Saat umurku menginjak umur 7 tahun aku sudah duduk di kelas 2 sd, saat sd aku juga tidak pernah memiliki seorang teman. Teman temanku menjauhiku karena aku sering terlihat berbicara sendiri sehingga teman temanku menganggap ku aneh. Terkadang aku bersedih kenapa aku tak pernah memiliki satu orang pun teman. Saat aku bersedih aku selalu diam di belakang sekolah dan yuki selalu berusaha menghiburku. Terkadang yuki menceritakan sebuah cerita lucu, terkadang juga dia membuat wajah nya menjadi lucu. Di situlah aku selalu tertawa karena tingkah lakunya. Beberapa hari kemudian sekolah ku digegerkan kan dengan penampakan tangan yang muncul dari tembok ruang kelas 4. Beberapa teman ku ada yang menangis ketakutan ada juga yang penasaran dan melihat ke samping toilet karena ruang kelas 4 berada disamping toilet. Aku yang mendengar berita itu langsung menuju tempat kejadian bersama yuki. Saat di tempat kejadian aku melihat sosok sosok yang cukup menyeramkan. Dan benar saja ada tangan yang keluar dari tembok saat akan di sentuh tangan tersebut tiba tiba bergerak gerak, sehingga membuat semua orang yang berada di tempat kejadian lari ketakutan terkecuali aku, yuki, pak gin gin, dan pak ujang. Pak ujang menghampiri ku dan berkata "sebaiknya kamu pergi dari sini nak, mungkin ini akan sangat berbahaya bagi anak sebesar dirimu nak". "Tidak aku penasaran tangan siapa itu dan kenapa dia meresahkan sekolah" kataku sedikit ngeyel. "Ibu mu dimana sebaiknya kamu pergi ke ibumu" kata pak ujang. "Tidak aku tetap ingin disini" kataku dengan nada sedikit ditinggikan. Aku tak peduli dengan umurku yang masih berumur 7 tahun aku hanya ingin melihatnya. Lalu bu ugi datang ketempat kejadian yang sepertinya mendengar pembicaraan ku dengan pak ujang. "Biarkan saja lah pak biar saya yang menjaganya disini kalau dia kenapa napa saya akan bertanggung jawab" kata bu ugi pada pak ujang. "Baiklah, saya harap tidak terjadi apa apa pada yang lainnya juga" kata pak ujang. Pak ujang dan pak gin gin mulai mendekati tangan itu lagi dan yang terjadi adalah dari tembok muncul wajah yang cukup mengerikan menurut ku. Mataku terbuka lebar dan tidak percaya ada sosok menyeramkan seperti itu disekolah ku. Pak ujang dan pak gin gin diam mematung jika kulihat dari mata mereka berdua mereka terlihat kaget. Aku pun berteriak dan berkata pada sosok itu "siapa kamu kenapa kamu mengganggu teman temanku dan semua yang ada di sekolah ku?". Yuki pun berbisik kepadaku dan mengatakan "hati hati put mereka yang tak terlihat sangat berbahaya ketika marah, aku akan menjaga mu agar tak dilukai"."iya yuki aku mengerti" kataku "MEREKA MENGGANGGU KU, AKAN KU BUNUH MEREKA SEMUA" katanya dengan nada kemarahan. "Siapa yang mengganggu mu? kurasa tak ada yang mengganggu mu" kataku. "MEREKA MELEMPARIKU DENGAN BATU, MEREKA BERBUAT GADUH DIRUMAH KU" katanya. Pak gin gin pun menanyakan "memangnya dimana rumah mu?". Sosok itu berjalan kebelakang sekolah dan berhenti disatu tempat dan menunjuk sebuah pohon rambutan yang buahnya memang lebat. "Itu kah rumahmu? " kataku. Sosok itu mengangguk dan aku pun berkata "sudahlah mungkin mereka tidak tau ada kamu disitu, maafkan saja mereka tidak sepantas nya kamu membunuh mereka yang tidak tau keberadaan kamu". "TIDAK MEREKA TIDAK LAYAK DIMAAFKAN" kata sosok itu lagi. "Putri sudah nak ini biar bapak saja yang urus kamu diam saja disitu dengan bu ugi" kata pa gin gin. "Baik pak" kataku yang langsung terdiam. "Kau mau memaafkan muridku atau kau pergi?" kata pak gin gin dengan nada sedikit tinggi. "Tidak ini rumahku harusnya kalian yang pergi bukan aku" kata sosok itu dengan sedikit menundukan kepala dan menangis. "Hmm dia tidak suka diganggu dan ketika diganggu dia marah sampai ingin membunuh yang mengganggu tapi begitu diusir dia malah menangis" kata yuki. "Pak sebaiknya kita tinggalkan saja dia" kataku. "Tapi masalah ini belum selesai nak" kata pak ujang. "Biar aku saja pak yang bicara padanya" kataku. "Tapi bapak tidak yakin kau akan menyelesaikan nya dengan baik nak" kata pak ujang. "Aaarrgh lama lama aku geram dengan guru itu dari tadi meremehkan kan mu terus put, rasanya ingin ku injak sampai jadi sekecil semut" yuki marah marah disampingku karena kesal pada pak Ujang, ingin rasanya aku tertawa melihat tingkah yuki namun kurasa bukan waktu yang tepat. "Sudahlah yuki, wajar saja aku ini masih anak kecil dan orang dewasa sulit percaya pada anak kecil seperti ku" kataku. "Putri, kamu bicara pada siapa nak?" kata bu ugi. "Ah ini bu saya sedang bicara pada yuki teman saya" kataku. "Mana dia tidak ada kamu ini berhalusinasi ya" kata bu ugi. "Tidak bu nih yuki ada disamping ku" kataku. "Bu ugi sudah biarkan mungkin dia bisa melihat hal yang tidak bisa kita lihat, putri silahkan buktikan kalau kamu bisa menyelesaikan masalah dengan sosok itu" kata pak gin gin. "Baik pak, hey kamu tolong lah jangan ganggu semua orang disini lagi, mereka tidak sengaja mengganggu mu, dan kamu harus tau tidak ada gunanya membunuh orang lain lagipula kita itu berbeda dunia" kataku. "Ya benar, untuk apa kamu membunuh manusia? Bukankah kamu juga dulu manusia?" kata yuki. "Baiklah jika itu mau kalian mereka aku maafkan, dan satu permintaan ku tolong jangan berbuat onar di sini lagi jika masih saja berbuat onar maka aku tidak segan membunuh mereka" kata sosok itu lalu menghilang. Setelah kejadian itu sekolah melarang siapapun yang untuk memasuki bagian belakang sekolah yang sempat di tutup gerbang dari kayu, hingga gerbang tersebut dibuka kembali. Namun hingga sekarang tidak ada yang berani masuk ke belakang sekolah karena masih sering terdengar suara perempuan dari sana, juga sering terlihat sosok perempuan di belakang sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku dan Kisahku
РазноеNamaku Putri Aisya, aku terlahir di keluarga yang normal hanya saja hidup ku selalu kesepian. sehingga saat umur ku baru menginjak usia 5 tahun aku harus bermain sendiri. hingga akhirnya aku berkhayal tentang seorang teman yang berasa dari Jepang ya...