2

142 15 0
                                    

"Semuanya sudah berubah. Tapi diri yang lemah ini masih saja berharap pada sesuatu yang tak mungkin kembali"
-Tami Reani-

×××

"Kembaliin itu punya akuu!" gadis imut itu terus merengek pada seorang laki-laki yang sedang tertawa terbahak-bahak sambil memeluk boneka panda yang berukuran jumbo.

"Kamu itu lucu banget tau" suara cowok itu terdengar sangat gemas melihat tingkah gadis yang ada dihadapannya. Lalu dia tertawa lagi melihat tingkah gadis yang ada dihadapannya semakin cemberut dengan wajah yang sangat kesal.

"Mau ini?" ucap cowok itu sambil menunjuk boneka yang ada didekapannya.

"Iya dodoll" ucap gadis itu dengan wajah super kesalnya.

"Tadi bilang apa? Dodol? Cowok ganteng yang amat menawan ini kamu bilang dodol? Ya udah bonekanya gak akan aku balikin." Cowok itu bersikap angkuh dan langsung berlari menghindari gadis itu.

"Eh... Tamaaaa balikin boneka akuu!! Tamaa!!" gadis itu terus meneriaki cowok bernama Tama sambil berlari mengejar cowok itu. Tapi cowok yang dipanggil tama itu malah semakin mempercepat larinya sambil tertawa terbahak-bahak.

"Tamaa.. Berhenti! Awas ya, nanti rambut kamu aku botakin!" Gadis itu tak henti hentinya mengomel, sedangkan yang diomeli hanya tertawa terbahak-terbahak melihat tingkah gadis itu.

"Kalo kamu botakin aku, aku gak akan segan buang boneka kesayangan kamu!" tak ingin kalah, Tama membalas ucapan dari gadis itu.

"Dasar nyebelin, iya deh aku gak akan botakin kamu, tapi balikin boneka panda aku, plisss." gadis itu terlihat sangat pasrah. Setelah mendengar ucapan dari gadis itu, Tama langsung menghentikan langkahnya. Senyum liciknya seketika muncul.

"Ok fine. Nona Tami Reani, jika anda ingin mengambil boneka ini, anda harus memenuhi permintaan saya." ucap Tama dengan senyuman liciknya yang masih tergambar jelas di wajah tampannya.

"Awas kalo aneh-aneh!!!!" ketus gadis yang bernama Tami.

"Ya elah, sensi banget sih." ucap Tama sambil terkekeh pelan.

"Nah, kamu gak perlu susah-susah ko. Kamu hanya perlu ambilin kucing kesayangan aku di taman belakang. Mudah kan?" mendengar perkataan Tama, Tami tubuh Tami langsung menegang. Ia tidak ingin kejadian itu menimpanya lagi. Karena melihat Tami hanya diam saja, akhirnya Tama pergi sambil berbicara.

"Ya udah, aku pinjem bonekanya semalam. Gapapa kan?"

"Tunggu Tama, tapi.." Tami terlihat ragu untuk menerima tantangan dari Tama, tapi dia tidak ingin meminjamkan bonekanya sedetik saja pada siapapun apalagi semalam.

Kali ini aku ngalah aja deh -batin Tami.

Tami menglhela nafasnya perlahan, berat sekali seperti melepas sesuatu yang tidak akan pernah kita relakan untuk pergi.

"Tunggu Tama!" ucap tami. Tama menghentikan langkahnya dan langsung membalikan tubuhnya 180°. Senyum liciknya masih terpampang jelas di wajah tampannya.

"Jadi pilihan kamu yang mana?"

"Kamu boleh pinjem boneka aku semalam, tapi inget! Jangan sampe lecet, jangan sampe kotor, apalagi rusak!" ucap Tami dengan berat hati.

"Kaya anak aja, tapi oke lah aku akan jaga boneka kamu sebaik mungkin." ucap Tama dengan senyum tulusnya.

"Y" ucap Tami SPJ (sigkat,padat,jelas) dan langsung berlari.

Hitoride (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang