Bab-6 pernyataan

283 10 1
                                    

Acha

Sella hanya teridam dia bingung apa yang terjadi pada dua kakaknya ini serta satu sahabat nya.

"Sell.." Acha menggoyang goyangkan tangan Sella karena dari tadi ucapannya tak pernah di respon.

"Em..aku masih bingung Ca" Sella terdiam,apakah memang kakaknya mencintai sahabat nya ini? "gini ya Ca,kamu yang tau bagaimana sifat kak Edward di depan mu,lagipula bila kak Edward menyukai mu apa masalah nya?bisa saja bila kamu juga mencintai,dia dan kamu bisa bersama"

"Tapi aku mencintai kak Jonathan Sel!bukan kak Edward"Sella terpaku sedangkan Acha menangis,rasa yang telah dia pendam selama ber tahun tahun kini dia ungkapkan pada adik pria yang di cintainya.

Sedangkan Jonathan di balik pintu sana berdiri membisu saat mendengar Acha mengungkap rasa yang telah di pendam nya. Jonathan segera pergi dari situ, terlihat ayah Acha menatapnya heran "ngak jadi ngasih buahnya Jo?"tanya ayah Acha Jonatan pun mengeleng lalu berlari pergi.

Setelah tagis yang lama itu akhinya Acha sudah tidak menangis dia sedang makan sereal dengan Sella,"apakah mungkin keputusan yang ku buat tepat?"

Acha hanya menggeleng,setelah menyelesaikan makanya mereka ke rumah Sella sambil bergandengan ke kamarnya,terlihat kak Edward senang saat melihat kehadiran Acha. "Acha!aku punya hadiah untuk kamu" Acha mengapa Sella dan sella mengiyakan seolah olah mengatakan bahwa Acha harus melakukan itu.

Flashback.

"Gini ya Cha,sebenarnya aku ingin jujur padamu,kak Jonathan telah di jodohkan dan kak Jonathan melarang siapapun untuk memberitahu mu karena dia khawatir padamu" Sella memegang bahuku "lebih baik kamu dekati kak Edward dari pada kamu menderita,tapi itu hanya saranku semua itu keputusanmu Cha,tidak ada yang bisa menggangu gugatnya." Acha hanya mengangguk sambil membayangkan cintanya yang tidak mungkin lagi bisa terbalas.

Flashback off

Acha mengekor ke arah kak Edward sebenarnya dia sedikit ragu namun biarlah. "Tara!!!" Acha kaget ketika dia melihat banyak belanjaan dan barang barang yang memang dia ingin kan namun dia malas membelinya.

"Terimakasih kak Ed!" Acha segera mencium pipi kak Edward dengan singkat,namun ciuman singkat itu membuat Edward tidak bisa menahan dirinya.

Acha yang masih sibuk dengan barang barang yang di beri kak Edward di buat terkejut saat Acha di tarik hingga punggungnya menempel dengan dinding. "Kakh..." Desah Acha saat hembusan nafas kak Edward berada di telinganya.

Edward mendekatkan wajahnya lalu mencium Acha dengan lembut,beralih ke pipi lalu melepas ciumannya.

Kak Edward tidak berani untuk lebih karena bagaimana pun juga dia tidak ingin kebablasan. "Ahk..kak" sudah Acha saat bibir kak Edward menuju ke lehernya menyecapnya dan menghisapnya.

"Cha..jujur aku mencintaimu,maukan kamu menjadi kekasihku?" Ucap Edward serak sambil terus melakukan aksinya. Edward segera melepas ciumannya lalu menatap Acha untuk menunggu jawabnya.

Acha bingung harus menjawab apa sedangkan dia tidak memiliki rasa sama sekali dengan kak Edward. "Akan aku jawab nanti selepas pergantian tahun" Edward cukup bahagia meski di hatinya belum lega.

"Makasih Cha" kata Edward mencium keningku lalu pergi. Aku menatap diriku di cermin kamar kak Edward dua kancing baju ku telah terbuka menampakan leherku. Bibirku pun sedikit bengkak karena gigitan kak Edward tadi.

Aku mengacak ngacak rambutku "apakah ini benar!?" Tanya Acha pada dirinya sendiri dengan gusar. Dia segera merapikan penampilan lalu keluar.

Tampak kak Jo menatapku heran di saat aku keluar dari kamar kak Edward dengan bibir bengkak "kenapa bibirmu?" Aku bingung harus menjawab apa,bagaimana ini "em..tadi aku bermain tahan tawa dengan kak Edward dan aku mengigit bibir bawahku hingga sepeti ini" aku gelisah harus menjawab apa lagi selaian itu "lain kali jangan lakukan itu,itu pasti sakit aku akan memberitahu Edward nanti" aku mencegah kak Jo dengan mencengkram erat bajunya."eh jangan itu tadi memang aku yang meminta"

Kak Jonathan hanya menatapku heran lalu pergi ke bawah aku pun juga ikut kebawa dan melihat banyak anggota keluarga kak Jo sudah di meja makan "eh Acha,kamu nginap di sini ya!tadi ayah kamu minta tolong sama kita dia mau pergi ke luar kota mungkin tiga hari lagi pulang" aku hanya mengangguk sudah terbiasa aku di tinggal keluar kota seperti itu bahkan pernah dia di tinggal bulan lamanya.

Aku duduk di samping Sella aku tersenyum ke padanya dan dia pun menyambut nya. Kemana kak Edward?hingga rasa penasarannya hilang saat melihat pria telanjang dada dengan rambutnya yang basah turun.

Dia tersenyum ke arahku dan aku hanya menyambut nya dengan senyuman tipis sendang kan Jonathan menatap heran mereka berdua. "Mari makan!!" Ucap Sella lalu semua segera mengambil makanannya. Aku merasa tanganku ada yang mengengam ya dan benar saja kak Edward tengah mengengamnya sambil memainkan ponselnya tanpa menaruh makanan satu pun di piringnya.

 Aku merasa tanganku ada yang mengengam ya dan benar saja kak Edward tengah mengengamnya sambil memainkan ponselnya tanpa menaruh makanan satu pun di piringnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku menatapnya heran,"eeh..." Aku segera mengambil lauk pauk di piring dan menaruhnya di piring kak Edward. Dia tersenyum lalu melepas genggaman tangan ku dan memakan makanannya.

To be continue:)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 19, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AchaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang