Prolog

37 9 0
                                    

‍‍‍‍‍‍‍‍Dua pasang kaki dari sepasang kekasih tampak menyusuri jalanan yang masih dipenuhi pepohonan di sekelilingnya. Canda tawa menghiasi perjalanan keduanya. Melodi kicauan burung pun turut berdendang. Angin membelai wajah kedua orang yang berjalan berdampingan.

"Kamu haus, Ra?" Tanya Riko pada kekasihnya, Ara.

"Aku cari minuman dulu ya?" Sambungnya.

Ara mengangguk dan tersenyum lembut sambil menikmati usapan tangan Riko yang mendarat dikepalanya.

Sekarang Ara duduk di kursi panjang yang ada dipinggir jalanan taman. Sambil menunggu Riko kembali, ia memperhatikan bunga-bunga yang mekar disekitarannya. Menghirup harumnya bunga mawar yang baru mekar, baru mekar tadi malam mungkin.

"Hey, sayang. Kamu ngapain?"
Riko nyeletuk dari belakang Ara yang tengah asik dengan bunga-bunganya.

"Ini, harum banget bunga mawarnya" jawab Ara sambil menyodorkan bunga mawar yang ada di tangannya ke arah Riko.

Riko pun menyambut tangannya dengan lembut, dan bersimpuh di hadapan Ara sambil memberikan bunga mawar merah yang baru ia terima dari Sang kekasih.

"I LOVE U, Ara" dengan lembut nan mempesona Riko menyampaikan perasaannya pada Ara.

Kaya di acara FTV emmm...

" hehe Love you too". Ara menjawab dengan mimik tersipu.

" udah ah. Yuk duduk" Ara memecahkan keheningan suasana yang hampir beku setelah Riko bersikap manis padanya. Keduanya malah merasa canggung, padahal sudah hampir setahun mereka bersama.

Riko berdiri dan mengikuti langkah Ara lalu duduk di kursi tadi tempat Ara menunggu Riko.

Riko membuka tutup botol minuman untuk Ara. Seperti biasa, Riko selalu memanjakan kekasih tercintanya.

"Terima kasih:)" ucap Ara.
Riko membalas dengan senyumannya yang lembut.

***

Matahari telah tiba di ufuk barat.
Setelah selesai bercengkrama panjang lebar mengenai apapun dengan canda tawa menjadi hiasan di atas kursi tempat mereka duduk, keduanya memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.

" Yuk, aku antar pulang, Ra." lengan kiri Riko membengkok pertanda Ara harus menggandengnya.

Kegembiraan selalu terlukis di wajah keduanya sepanjang perjalanan.

*****
Mereka sudah tiba di halaman rumah Ara. Ara langsung turun dari motor Riko, sementara Riko tetap ada diatas motornya.

"Terima kasih ya, Ko. Kamu udah anterin aku. Kamu hati-hati ya pulangnya."

Sunggingan senyum lembut Ara pun terukir dibibirnya lagi.

"Iya, sama-sama, sayang..." tangan Riko menarik hidung Ara dan nada gemas terdengar dari mulut Riko.

"Aaa, sakit tau." Tampol Ara.

"Hehe habisnya aku gemes banget sama kamu. Sekali lagi.." lagi-lagi Riko gemas, namun kali ini pipi chubby Ara yang menjadi sasaran kegemasannya.

Sweet, But to Break it Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang