Bagian 10 Berpisah

189 6 0
                                    

"Ada yang dipisahkan untuk menemui jati dirinya terlebih dahulu. Tapi, ada pula yang terpaksa melepaskan agar tau siapa sumber kebahagiaannya."

"Dia itu temen kknku mas. Namanya Dito. Dia agak sinting emang anaknya. Jangan salah paham ya mas, aku gak selingkuh kok." ucap Amel.

Aldo hanya terdiam sembari mengangguk.

"Hei, sayang Amel kok gak jawab sih dipanggil?" ucap Dito sembari menghampiri Amel.

"Eh bacotan lu jaga ya. Gesrek banget jadi orang." bentak Amel.

"Ini siapa lu? Jangan bilang ini pacar lu?" tanya Dito ragu-ragu.

"Kalo iya, emang ngape? Suka-suka gue lah." jawab Amel ketus.

Aldo hanya melihat sembari tersenyum sekilas. Ada sedikit kelegaan di hatinya bahwa ternyata rumor dari Panca tempo hari hanya gosip belaka. Sejak Amel Magang, memang banyak rumor tentang perselingkuhan Amel. Tapi nyatanya itu semua hanyalah isapan jempol belaka.

"Udah sana Mel kamu lanjutin kegiatanmu. Aku mau pulang, kamu jaga diri baik-baik." pamit Aldo sembari mengusap pelan rambut Amel.

"Iya mas, hati-hati ya. Makasih udah nyusul sampe kesini." ucap Amel sembari meninggalkan Aldo.

Saat hendak bergegas, tiba-tiba seseorang menepuk bahu Aldo dan terdengar bisikan pelan. Ternyata itu adalah Dito.

"Gue ga yakin lu bisa bertahan lama sama Amel. Siapin hati lu aja deh." bisik Dito sembari meninggalkan Aldo.

Aldo tidak menghiraukannya dan beranjak pulang.

=====================

Selepas KKN, Aldo dan Amel kembali bertemu di warteg seperti biasanya.

"Mas, ini pake hpku dulu. Udah gak ku pake tapi masih bisa kok." ucap Amel sembari menyodorkan hp ke Aldo.

"Gausah Mel, ngerepotin. Aku gamau ngerepotin kamu." tolak Aldo.

"Gak kok mas. Biar gampang ngehubungin kamu, terima ya mas." pinta Amel.

Akhirnya Aldo menerima hp pemberian Amel. Mereka pun melanjutkan makan dan Amel segera  kembali ke kampus untuk mengikuti kelas siang ini.

=============

Sorenya, Aldo pergi ke kos Amel tanpa sepengetahuan Amel. Aldo berniat memberi Amel kejutan sederhana meskipun hanya dengan jagung bakar yang ia beli di alun-alun kota.

Namun, Aldo terkejut ketika melihat pria separuh baya berada di kost Amel. Ya, ternyata itu adalah ayah Amel. Aldo pun berusaha bersikap setenang dan sesopan mungkin.

"Selamat sore pak." ucap Aldo.

"Kamu siapa ya mas?" tanya ayah Amel sembari mengernyitkan dahi.

"Saya temannya Amel pak." jawab Aldo.

Seketika murka lah ayah Amel dan segera memanggil anaknya.

"AMELLLLL, SINI KAMU!!!!!!" teriak ayah Amel.

Amel pun keluar sambil menangis sembari memelukku. Aldo bingung karena ibu Amel mengejarnya dan berusaha melepaskan Amel dari pelukan Aldo.

"Oh, jadi ini pacarmu Mel? Yang selalu kamu banggain? Coba kamu siapa, darimana?" tanya ayah Amel dengan nada tinggi.

"Saya Aldo tinggal di Banyuwangi pak. Orang tua saya dari Mandailing Natal." jawab Aldo.

"Mereka kerja di mana?" tanya ayah Amel lagi masih dengan nada tinggi.

Aldo hanya terdiam.

"Saya nanya jawab, jangan diem aja kamu. Punya mulut buat apa?" maki ayah Amel.

"Kamu gak tuli kan? Jawab itu pertanyaan ayahnya Amel!!!" bentak ibu Amel.

