Siapa bilang bahwa mempunyai wajah ganteng, kemampuan di segala bidang, dan kaya hidupnya di pastikan sudah bahagia. Hal ini tidak berlaku bagi seorang Cristian Devaniel Frans yang akrab di panggil Devan. Seorang remaja berusia 17 tahun mempunyai segalanya tetapi ada satu yang belum ia punya dan tak akan dia dapatkan adalah kasih sayang orang tuanya.
Ayahnya adalah seorang pemilik perusahaan terkenal membuatnya tidak pernah mendapatkan perhatian dari sang ayah dari kecil. Dan satu fakta ia adalah anak seorang istri simpanan dimana ibunya dinikahi karena istri pertama ayahnya tak dapat mengandung. Hal itulah yang membuat ibunya tak pernah menyayanginya. Terlahir di keluarga kaya bukan membuatnya senang malah ia harus bisa tahan dengan kekangan yang diberikan oleh keluarga ayahnya. Dia harus menjadi sosok sempurna sebagaimana mestinya seorang penerus perusahaan. Dia harus rela membiarkan mimpinya yang hancur karena ulah orang tuanya dan rasa kecewanya terhadap teman yang sudah dia anggap sebagai sahabatnya.
Devan yang dulu terkenal datar dan dingin kepada semua orang perlahan menjadi sosok yang hangat akibat teman di tim basketnya yang selalu ada dan seorang yang special di hatinya.Pada akhirnya merekalah yang membuat luka di hati Devan bertambah dalam. Bagaimana tidak, sahabatnya mengkhianatinya di saat Devan membutuhkan sandaran bahkan orang yang Devan sayangi pun ikut mengkhianatinya.
Tetapi perlahan hidupnya berubah. Banyak yang harus di hadapinya ketika ia pindah ke sekolah baru, Dia yang pada dasarnya tidak ingin percaya pada siapapun lagi di sekolah barunya, tetapi takdir berkata lain dengan mempertemukan Devan kepada orang-orang aneh yang pada akhirnya membuatnya bisa tertawa lagi tetapi itu hanyalah sementara. Dimana dia mulai merasakan hal aneh diantara ketiga temanya. Kelihatan normal tetapi kadang membuatnya takut.
Kisah Devan di mulai!!
Typo bertebaran
Maaf ya kurang nyambung
Jangan lupa votment!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Please!!! Hear Me (Hiatus)
Teen Fiction"Hal yang membuatku takut terkadang datang dari hal yang kuimpikan." "Terkadang bersama mereka membuatku bahagia dan marah." "Kadang mimpi yang telah ku genggam hilang begitu saja seiring nafas mereka." "Aku membenci teriakan, tetapi akulah yang mem...
