Part 6

412 16 0
                                    

"Terimakasih." Kyuhyun bangkit dari kursi dan duduk dipinggiran ranjang.

Mata Jiyoon melebar, mengerucut kearah perut dan mengelusnya perlahan.
"Kyu... ma-maksudmu aku...??"

Kyuhyun mengangguk dengan ulasan senyuman hangat.
"Kau tidak berbohong 'kan?"

Melihat gelengan dari Kyuhyun, sontak Jiyoon bangun dan langsung memeluk pria itu dengan erat.

"Terimakasih, Kyu. Aku sangat senang, sungguh"

Senyuman disudut bibir Kyuhyun belum memudar, ia membalas dekapan Jiyoon dan mengelus rambut panjang sepunggung istrinya dengan lembut.
"Usianya baru tiga minggu, jadi kita harus hati-hati menjaganya. Arraseo."
Jiyoon mengangguk bertubi-tubi.

"Arrayo."

Melepaskan pelukan, kemudian Kyuhyun membaringkan tubuh kecil istrinya.
"Kau istirahat saja, eommonim dan aboenim sudah tahu dengan keadaanmu. Besok kau baru bisa pulang." Mata Jiyoon terpejam begitu mendapat kecupan kening dari suaminya.

"Kyu." Panggil Jiyoon seraya meraih tangan Kyuhyun yang hendak beranjak dari posisinya.
"Hm?"

"Aku ingin tidur disebelahmu." Pintahnya penuh harap.

Helaan nafas keluar dari mulut Kyuhyun. Menimbang sejenak, namun pada akhirnya ia menuruti keinginan Jiyoon.
"Baiklah."

Ia pun naik dan ikut terbaring disebelah istrinya. Senyuman di bibir Kyuhyun lagi-lagi terbit tatkala melihat Jiyoon yang langsung bersingsut kedalam dekapannya. Mencari posisi yang nyaman didadanya.

"Kyu, bagaimana perasaanmu setelah tindakan gila Lee Donghae saat di pesta tadi?" Jiyoon memainkan kancing kemeja Kyuhyun.

"Biasa saja. Aku justru senang, karena dengan dia seperti itu, orang-orang pun tahu dan bisa menilai bagaimana sifat buruk dia yang sebenarnya."
Kyuhyun mengelus rambut Jiyoon saat ia menjawab pertanyaan itu.

"Kehidupan dan pendidikanku memang tidak seperti Lee Donghae dan juga dirimu, tapi aku masih memiliki hati dan perasaan. Jadi, meski pun aku miskin dengan kemampuan otakku, namun aku masih bisa berpikir untuk bertindak dengan hati dan perasaan agar tidak menyinggung orang lain."
Jiyoon mendongak sesaat setelah ucapan panjang suaminya selesai.

Takjup dan kagum, itu kesan pertama yang Jiyoon rasakan atas perkataan Kyuhyun tadi. Demi Tuhan, ucapan Kyuhyun sungguh membuat tercengang, ia baru tahu kalau Kyuhyun mempunyai pemikiran seperti itu. Ia memang merendahkan diri, namun ia juga meninggikan harga dirinya. Waw!

"Aku bangga padamu." Dan Jiyoon pun kembali bersingkut kedalam pelukan hangat suaminya.

"Aku lebih bangga padamu, karena saat ini perutmu tengah terisi oleh malaikat yang akan membuatmu lebih bangga karena melahirkannya. Percayalah."

Jiyoon mengangguk kecil.
"Tentu saja percaya."

===o0♥0o===

Malam semakin larut, jam didinding kini sudah menunjukan pukul dua dini hari. Namun mata elang milik pria bernama lengkap Cho Kyuhyun itu belum juga terpejam kedalam mimpi, ia justru masih terjaga dengan pandangan yang tak lepas dari wajah cantik istrinya.

Rasa senang, bahagia dan juga takut agaknya tengah Kyuhyun rasakan sekarang. Demi Tuhan, ia sungguh senang dan bahagia dengan kehamilan Jiyoon saat ini. Tapi ia juga takut, karena selama ini ia tidak pernah merasakan sosok seorang ayah selama hidupnya. Dulu, saat ia masih mempunyai orang tua, itu pun hanya sang ibu. Hanya beliau yang membesarkannya seorang diri. Namun Tuhan seolah mengujinya, hingga tragedi na'as merenggut orang yang dicintai satu-satunya itu.

Dream Or RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang