"Sesuatu yang berlebihan memang tidak baik. Seperti, berprasangka buruk terlalu berlebihan bisa jadi menimbulkan penyesalan yang dapat merugikan diri sendiri."
"Mas Aldo, udah daritadi di sini?" tanya Amel sembari menghampiri Aldo.
"Menurut kamu aja deh gimana." ucap Aldo dingin.
"Mas, aku bisa jelasin. Kamu jangan salah paham dulu." pinta Amel.
"Alesan apalagi yang harus aku denger Mel?" tanya Aldo.
Amel baru saja mau menjelaskan tapi tiba-tiba lelaki itu datang menghampiri mereka berdua.
"Ada apa sih Mel ribut-ribut? Dia siapa? Oh, jangan-jangan dia gebetan lu yang sering lu ceritain ke gue ya?" tanya lelaki itu sembari meledek.
Aldo pun menjadi semakin bingung. Sadar akan kebingungan Aldo, akhirnya lelaki itu memutuskan untuk mengenalkan diri.
"Oh btw, gue Bagas sepupunya Amel. Oiya, lu Aldo bukan?" tanya Bagas sembari mengulurkan tangan.
"Eh, iya gue Aldo." jawab Aldo sembari membalas uluran tangan Bagas.
"Lu jangan salah paham ya. Gue tadi pelukan sama Amel karena besok gue pindah ke Jerman dan nanti malem jadwal pesawat gue." terang Bagas.
Aldo hanya mengangguk sembari tersenyum tipis.
"Oh iya Mel, gue cabut duluan ya. Tiati ntar baliknya. Jangan nyusahin Aldo, kesian anak orang." ledek Bagas sembari pergi.
"Iya bawel lu." balas Amel.
"Mel, yaudah yuk ke warteg." ajak Aldo sembari bergegas.
"Iya, ayo mas." jawab Amel sambil tersenyum dan menyamai langkah Aldo.
==================
Pagi-pagi benar, Aldo dikagetkan suara ketukan pintu.
"Sialan siape sih. Ganggu orang tidur bet. Kalo ibu kost juga kagak mungkin, baru aja kemaren gue bayar kostan. Kalo rentenir juga gak mungkinlah. Ngutang aja kagak pernah." gumam Aldo sembari membukakan pintu.
"Woi Do, gue numpang di kostan lu ya. Listrik di kost gue mati, gue belom ngerjain tugas dahal jam 9 nanti dikumpul. Laptop gue sekarat nih. Sekalian numpang wifi deh." celoteh Panca.
"SETANN. DATENG-DATENG BUKANNYA SALAM MALAH NGOMEL. MASIH PAGI ANJER. PAGI-PAGI UDAH NGOMEL KAYAK EMAK-EMAK KALAH LOTRE SEMALEM." omel Aldo.
"Hehehehe. Assalamualaikum Do. Boleh kan Do?" Pinta Panca sembari nyengir.
"Yaudah masuk gih. Makanya tugas itu dikerjain semalem, jangan dadakan kayak tahu bulat. Untung lu temen gue. Kalo bukan, udah gue tembak lu." omel Aldo.
"Yeuuu pagi-pagi udah ngomongin tahu bulat. Laper lu? Ha, lu mau nembak gue? Trus Amel mau lu kemanain?" ledek Panca sembari masuk dan mulai membuka laptopnya.
"GUE MASIH WARAS KAMPRET. SERAH LU. PANTES JOMBLO, BAPERAN SIH LU." ledek Aldo.
"Kampret gak ngaca. Lu juga jomblo Do, btw Amel gimana kabarnya Do? Lu udah nembak dia belum? Udah 2 bulan deket masa gitu-gitu doang sih. Cupu lu. Jangan phpin anak orang, kesian bro." tanya Panca sembari menasehati Aldo.
"Ya sabar dong. Gue lagi nyari waktu yang pas. Gak bisa sembarangan kalo masalah kayak gitu njer. Lu mah ngomong doang gampang." jawab Aldo.
