Dira mengerjapkan matanya masih tak percaya dengan keberadaan ketiga lelaki yang selalu digandrungi seluruh kaum hawa disekolahnya.
Dira masih terdiam dan berusaha untuk tidak mengeluarkan bunyi apapun agar keberadaannya tak diketahui oleh ketiga lelaki itu yang tak kunjung pergi dari kelasnya hingga seorang perempuan berambut sebahu dengan paras cantik datang dari arah luar masuk dan memasang muka kaget melihat kekasihnya berada dikelasnya.
"Hi,cantik" sapa lelaki itu yang bernama el kepada kekasihnya tania yang baru saja dari kantin.
"Kamu ngapain disini?" Tanya tania kepada el dan dijawab dengan cengiran jail khas dirinya.
"Ekhm, sepertinya kita harus pergih nih" ucap galih sambil melangkah keluar kelas dan tak lupa membawa sakha yang pasrah diseret tanpa tahu apa yang galih maksud.
El melangkah mendekat hingga menghapus jarak diantara dirinya dengan tania yang sudah berada ditembok kelas dekat pintu.
Perlahan el menundukkan kepalanya menyamai wajah tania yang lebih rendah darinya dan mulai menyatuka bibirnya pada bibir tania yang sontak membuat dira kaget dan tak percaya dengan adegan romantis 18+ keatas dihadapannya ini.
Namun ciuman tania dan el terganggu dengan suara terjatuhnya kotak bekal milik dira kelantai itu membuat tania mendorong el agar sedikit menjauh darinya dan mengarahkan kepalanya kesumber suara yang ternyata itu dira perempuan yang sangat tania kenal dengan tingkah anehnya dan bahkan tania pernah beranggapan bahwa dira itu bisu namun anggapannya itu dipatahkan saat dira disuruh bu nana untuk membaca puisi didepan kelas.
Dira merasa jantungnya sudah terlepas dari tempatnya dia mengerutuki dirinya sendiri akibat saking tegangnya kakinya bergetar hingga menyenggol bekalnya dan alhasil bekal itu terjatuh menimbulkan bunyi yang membuatnya tak ingin terlihat.
El ikut melihat arah pandang tania yang menuju kearah gadis bertubuh mungil dengan rambut panjang memiliki poni bagai anak kecil dengan wajah yang super lugu sambil memberikan ekspresi tegang dan takut.
Tania melangkah mendekati dira yang sudah menegang ditempatnya duduk, rasanya seperti sedang ketahuan mengintip pengantin bulan madu, dira berdoa dalam hati jika besok dia masih bisa bersekolah dan duduk dibangku ini seperti hari-hari biasanya.
Sekarang tania sudah berada persis didepan dira yang dalam keadaan sedang mengambil bekalnya yang terjatuh dilantai lalu mengangkat kepalanya saat melihat sepatu berada didepannya.
"Anggap saja kejadian yang lu liat hari ini gak ada, kalau sampe kejadian tadi menyebar lu akan tau akibatnya" ancaman tania dengan sorot mata tak bersahabat lalu dia pergi bersama el keluar kelas setelah selesai membuat ancama kepada dira yang dia yakini dira tak akan buka mulut tentang kejadian tadi.
♡♡♡
Bel sekolah telah berbunyi sekitar 15menit yang lalu namun dira belum juga berniat untuk pulang dia masih terduduk manis tanpa suara ditaman belakang sekolah yang selalu dia kunjungi setelah pulang sekolah.
Dira menggerakan kedua kakinya kedepan dan kebelakang bergantian sambil menyumpal telinganya dengan earphone.
Dira sangat suka ketenangan bukan berarti dia tak suka dengan suasana ramai, dia sudah terbiasa sendiri seolah bermilyar-milyar orang didunia tak ada yang ingin bersamanya atau sekedar menemaninya.
Dira sangat menyukai musik menurutnya musik adalah dirinya karena hanya musiklah yang mampu bertahan bersamanya dan selau membuat lekukan senyum tanpa sadar dengan liriknya yang begitu mendalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
El Dira
Teen FictionDiam. satu kata yang mampu mendescripsikan perempuan bernama Dira asyifa ________________________________ Mohon maaf typo bertebaran dimana mana 😁 Jangan lupa vote 🌟😁