2.0 sudden confess

2.4K 256 63
                                    

Bel istirahat pertama udah bunyi dari beberapa menit lalu, makanya sekarang Jira sama Eunha lagi jalan ke kantin karena yang lain udah pada di sana.

Tapi saat keduanya melewati lorong kelas, ada sekumpulan cewek kelas sebelah yang terang-terangan membicarakan Jira sambil melihatnya.

"Yang ini kan? Emang tampang-tampang perebut cowok orang sih"

"Bukannya dia baru aja putus sama Kak Jaehyun ya?"

"Loh setau gue dia lagi deket sama Jaemin yang anak IPA?"

"Tiga cowok yang dia deketin? Gimana gak dibilang cabe"

Jira yang mendengarnya langsung tertawa, ternyata orang-orang lebih mengurusi hidupnya daripada dia sendiri.

"Jira ih ditungguin juga!" Seru Haechan ketika melihat Jira dan Eunha memasuki area kantin.

"Loh belum pada pesen?" Tanya Jira.

"Kan nungguin lo" Jawab Somi.

"Kan bisa pesen sendiri?"

"Kan cuma lo yang seneng ngantri hehehe"

Jira memutar matanya malas, namun mengiyakan juga perkataan Somi itu. Pokoknya mau dimana pun pasti Jira deh yang pesennya.

Setelah mencatat pesanan mereka, Jira segera berjalan menuju kios-kios. Namun tiba-tiba Sohye yang berjalan dari arah berlawanan menyenggol bahunya, seperti saat mereka di Starbucks beberapa waktu lalu.

Jira tahu Sohye sengaja, lantas ia diam dan menatap cewek itu malas.

"Aduhhh lo tuh kenapa sih Ra? Gak cukup rebut Mark dari gue?!" Sentak Sohye.

"Gue? Yang ada juga lo tuh yang rebut dia dari gue" Balas Jira yang mulai terpancing.

"Gue gak rebut ya! Emang Mark-nya aja yang udah bosen sama lo!"

Jira mendorong bahu Sohye. "Udah lah Hye, kalo lo gak suka sama gue bilang aja! Gak usah pake fitnah gue perebut segala, anjing!"

"Iya! Gue emang gak suka sama lo! Puas?! Gue gak suka lo deket-deket Mark makanya gue suruh Mark buat jauhin lo dan bikin seolah-olah lo emang perebut!"

Setelah Sohye mengucapkan kalimatnya, ia menutup mulutnya terkejut, ia baru saja membongkar semuanya.

"See?"

"Anjing lo!" Sohye langsung maju untuk menjambak rambut Jira.

Tentu saja Jira tak mau kalah, ia juga menjambak balik rambut Sohye. Jadilah mereka jambak-jambakan di tengah-tengah kantin yang lagi rame.

——

Somi, Eunha, sama Haechan baru aja dateng ke UKS buat liat keadaan Jira. Sebenernya Mark juga ikut, tapi cowok itu lagi nemuin Sohye dulu buat marah-marahin dia.

"Jiraaaa anjir lo gak papa kan?" Tanya Somi.

Jira menggeleng. "Tuh tanyain yang sebelah aja, kasian rontok banyak tadi"

"Anjir serem euy" Celetuk Haechan.

"Berisik lo anjing!" Teriak Sohye dari sebelah.

"Lo yang berisik" Balas Mark yang langsung membuat Sohye menangis.

"Aku sayang sama kamu Mark, ayo balikan lagi.."

"Gak, gue cape sama lo yang selfish dan childish"

Sohye menahan tangan Mark. "Kalo kamu gak mau, aku bakalan bunuh diri!"

Jira melebarkan matanya terkejut ketika mendengarnya.

Mark menepis tangan Sohye. "I don't care" Ucapnya sebelum ada guru BK yang menarik Sohye untuk keluar dari UKS.

Setelah itu Mark menghampiri Jira. Ia tersenyum manis ketika melihat cewek itu, sangat berbeda dengan Mark yang kemarin-kemarin berwajah datar.

"Hai.." Sapanya. Jira membalasnya dengan senyuman yang sedikit terlihat canggung.

Haechan, Somi, dan Eunha saling tatap. "Oke kita balik ke kelas ya Ra. Mark ntar anterin Jira ke kelas!" Ucap Somi.

"Pasti itu mah" Balas Mark.

Sekarang tinggal Mark dan Jira yang berada di situ. Keduanya saling tatap setelah Mark duduk di kursi sebelah Jira.

"Canggung banget, udah lama gak berdua sama lo gini" Ucap Mark sambil menggaruk tengkuknya.

Jira terkekeh, ini baru Mark sahabatnya dari kecil.

"Yang pertama gue minta maaf karena jauhin lo kemarin-kemarin, gue... bener-bener gak punya pilihan lain waktu Sohye bilang gitu"

"Sebenernya gue gemes banget pengen peluk lo pas lo sakit kemarin, kasian banget gue liat muka lo"

Kemudian Mark menggenggam tangan Jira.

"Maaf juga gue sempet kasarin lo, gue gak tega sebenernya, gue ngerasa berdosa banget tau gak sih"

Jira mengangguk-angguk. "Gue ngerti kok.."

"Ra, is it too late to say sorry?"

"No..."

"Maafin gue ya?"

Jira tersenyum, lalu mengangguk. Melihat itu, Mark dengan senang langsung menarik Jira untuk ia peluk. Kangen banget pokoknya udah lama gak peluk Jira.

"Kapan coba terakhir kali gue meluk lo? Kangen banget.." Ucap Mark.

"Gue juga.." Bisik Jira.

Sekitar 15 menit keduanya berpelukan, kemudian Jira melepas pelukannya dan menatap Mark.

"Jangan kayak kemarin lagi ya, gue gak suka. Pokoknya janji dulu kita gak akan berantem lagi, semuanya harus dibicarain baik-baik" Ucap Jira sambil mengacungkan kelingkingnya.

"Promise!" Saut Mark sambil menautkan kelingking mereka.

Keduanya tersenyum bahagia, sangat senang karena akhirnya mereka kembali berbaikan.

Tiba-tiba Mark mengecup pipi kanan Jira. "Udah lama juga kan gue gak cium pipi gemes lo ini" Ucapnya sambil tertawa.

Jira ikut tertawa. "Lo tuh ya! Pinter banget curi start"

"Tapi.. lo sebenernya sayang sama Sohye gak sih?" Tanya Jira tiba-tiba.

Mark terlihat berpikir. "Mau jawaban jujur atau pencitraan?"

"Ya jujur lah!"

"Nggak, gue emang jadiin dia pelampiasan aja" Jawab Mark santai.

"Pelampiasan karena?"

"Lo beneran mau tau jawabannya?"

"Iya Mark sayaaang.."

Mark menatap Jira dalam. "Gue gak tau pastinya mulai kapan, tapi gue ngerasa gue punya perasaan lebih sama lo. Like.. my heart is beating so fast when I'm with you"

"Pas tau lo jadian sama Bang Jaehyun gue pikir lebih baik gue buang jauh aja perasaan itu, gue juga gak mau kita jadi jauh kalo gue confess ke lo"

"Gue... suka sama lo, Ra.."

——

to be continued~
jangan lupa tekan bintang!^^

you, you, youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang