박 비서 씨 나랑 결혼해줄래?

308 33 2
                                    

Part 9

Malam yang panjang dihabiskan Jangmi di kontrakan Jimin yang kecil tetapi penuh dengan kehangatan. Tak pernah sebelumnya wanita keras kepala dan tegas sepertinya merasakan hal sederhana tetapi begitu berarti untuknya.

Hubungannya bersama Lee Seong Woo dulu begitu dingin, berawal dari perjodohan dilandasi urusan bisnis, wanita itu memberanikan diri untuk memulai hubungan dengan pria busuk itu, berusaha mencintai dan menghargai pria yang bahkan sulit sekali untuk memiliki waktu intim berdua bersamanya.

Hingga pengkhianatanlah yang
didapatkannya, setelah dia berjuang sendiri untuk berusaha mencintai dan menerima takdirnya, tetapi pria itu menusuknya dengan ribuan belati di kehidupannya.

"Entah apa yang terjadi nanti, aku akan berusaha melindungimu semampuku Jimin ssi," bisik lirih Jangmi sembari mengusap surai Jimin yang masih mendekapnya meski pagi telah menyapa mereka dari balik tirai kaca jendela yang masih tertutup.

"Eoh, kau sudah bangun Daepyonim?" tanya Jimin sembari menutup mulutnya yang menguap cukup lebar.

"Kau tidak pegal? Semalaman tanganmu kujadikan bantal dan kau mengunci tubuhku dalam pelukanmu, seolah kau khawatir aku akan pergi meninggalkanmu," tanya Jangmi dengan sedikit memindahkan tubuhnya, dan mengeluarkan tangan Jimin dari balik punggungnya.

"Eoh lumayan, tapi tak begitu terasa. Apa tidurmu nyenyak?" tanya Jimin berusaha menanyakan keadaan istrinya yang mungkin tak terbiasa tidur di ranjang berukuran sedang yang diisi lebih dari satu orang.

"Heum tak pernah senyenyak ini, selama aku terbangun bersamamu." balas Jangmi dengan memberikan kecupan singkat di pipi Jimin.

"Eohhh, ini masih pagi dan kau sudah mulai menggodaku?" mata Jimin menyipit penuh selidik sembari memegangi pipinya yang baru saja dicium oleh istrinya.

"Jim...Jim...Jimin ssi, mmmpphhh...aku mual, camkan...," tetiba saja Jangmi merasa perutnya mual dan berlari meninggalkan Jimin yang terlihat kebingungan mendapati Jangmi yang mendadak terlihat kurang enak badan.

"Daepyonim....daepyonim, Neo gwenjanha?" tanya Jangmi sembari menggedor pintu kamar mandi begitu panik. Bahkan tak ada sahutan dari dalam kamar mandi.

Tak berapa lama kemudian, Jangmi keluar dengan keadaan pucat dan penuh peluh membasahi keningnya.

"Daepyonim, apa karena masakanku kemarin? Apa mungkin kurang cocok untuk lambungmu," Jimin meracau panik dengan merengkuh Jangmi dalam pelukannya.

"Aniya, mungkin aku terlalu lelah." jawab Jangmi kini mendekap Jimin erat, karena wanita itu merasakan tubuhnya lemas dan kepalanya pusing.

"Kita ke rumah sakit yaa, jika Sajangnim mengetahui kondisimu tidak begitu baik, akan menjadi masalah nantinya." Jimin khawatir dengan kondisi Jangmi, tetapi pria itu lebih khawatir dengan murka mertuanya jika sampai mengetahui anaknya sakit ketika tengah bersamanya.

"Park biso ssi, kau ternyata lebih mengkhawatirkan dirimu sendiri." ucap Jangmi lirih, menempel di dada Jimin. "Kau lebih takut dengan uri Appa dan amarahnya, daripada tulus mengkhawatirkan aku." protes Jangmi masih berlanjut.

"Geugeanira Daepyonim," perkataan Jimin terhenti, ketika dia memutuskan untuk menggendong Jangmi dengan kedua belah tangannya di depan dada.

"Yaa...Jimin ssi, aku masih bisa berjalan. Turunkan aku, aku pasti berat," Jangmi terlihat sedikit meronta.

"Jika kau merasa dirimu berat, berhentilah meronta, atau kau akan membuat kita berdua jatuh." perintah Jimin meminta pengertian Jangmi dengan menatapnya dalam.

박 비서 씨 나랑 결혼해줄래? Secretary Park will u marry me?|JMN [END/complated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang