebih panjang dengan bunda maupun kakak nya. Mereka ber-dua sama-sama gesrek. Mungkin hanya Ara sendiri manusia normal di keluarga ini.

g•a•v•i•n

Amel berjalan malas menuruni anak tangga satu per satu. Hari ini hari pertama Amel MOS di sekolah nya yang baru. Ia harus memiliki tenaga ekstra untuk menghadapi osis-osis di SMA TARUNAJAYA.

"Sarapan dulu sayang. Bunda sudah siap kan roti cokelat kesukaan kamu," Ucap Rina saat Amel muncul dari arah ruang tamu menuju dapur.

Amel memutar bola matanya malas. Ia masih sangat kesal kepada bunda. "Gatau ah. Amel masih marah sama bunda," Amel menarik kursi dan duduk di meja makan sambil melipat kedua tangannya dan bibir agak sedikit maju ke depan.

"Ini semua juga ide kakak kamu," Ucap Rina lalu mencubit pelan hidung Amel gemas.

"Bunda sama kak Acel sama aja. Gak ada bedanya," ketus Amel.

GAVINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang