Chapter 5 - Permulaan yang baik?

195 55 43
                                    

"Kadang mimpi yang telah tersusun rapi di dalam pikiran, hancur seketika oleh takdir."

....................



Pagi itu matahari masih menyembunyikan dirinya padahal jam telah menunjukkan pukul 7. Oh iya! hari ini, hari yang special untukku karena akan ada pertandingan basket dan kekasihku berjanji akan menonton pertandinganku,perlu kalian ketahui kekasihku adalah orang yang selalu sibuk dengan dunianya. Sampai kadang orang- orang menganggap kami bukanlah sepasang kekasih. Aku juga bukanlah orang yang romantis terkadang aku terkesan cuek terhadap kekasihku. Tapi dia tidak pernah menuntut lebih kepadaku itulah yang membuatku nyaman bersamanya.

"Drrrtttt" suara dering telepon berhasil membuatnya menghentikan sarapan paginya.

"Halo." sapa sang pemilik telepon.

"Hei Van, Lo udah siapkan. Pertandingan kita dipercepat menjadi jam 8. Buruan yah kesini !! soalnya kita perlu kerumahnya Pak Arto." Cerocos Vano yang tak lain adalah sahabat Devan sekaligus teman se-timnya.

"Oh! Oke, tapi gue jemput Fani dulu."

"Oke, jangan ngebut-ngebut habisnya Lo bawa anak gadis orang, sayangkan kalau lecet."

Devan langsung mengambil tasnya tanpa menghabiskan sarapan paginya. Ia mengendarai motor selama 10 menit untuk bisa sampai kerumah Fani. Tak perlu menunggu lama. Fani sudah berada di depan rumahnya.

"Nunggu lama yah?" sambil memakaikan helm ke Kepala Fani.

"Tidak juga aku baru aja kok keluar, Yakkk!!! Aku bisa memakai helm sendiri."

"Oh! Benarkah terakhir kali kau merusak helm ku. Lihatlah cara ku memakaikannya untukmu.lain kali jangan mengikatnya. Oke pacarku." Kata Devan sambil terkekeh.

"Lihatlah mukamu memerah. Membuatku benar-benar ingin menciumnya. Kau terlihat menggemaskan dengan wajah seperti itu. Wajahmu benar- benar mirip seperti Alphin."

"Yaaaaa! Berani beraninya kau menyamakan ku dengan anjingmu. Kau benar benar merusak moodku di pagi hari."

"Oh ayolah jangan marah, lagipula Alphin kan lucu sayang." ucap Devan sambil mencubit pipi Fani

"Kau membuatku Takut dengan sikapmu pagi ini Devan, kau nggak salah minum obatkan?"

"Karena hari ini aku merasa berada di atas awan. karena, pacarku yang selalu menatap buku akhirnya akan menatapku selama 3 jam penuh dan akan meneriaki namaku. Sekarang naiklah tuan Puteri. Apakah aku perlu menggendongmu?"

"Tidak perlu."sergah Fani yang langsung naik ke motor Devan

Devan tersenyum melihat wajah kekasihnya yang memerah akibat tingkahnya yang tiba-tiba. Entahlah hari ini dia ingin berteriak sangking senangnya. Akhirnya mereka sampai ke tempat pertandingan selama 20 menit berkendara.

Pertandingan pun dimulai. Tibalah saat tim Devan bertanding. Sorak penonton pun mulai riuh.Dan kalian pasti tahulah tim siapa yang menang.

"Wah permainan kalian bagus banget tadi, selamat yah!"

"Permainan kami atau Devan?" Balas Dito terkekeh

"Oi! Sudah jangan diganggu pacar gue, Fani ayo kita pulang! Bro gue cabut duluan yah !" Balas Devan sambilan merangkul Fani

"Ya penjaganya marah, ya sudah hati hati!"

Devan melajukan motornya bersamaan dengan itu, Fani memintanya untuk berhenti di suatu taman.

Please!!! Hear Me (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang