13

85 6 4
                                    

I'M COMEBACK GAYSS!!!:D
Maaf kalo banyak typo, ceritanya akan langsung direvisi kalo udah tamat.

----

"Sekarang gue sadar, hidup gue yang abu-abu kini perlahan berubah menjadi penuh warna, dan semua itu karna lo Praw."

-Tami Reani-

×××

Bola terus di oper kesana kemari oleh tim Tami hingga Tami berhasil berdiri beberapa meter didepan gawang lawan, namun sedetik sebelum Tami menendang bola, sebuah kaki menendang kaki tami duluan membuat Tami jatuh ke tanah.

Naas sekali, yang pertama kali menyentuh tanah adalah kepala Tami. Ditambah kakinya yang ditendang keras membuat sebuah rasa sakit yang tak tertahankan. Kepala Tami mulai pening, matanya memburam, dan darah keluar dari hidungnya.

Namun samar-samar Tami mendengar suara cowok yang berteriak sepertinya dia sedang marah-marah. Setelah itu Tami tidak merasakan apa-apa lagi.

***

Seseorang yang sedang berbaring di ranjang uks mulai membuka matanya. Tangannya langsung sibuk memijat pelipis karena kepalanya masih terasa pening akibat kejadian di lapangan. Tami menoleh ke seorang cewek di sampingnya yang sedang membaca novel.

"Ehm, maaf. Lo siapa ya?" Tanya Tami pada cewek yang kepalanya masih tertunduk.

Mendengar suara Tami, cewek yang sepertinya seumuran Tami itu terpelonjak kaget dan langsung berdiri dari duduknya, bukunya dipegang erat.

"Emm, g-gue Anna temen sekelas lo. L-lo ga kenal gue?" Tanya cewek yang memperkenalkan dirinya sebagai Anna teman sekelas Tami dengan gugup.

"Ooh lo yang namanya Anna, kenapa lo ada disini?" Tanya Tami to the point. Jujur saja Tami sedikit canggung berbicara pada orang lain. Mungkin Anna juga merasa canggung melihat dari cara bicaranya.

"Gue disuruh Praw buat jagain lo katanya dia mau pesen makanan dulu, kebetulan gue juga anak PMR jadi sekalian jaga UKS." Jelas Anna dan diangguki oleh Tami sebagai jawaban.

Setelah itu, tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka berdua. Anna kembali duduk tapi di kursi yang agak jauh dari Tami dan langsung membaca buku lagi.

Tami merenung mengingat kejadian di lapangan yang membuat kepalanya hampir geger otak karena sampai sekarang rasa nyerinya masih terasa dan membuat kepala Tami harus diperban. Tangannya lecet, dan yang paling parah adalah tulang kering kaki kanannya yang ditendang Eka dengan keras, sepertinya berjalan pun akan kesusahan.

Entah apa kesalahan Tami pada Eka, sehingga cewek itu sering mengganggu Tami seenaknya. Kejailan Eka yang lain bisa Tami maafkan, tapi ini? Ini cukup keterlaluan, tingkah Eka sangat kekanak-kanakan. Tidakkah bisa cewek itu memberikan Tami ketenangan meski sesaat.

Kelamaan melamun akhirnya Tami bosan dan ingin pergi ke kelas, dia tidak ingin mati kebosanan di ruangan bau obat-obatan ini.

"Anna, gue mau ke kelas dulu." Pamit Tami sembari menyibakkan selimutnya pelan dari tubuhnya.

"Tunggu, lo gaboleh pergi sebelum Praw dateng." Sergah Anna dia langsung membuka gadgetnya dan mengetikan sesuatu, setelah itu Anna menempelkan benda pipih itu ke telinganya.

"Emangnya kenap-"

"Hallo." Ucap Anna memotong ucapan Tami.

"....."

Hitoride (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang