박 비서 씨 나랑 결혼해줄래?

262 29 1
                                    

Last Part

Sesaat setelah mendapati pertemuan Jimin dengan Nayeon yang Jangmi sendiri pun tak ingin mengetahui alasannya, wanita itu dengan isakan tertahannya segera mengeluarkan ponsel miliknya dan terlihat menunggu panggilan telpon yang sedang dilakukannya, mendapat tanggapan dari seseorang di luar sana.

"Ah, Nee Daepyonim." terdengar suara pria yang cukup berat
di sambungan telpon yang kini tengah berlangsung.

"Do Jae Woon ssi, tolong percepat surat kepindahan Park Jimin, dangjang!" ucap Jangmi tegas pada kalimat terakhir yang diucapkannya, tanpa bentakan ataupun teriakan yang terdengar di sana.

"Nuna," pekik Hansol cukup terkejut dan miris dengan rencana kakaknya yang sama sekali tak dapat diterkanya.

"Nee daepyonim, algeuseumnida." suara pria itu tanpa mengiyakan titah atasannya, sebelum akhirnya, Jangmi mengakhiri sambungan telpon itu secara sepihak.

"Nuna, kau yakin harus melakukan ini semua?" tanya Hansol di sampingnya yang masih berusaha tetap fokus menyetir, dengan pikirannya yang kini terpecah dan bercabang ke banyak hal yang masih samar untuk otak seninya.

"Akhirnya aku menemukan alasan yang tepat untuk menyelamatkannya." ucap Jangmi sesekali menyeka bulir bening yang seolah enggan berhenti mengalir dari mata sayu dan lemahnya karena kondisi badannya yang sudah buruk sejak awal.

"Aigo, kenapa aku terus menangis?" keluhnya sembari memaksakan senyum hadir
di sudut wajah pucatnya.

"Nuna, kau yakin baik-baik saja?" tanya Hansol yang terlihat begitu mengkhawatirkan keadaan sang kakak hingga menepikan rasa lelah yang tak kalah luar biasa menghajar tubuhnya.

"Nee Na gwenjanha Hansol-ah," ucap Jangmi masih sibuk menepuk-nepuk pelan bagian dada kirinya yang terasa penuh, sesak dan nyeri diikuti dengan buliran bening yang masih setia membasahi wajahnya.

Wanita itu merasakan perasaan aneh yang tak pernah dirasakan sebelumnya ketika dia bersama pria manapun. Melihat Jimin bersama dengan Nayeon membuat sisi hatinya perih, marah, kesal, dan sulit menerima kebersamaan mereka.

Ini berbeda dengan perasaan sedihnya ketika dia dikhianati oleh Lee Seong Woo, ini sukar untuk diartikan oleh wanita yang masih merasakan sesak dan sakit di hatinya.

"Hansol-ah, wae Na ureo? Kenapa aku tidak bisa berhenti menangis?" tanya Jangmi masih menepuk-nepuk dada kirinya dan menatap Hansol pilu, Hansol yang mendapati Jangmi yang kesulitan mengendalikan dan menyangkal perasaannya saat ini, berinisiatif menepikan mobilnya sesaat.

"Nuna, boleh aku menanyakan beberapa hal padamu?" pinta Hansol, masih mendiamkan Jangmi dalam tangisnya sembari mengulurkan sapu tangan barunya yang diambil dari sisi blazer miliknya.

Wanita itu menerima angsuran sapu tangan milik Hansol, menyeka matanya lalu menganggukan pelan kepalanya, sebagai tanda menyutujui permintaan Hansol.

"Apakah di sana terasa sakit?" tunjuk Hansol tepat di dada yang sedari tadi ditepuk-tepuk oleh Jangmi pelan, tanpa menyentuh posisi yang dimaksudkannya. Tak butuh waktu lama, sang kakakpun mengangguk dan menatap Hansol serius.

"Maksudku, rasa sakitnya berbeda ketika mendapati
Seong Woo hyung yang meninggalkanmu kala itu." terang Hansol berusaha memastikan sang kakak mengerti dengan arah dan maksud kalimatnya.

"Eung," angguk Jangmi kembali dan menatap polos Hansol, "rasanya...seperti, susah menjelaskannya." kalimat Jangmi menggantung, wanita itu juga tidak menemukan kata yang tepat untuk menjelaskan perasaannya saat ini.

박 비서 씨 나랑 결혼해줄래? Secretary Park will u marry me?|JMN [END/complated]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang