“Jangan khawatir Chanyeol, aku benar-benar akan pulang jika urusanku ini sudah selesai. Aku juga terlalu malas untuk terus berada diluar semalam ini,” ucap Kyungsoo yang masih memertahankan panggilannya dengan Chanyeol.
Sebenarnya ia ingin segera mengakhiri panggilan ini tetapi apa boleh buat, Chanyeol benar-benar tengah mengkhawatirkannya kali.“Lain kali jika kau memang ingin pergi ke perpustkaan kampus semalam ini ajaklah aku, aku akan menemanimu.”
Kyungsoo terkekeh sesaat, “Untuk apa mahasiswa kampus lain memasuki perpustakaan kampusku, kau mau mencuri koleksi buku Yonsei heh?”
“Kyungsoo aku serius tentang ini.”
Kyungsoo meredakan kekehannya ketika terdengar suara memohon dari Chanyeol. Ia menatap kembali jam tangannya lalu memerhatikan lekat-lekat layar komputer dan sama mengamati pergerakan waktu yang berubah setiap menitnya.
“Baiklah Tuan Park Chanyeol, jika kau berada di kota ini aku akan senang hati memintamu untuk menemaniku. Dasar pria gila, bagaimana mungkin aku harus menunggumu untuk menemaniku selama dua jam perjalanan. Lebih baik kau tidur dan istirahatlah sekarang, oke?”
Kyungsoo tidak habis pikir bagaimana Chanyeol bisa berpikiran seperti itu. Mereka kuliah di kampus yang berbeda dengan kota yang berbeda juga. Jaraknya pun tidak hanya beberapa kilometer saja melainkan ratusan kilometer. Meskipun dalam hubungan jarak jauh, mereka masih bisa berkomunikasi dengan baik bahkan tidak jarang satu diantara mereka akan saling mengunjungi satu sama lain hanya untuk bertukar rindu. Meski terkadang membutuhkan penantian yang cukup lama karena kegiatan perkuliahan mereka masing-masing yang menyita seluruh waktu.
“Baiklah, hati-hati,” ucap Chanyeol dan Kyungsoo tidak dapat menyembunyikan senyum riangnya karena pada akhirnya Chanyeol bersedia memutuskan panggilannya.
“Selamat malam sayang,” ucap Kyungsoo dengan nada yang dibuat tidak terdengar seriang perasaannya kali ini.
“Ya sayang,” bahkan sebelum mendengar panggilan terputus Kyungsoo telah lebih dulu melemparkan ponselnya di atas meja. Ia kembali memerhatikan layar komputernya lekat-lekat dan menghitung mundur waktu yang masih tertera disana.
“Pintar sekali kau berbohong, apa dia tidak curiga jika malam-malam mendengar perpustakaan yang seberisik ini?” tanya seorang gadis yang duduk di sebelahnya.
“Tidak masalah lagipula dia juga tidak nampak curiga,” balasnya dengan acuh.
“Wah, kau ternyata pandai berbohong. Kau melakukan ini setiap hari? Kau selalu membohongi kekasihmu seperti mengatakan ada kelas tambahan tapi nyatanya kau memasuki kelab malam atau seperti sekarang, mengatakan di perpustakaan kampus untuk mencari buku tetapi nyatanya berada di warnet hanya untuk memburu tiket konser?”
“Itu hanya terjadi dalam keadaan mendesak saja byunnie,” desahnya.
Sebenarnya Kyungsoo merasa menyesal karena telah membohongi Chanyeol saat ini. Tidak ada tugas dari professor ataupun buku yang dicarinya. Kyungsoo kini tengah berada di sebuah warnet untuk memesan tiket konser idol favoritnya. Sebenarnya ia bisa saja melakukan pemesanan menggunakan akses internet di asramanya tetapi jaringan internet disana terkadang selalu terputus kapan saja terlebih masalah utamanya ialah Kyungsoo harus berlomba dengan ratusan ribu atau mungkin jutaan masyarakat di negeri ini hanya untuk memesan tiket konser itu. Taukah kalian betapa sulitnya mendapatkan satu buah tiket konser exo saja. Dan lihatlah bahkan hampir seluruh pengunjung warnet ini memiliki tujuan yang sama sepertinya dan Baekhyun—rekan sekamarnya yang kebetulan menggemari idol yang sama.
Waktu sudah menunjukkan angka delapan. Website penjualan tiket telah resmi dibuka dan tanpa banyak bicara Kyungsoo, Baekhyun dan hampir seluruh pengunjung warnet mengakses web itu bersamaan.
Dalam hati Kyungsoo berharap keberuntungan ada padanya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Soul & I √
Fanfiction#Trilogy Kita tidak mungkin hanya sebatas teman. Tapi tidak mungkin juga menjadi sepasang pencinta yang memadu kasih. Kita hanya sepasang pemuja yang bersembunyi di balik nama sahabat.