"Lu nunggu apalagi dah? Si Amel kan juga respect ke lu. Apalagi sih Do? Buruan tembak lah. Ntar kalo keduluan orang, tau rasa lu." nasehat Panca sambil tetap sibuk mengetik.
"Iyasih btw gue hampir aja berantem sama dia. Gegara kemaren dia dipeluk sama cowok eh taunya itu sepupu dia njer." ucap Aldo.
"Ya lu jangan suudzon, jangan baperan makanya. Laki kok baperan. Ganti rok aja sono." ledek Panca.
"Wah sialan lu malah ngatain. Tapi bener sih omongan lu yang tadi. Gue pikirin dulu deh." ucap Aldo.
"Omongan yang mana nih? Yang tentang lu baperan? Kan lu emang baperan. Hahahahaahahaha." ledek Panca sembari tertawa.
"Diem kampret, masih pagi ketawa lu dikontrol ngapa. Bukan yang itu. Yang awalan tadi. Ah serah lu njer, gue mau tidur lagi. Ntar jam 7 bangunin gue." ucap Aldo.
Panca hanya mengangguk.
====================
Sorenya, seperti biasa Aldo dan Amel berada di warteg.
"Gimana kuliahnya? Masih gak balance ya? Makanya jangan ngitungin uang ghoib." tanya Aldo sembari meledek.
"Hahaha, ya gitu lah Mas Aldo. Namanya juga matkul gaib. Btw teknik enak ya Mas. Gak ngitungin uang ghoib." jawab Amel sembari tertawa.
"Gak juga Mel. Banyak banget yang musti dikerjain. Apalagi kalo ngerjain laprak* kadang sampe gabisa tidur saking banyaknya." jawab Aldo.
"Hahaha segitunya ya. Ya namanya kuliah ya gitu mas. Tiap jurusan punya tingkat kesulitan sendiri-sendiri." ucap Amel.
Aldo hanya mengangguk. Karena hari mulai gelap, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang.
Di persimpangan jalan, sebelum berpisah Aldo menahan Amel.
"Mel, bentar aku mau ngomong." pinta Aldo.
"Iya mas, kenapa?" tanya Aldo.
"Besok sebelum ke warteg, bisa ketemu sebentar di taman kampus gak? Ada yang mau aku omongin." pinta Aldo.
"Boleh mas. Bisa kok. Kukira ada apa, yaudah aku pulang dulu ya mas." pamit Amel.
"Iya Mel, tiati ya." ucap Aldo.
Amel pun hanya mengangguk dan mereka pulang menuju ke kost masing-masing.
===============
Kamus kata
Laprak* : Laporan praktikum.=================
[HALO SEMUANYA, MAAF YA BARU UPLOAD KARENA SENGAJA BIAR KALIAN PENASARAN😛😛 HAHAHA GADENG BERCANDA😅😅
HMM HAMPIR AJA ALDO SALAH PAHAM. PASTI BANYAK YANG NGIRA COWOK ITU GALIH KAN? YA SENGAJA BUKAN SOALNYA NTAR JADI KEPANJANGAN NGALAHIN FTV DAN KALIAN MALAH BOSEN HEHEHEHEHE.
WADUH KIRA-KIRA ALDO MAU NGOMONG APA YA? TUNGGU MINGGU DEPAN YA. (SENGAJA DILAMAIN BIAR KALIAN PENASARAN😛😛 WKWKWK GADENG CANDA✌✌
MAAF KALO PART INI AGAK GAJE DAN BERANTAKAN. KEEP READING, VOTE AND COMMENT. LOVE YA🤗❤]
KAMU SEDANG MEMBACA
Senjaku Masih Kamu
RomanceBagaimana jika dua orang dari latar belakang berbeda saling mencintai? Aldo adalah anak seorang tukang becak yang mencintai Amel, seorang anak investor terbesar di Jakarta. Kerikil tajam mewarnai lika-liku kisah mereka. Akankah kisah cinta mereka be...