17

2.4K 289 16
                                    

Fajar dan Rian berhasil mengharumkan nama Indonesia kali ini. Mereka memenangkan kejuaraan yang bertempat di India itu.

Sedangkan Abel sudah mulai aktif latihan di klub barunya, PB Jaya Raya. Setiap pulang sekolah dia di jemput Ester dengan mobil, lalu latihan hingga malam hari. Begitulah keseharian Abel akhir-akhir ini.

Karena kejurnas sebentar lagi akan dimulai, para penghuni Ciumbrella kembali pada klubnya masing-masing. Termasuk Fajar yang kembali ke Bandung bersama ayah dan bunda. Rian kembali ke Jaya Raya dan tinggal di asrama untuk latihan sebelum kejurnas berlangsung.

Rian senang bukan main, dia bisa ketemu Abel tiap hari. Walaupun beda hall latihan, tapi seenggaknya dia bisa ngintip-ngintip sedikit lah.

"Udah selesai belum?" tanya Rian pada Abel tiba-tiba.

Abel yang sedang melepas sepatu terlonjak kaget, "eh astaga, kaget aku kak!"

Rian tertawa renyah, "Makan dulu ya? Nanti saya anter kamu pulang."

Abel hanya mengangguki permintaan Rian, lagipula dia tidak bisa menolak pastinya.

Dari jauh Apriani dan Greys memerhatikan gerak-gerik Rian yang mencurigakan. Sebetulnya kemarin mereka sempet nguping pembicaraan anak-anak MD soal Rian yang lagi deket sama adeknya Fajar.

Mereka gak bisa biarin Abel kenapa-napa. Pasalnya selama Rian dan Fajar ke India, ada seorang wanita yang berkunjung ke pelatnas hampir tiap hari. Dia hanya menyebutkan inisialnya sebagai 'S', setelah itu pasti dia meninggalkan barang. Jadi Rian agak kaget saat sampai di pelatnas, kamarnya penuh dengan pemberian orang itu.

Apriani menghampiri Abel yang masih membereskan barang-barangnya ke dalam tas. Sedangkan Rian udah duluan dan nungguin Abel di mobilnya.

"Abel mau kemana sama Jombang?"

"Oh itu ka Rian ajak aku makan dulu kak sebelum pulang, kenapa ka?"

"Gapapa," ujar Apriani. Lalu dia melirik Greys yang sedang menatapnya balik. "Kamu sama Jombang pacaran?"

Abel agak terlonjak kaget saat di tanya. Kalo di pikir-pikir mereka emang udah kaya orang yang pacaran sih.

"Belum ka," jawab Abel dengan nada sayu.

"Kamu suka Jombang?"

Abel terdiam. Dia emang suka Rian, tapi kalau kasih tau Apriani emang bakalan ga bocor?

"Santai aja sama saya, anggep aja saya kakak kamu sendiri. Kamu boleh cerita apa aja ke saya atau ka Greys," ujar Apriani seakan membaca pikiran Abel.

"Suka ka, gatau ka Riannya gimana ke aku."

Apriani mengangguk mengerti, kemudian mengisyaratkan Greys untuk berjalan mendekat.

"kita disini cuma mau ngasih tau kamu ya Bel. Coba tanyain Rian, inisial S itu siapa okey?" saran Greys.

Abel mengangguk patuh. Kemudian dia pamit pada dua orang itu dan menuju Rian yang sudah menunggunya di tempat parkir.

Pikirannya penuh dengan ucapan Greys. Insial S itu siapa, apa hubungannya sama Rian, kenapa harus nanya tentang itu.

Masa ternyata Rian beneran anggep dia adek doang selama ini.

"Kok lama?" ujar Rian saat Abel duduk di sebelahnya.

"Tadi di ajak ngobrol dulu sama ka Apriani sama ka Greys," jawab Abel yang hanya di jawab deheman oleh Rian.

Mobil melaju menuju restoran cepat saji yang mereka lewati di perjalanan pulang. Apa saja yang penting perut mereka terisi.

Seperti biasa Rian yang memesan makanan, sedangkan Abel menunggu lelaki itu di meja makan. Rian kembali dengan membawa dua gelas es teh manis, sedangkan makanannya akan menyusul, katanya.

"Kamu kenapa Rey?" Tanya Rian. Sedari tadi pria itu memperhatikan raut wajah Abel yang aneh.

"Gapapa kak, lemes doang karna belum makan."

"Jujur sama saya," tegas Rian. Dia tau Abel sedang berbohong.

Abel meneguk ludahnya gugup. Masa dia beneran harus tanya inisial S siapa, kesannya Abel cemburu banget gitu ga sih. Tapi dia juga penasaran sih S itu siapa, kok bisa sampe di curigain gitu sama Apriani dan Greys.

"Inisial S itu siapa kak?"

Rian tersedak es batu. "Kamu tau darimana?"

Abel tidak menjawab, dia tetap menatap Rian menunggu jawaban. Rian membersihkan mulutnya yang basah dengan tisu, lalu menatap balik mata Abel yang berwarna coklat itu.

"Dia temen saya kok, namanya Sirli."

Abel hanya ber-oh ria, gak berniat buat lanjutin topik ini karena makanan juga udah dateng.

Makanan mereka habiskan dengan cepat, hari juga sudah mulai malam. Di rumah gaada siapa-siapa karena ayah dan bunda juga ikut ke Bandung sekalian anter Fajar. Pasti rumah dalam kondisi gelap gulita.

"Freya," panggil Rian saat gadis itu akan membuka pintu mobil. "Kamu sendiri di rumah?"

"Iya ka, dari kak Fajar balik ke Bandung. Ayah sama bunda sekalian anter mau ke rumah sodara."

Untungnya Abel emang udah biasa di rumah sendirian. Mungkin maling juga gabakalan ada yang berani masuk, bisa-bisa kena raket listrik yang udah di siapin bunda kalo Abel kenapa-napa.

"Saya temani ya?"

Mind ; Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang