"Sebab semua yang terjadi itu berawal dari pertemuan."
Aldo menghela nafas panjang. Tubuhnya terasa lelah akibat padatnya kegiatan ospek seharian ini. Ya, Aldo adalah mahasiswa baru jurusan teknik sipil di salah satu perguruan tinggi negeri yang cukup terkenal . Hal itulah yang mewajibkannya untuk mengikuti kegiatan ospek selama 1 minggu ini. Perutnya yang keroncongan membuat ia segera pergi ke warteg yang tak jauh dari kampusnya.
Saat sedang duduk menunggu pesanan datang, tiba-tiba matanya tertuju pada gadis berseragam putih hitam yang sedang duduk memainkan handphone di seberang mejanya.
Cukup lama Aldo memandangi gadis itu, hingga akhirnya Aldo berniat menghampiri gadis tersebut. Namun sayangnya, gadis itu telah pergi meninggalkan warteg.
"Mungkin lain kali gue harus samperin dia." batin Aldo.
Tak lama kemudian, pesanan Aldo datang dan Aldo langsung memakannya dengan lahap.
=======
Keesokan harinya, Aldo masih memikirkan gadis yang ia temui di warteg kemarin. Hingga tanpa sadar ia terbuai dalam lamunannya.
"Woy do, ngelamun aja lu. Dimarahin kating tau rasa lo. Mampus dihukum." teriak Panca mengagetkan Aldo.
Lamunan Aldo pun buyar seketika.
"Eee sialan, ngagetin aja lu Pan. Gue kira kating." umpat Aldo kesal.
"Lagian lu bukannya dengerin pemateri malah ngelamun. Ngelamunin apa sih lu? Tiati kesambet ntar lo." ledek Panca.
"Hussh... sembarangan lu Pan. Gue kemarin tuh ketemu sama cewek di warteg sebelah kampus. Cakep Pan. Kayaknya maba juga, soalnya seragamnya sama kayak kita. Gue pengen nyamperin eh dia keburu pulang." jawab Aldo.
"Yaelah Do, baru sehari juga jadi mahasiswa lu udah mikirin cewek aja. Lagian, kali aja dia spg yang magang. Emangnya maba doang yang pake seragam item putih. Sempit amat pikiran lu." ledek Panca.
"Sialan malah ngeledek. Mending ntar lu ikut gue aja ke warteg itu. Biar lu tau." ucap Aldo kesal.
"Yaelah gitu aja marah. Canda kali bro. Yaudah ntar gue ikut. Udah ah dengerin materi, udah dipelototin tuh sama kating yang di depan." ucap Panca.
Aldo hanya membalasnya dengan anggukan.
=====
"Mana sih ceweknya Do? Lu boong ya? Atau jangan-jangan lu halu* ya? Efek kelamaan jomblo jadi jones keseringan halu*." celoteh Panca setibanya mereka di warteg.
"Berisik lu, kayak emak-emak pasar. Tunggu aja dulu, sapa tau dia nongol." hardik Aldo.
Benar saja, tak lama gadis itu memasuki warteg. Kali ini dia bersama gerombolan teman-temannya. Dan lagi-lagi, posisi gadis itu berada di seberang meja Aldo.
"Tuhkan bro, dia dateng. Gue bilang apa? Masa iya dia spg yang lagi magang? Mana ada spg magang pake dikuncir-kuncir aneh segala." ucap Aldo.
"Yee maaf Do. Lu gak bilang sih kalo cewek yang lu liat dikuncir-kuncir gitu. Yang mana sih Do? Yang itu? Astaga Aldo, gue tau lo jones, tapi naikin level lo dikit lah." tanya Panca sembari menunjuk gadis yang dimaksudnya.
"Sialan lu, bukan itu bro. Gue jomblo tapi gak gitu-gitu amat kali. Itu loh yang lagi mainan hp. Ya emang kemarin belum dikuncir sih, mungkin baru disuruh hari ini kali." jawab Aldo sembari menunjuk gadis tersebut.
"Wihhh, cakep juga Do. Bagi lah buat gue." jawab Panca sekenanya.
"Enak amat lu. Ogahh. Cari sendiri lah sono. Jangan main ngembat gitu." hardik Aldo kesal.
"Yailah canda Do. Yaudah gih samperin. Ngapain lu masih di sini?" Mumpung ada kesempatan." ucap Panca.
"Gue malu Pan. Sialan lo, nyuruh doang mah gampang. Ntar lah kapan." jawab Aldo.
"Cupu lu jadi cowok. Masa ga berani nyamperin tuh cewek. Gercep* lah jadi cowok, jangan cupu kayak gini." ledek Panca.
Tiba-tiba gadis itu menoleh ke arah Panca dan Aldo.
"Husshh, udahlah Pan. Noh dia ngeliatin kita. Lu sih ngomongnya ga bisa dikontrol. Udah lu makan gih, daripada ngomel kayak emak-emak pasar. Pusing gue dengernya." ucap Aldo kesal.
"Yailah, inget ya Do pesen gue. Lu harus gercep* sebelum keduluan orang lain." ucap Panca sembari mulai memakan makanannya.
=====
Keesokan harinya, Aldo pergi ke warteg seperti biasanya. Tetapi kali ini, ia sendiri.
Saat sedang duduk sendiri sembari memainkan hp, tiba-tiba seseorang menghampirinya.
"Hai, boleh kan aku duduk di sini? Soalnya gaada tempat kosong lagi." ucap seseorang itu.
Sontak Aldo segera mengarahkan pandangannya ke orang tersebut.
Seketika Aldo terdiam kaku, mulutnya seolah terkunci rapat. Gadis yang tempo hari ia bicarakan dengan Panca kini berada tepat di hadapannya.
Deg
"Apa-apaan ini? Gue harus gimana?" batin Aldo kebingungan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjaku Masih Kamu
RomanceBagaimana jika dua orang dari latar belakang berbeda saling mencintai? Aldo adalah anak seorang tukang becak yang mencintai Amel, seorang anak investor terbesar di Jakarta. Kerikil tajam mewarnai lika-liku kisah mereka. Akankah kisah cinta mereka be...