"Bapak saya tukang becak, ibu saya pembantu rumah tangga pak, bu." jawab Aldo sembari tertunduk.

Sesaat orang tua Amel melihat Aldo dari ujung kepala hingga kaki. Hancur hati Aldo mendapat perlakuan seperti itu dari orang tua Amel. Secara tidak langsung, harga diri Aldo telah terinjak. Namun apa daya, Aldo hanya pasrah menerima semua cacian dan makian karena memang semua itu benar. Ya, ayah Amel adalah seorang Mayjend TNI bintang 2 AD. Sudah jelas perbedaan strata yang cukup timpang antara keluarga Aldo dengan keluarga Amel.

Amarah ayah Amel akhirnya memuncak dan tidak dapat terbendung lagi.

"KAMU D3 AJA BELUM LULUS-LULUS. MAU KAMU KASIH MAKAN APA ANAK SAYA? CINTA? CINTA AJA GAK BIKIN KENYANG! MIKIR! KAMU ITU SIAPA? KULIAH DULU YANG BENER! JANGAN DEKET-DEKET ANAK SAYA APALAGI PACARAN SAMA DIA ATAU PUNYA RENCANA NIKAHIN DIA. JANGAN MIMPI KAMU, STRATA KITA UDAH BEDA. SADARRR!!!! KARNA KAMU JUGA, NILAI ANAK SAYA JADI JELEK." amuk ayah Amel.

Aldo hanya tertunduk. Malu, sedih, kesal, bimbang bercampur aduk.

"Pah, ngapain marahin Aldo. Emang strata itu penting ya? Yang jalani itu aku bukan papa. Aku bukan peliharaan papa yang bisa diatur sesuka papa." ucap Amel sembari sesenggukan.

Amel pun menangis dan menghampiri Aldo.

"Mas, aku gamau putus. Aku sayang sama kamu. Aku gak peduli sama strata keluarga, tingkat pendidikanmu atau apapun itu." pinta Amel sembari menangis.

Aldo menghela nafas sebelum akhirnya menjawab Amel.

"Mel, aku juga sayang sama kamu. Kisah kita cukup sampai di sini ya. Inget, kamu bisa dapet yang lebih baik dari aku, yang mampu mencukupi kebutuhanmu dan orang tuamu merestui pilihanmu. Kamu cantik, pinter. Makasih ya buat waktunya selama ini, semoga cepet lulus ya. Satu hal yang perlu kamu tau, jangan pernah benci orang tuamu. Mereka sayang sama kamu, mereka tau yang terbaik buat kamu. Aku pamit ya. Semoga kamu bahagia." ucap Aldo.

"Tapi mas..." ucap Amel sesenggukan.

"Pak, bu saya permisi dulu. Maaf mengganggu waktunya, selamat sore." ucap Aldo sembari pergi.

"Maaf Mel, mungkin ini yang terbaik buat kita. Semoga bahagia meskipun kisah kita telah usai." batin Aldo.

======================

[HALOOOOO, LONG TIME NO SEE. MAAP YA AUTHOR SIBUK KULIAH DAN DARI KEMARIN SUSAH NYARI FEELNYA. BARU DAPET HARI INI ENTAH ADA ANGIN APA.
YAHHHH SAYANG YA AKHIRNYA ALDO SAMA AMEL PUTUS. KALIAN PASTI AWALNYA MIKIR ALESAN MEREKA PUTUS KARENA KETIKUNG. NO, ITU TERLALU MAINSTREAM. INI LEBIH SAKIT KARENA TERHALANG RESTU ORANG TUA🙃🙃
EITSSS TAPI TENANG, BELOM TAMAT KOKKK MESKIPUN MEREKA PUTUS. MASIH AGAK LAMA. BTW SEBAGAI PERMINTAAN MAAF KARENA AUTHOR UDAH GANTUNGIN KALIAN TERLALU LAMA, ADA BONUS PART DEH. SCROLL KE PART BERIKUTNYA YAAA.
KEEP READING, VOTE AND COMMENT. LOVE YA😊❤]

Senjaku Masih KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang