Part 11

352 11 0
                                    

Hari ini cuaca di Seoul cukup menyenangkan. Langit putih nampak sangat cerah karena mentari menyinari tanpa adanya awan mendung yang menutupinya. Bunga-bunga dimusim semi terlihat bermekaran hari ini, sontak semua masyarakat Korea pun menyambut musim ini dengan suka cita. Sama seperti seorang wanita yang tengah berjalan berdampingan dengan suaminya itu. Dia sangat menikmati hari minggu ini dengan berjalan-jalan disekitar taman.

“Kyu, aku ingin permen kapas itu.” Tunjuk wanita yang berbadan dua itu pada sebuah pedangan yang tidak jauh dari mereka berada.

Pria bersetelan kesual ini nampak terdiam sejenak, ia jadi ingat dengan peristiwa yang menimpah istrinya lima bulan yang lalu. Saat itu istrinya menginginkan sebuah permen kapas yang didekat taman, ia memang selalu menuruti apapun yang di inginkan Jiyoon–istrinya, hingga saat itu ia menepihkan mobilnya untuk membeli apa yang Jiyoon mau.

Namun siapa yang sangka, kalau sebuah penculikan yang di lakukan seorang wanita justru penimpah istrinya. Tapi itu sudah berlalu dan keadaan Jiyoon kini jauh lebih baik dan semuanya pun sudah baik-baik saja. Tidak ada yang perlu di khawatirkan lagi. Karena bagi Cho Kyuhyun hanya kehamilan Jiyoon yang yang menjadi kekhawatirannya selama ini.

Kenapa?

Karena yeah… selama Jiyoon hamil, dia berubah menjadi sangat-sangat manja dan heum… kadang kala sedikit merepotkan. Misalnya seperti meminta ini dan itu, dan permintaan Jiyoon itu sungguh sangat aneh, seperti meminta cup cake sepuluh rasa, dan harus dari sebuah toko kue yang ada daerah Busan. Bayangkan saja, berapa mil jarak Seoul dan Busan? Meski pun begitu, Kyuhyun tetap menuruti semua keinginan Jiyoon dengan sabar.

Pernah lagi waktu itu Jiyoon meminta Kyuhyun untuk mencari eskrim disaat jarum pendek sudah di angka tiga dini hari, alhasil waktu itu Kyuhyun harus pergi kemini market untuk mencari eskrim, karena kebetulan stok eskrim di lemari pendingin sudah habis. Jika saja jerih payahnya mencari eskrim di pagi buta itu dimakan oleh istrinya, ia juga pasti akan senang, tapi nyatanya Jiyoon justru sudah tertidur setelah ia tingga untuk ke mini market. Heuh… sabar.

“Kyu, aku mau itu?”

Suara rajukan Jiyoon kembali terdengar, kontan membuat Kyuhyun sadar dari lamunannya yang teringat akan kegemasannya pada tingkah Jiyoon.

Ia tersenyum dan mengangguk.

“Ayo, kita kesana.” Ajaknya.

Kyuhyun tidak mau lagi meninggalkan istrinya sendiri jika sedang ditaman, ia tidak ingin kerjadian yang dulu kembali terulang. Itu cukup mengerikan.

Kyuhyun hanya bisa menggelengkan kepalanya saja melihat bagaimana antusiasnya Jiyoon ketika mendapatkan permen kapas yang saat ini sudah ditangannya.

Oh Tuhan… sebenarnya berapa usia Jiyoon yang sebenarnya? Kenapa dia menjadi seperti anak kecil begini?

“Jiyoon, hati-hati.”

Entah sudah berapa kali Kyuhyun menegur Jiyoon hari ini. Wanita yang tengah hamil enam bulan itu seolah tidak memikirkan kandungannya dengan berjalan lincah kesana kemari dan terkadang berlari kecil yang membuat Kyuhyun harus menahan nafas karena takut terjadi sesuatu dengan istrinya itu.

Bukannya menurut dengan teguran Kyuhyun, Jiyoon justru terkekeh dan sedikit berlari menghampiri suara itu sambil satu tangannya menggenggam permen kapas tadi ia beli.

Daddy, kami baik-baik saja, oke.” Katanya seraya bergelanyut manja dilengan Kyuhyun.

Kedua orang ini agaknya tidak perduli dengan lingkungan disekitarnya, tidak jarang orang-orang yang berpapasan dengan mereka menatapnya dengan pandangan yang entah bagaimana. Ya… you know what-lah kalau Jiyoon dan Kyuhyun ini memang selalu seperti anak remaja yang tengah dimabuk cinta, sering kali memperlihatkan kemesraan mereka dimana pun itu. Sampai-sampai keduanya sering di protes jika sedang bersama dengan Hyukjae atau pun Jungsu.

Dream Or RealTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang