Selamat membaca..
.
."Selamat pagi Lily," sapaan itu hampir setiap minggu Lily dengar di teras rumahnya.
Ya, itu Jung Jaehyun.
Bagi Lily, Jaehyun adalah pria gabut yang selalu membawakannya sekotak entah apa itu isinya dengan ucapan sapaan sesuai waktu.
"Jaehyun? Ini jam berapa? Kamu kok udah disini?"
"Yang dateng siapa kak?" celetuk sepupu Lily dari dalam, Jeno.
"Oh Kak Jaehyun, kirain siapa. Masuk dulu kak," titah Jeno. Jaehyun hanya tersenyum dan mengangguk.
Jaehyun cukup akrab dengan keluarga Lee yang mau berbaik hati menjadikan Lily seperti anak kandung mereka sendiri.
Mengenai orang tua Lily, mereka bercerai dan meninggalkan gadis itu seorang diri di tengah gelapnya dunia.
"Masih jam 7 kok, Lily udah sarapan?" tanya Jaehyun.
"Iya udah, Jaehyun udah?"
"Udah," balasnya sembari mengangguk, "ini buat Lily," Jaehyun memberikan sebuah kotak kecil untuk Lily dengan balutan pita kuning yang cantik.
"Ini apa Jaehyun?"
"Itu ada rekaman punya Jaehyun, kamu bisa dengerin suara Jaehyun dari situ," jelasnya.
"Untuk apa? Setiap hari kan udah denger suara Jaehyun, lagipula lebih bagus denger suara Jaehyun langsung daripada lewat rekaman."
"Nanti kalau Lily kangen sama Jaehyun, Lily bisa dengerin suara Jaehyun lewat itu," balas Jaehyun.
"Kangen? Kan setiap hari ketemu Jae, Jaehyun mau pergi?" tanya Lily dengan segurat kekhawatiran.
"Iya."
"Kemana?" gadis itu semakin terlihat khawatir ketika Jaehyun mengiyakan pertanyaannya.
"Ke hati Lily," gurau Jaehyun lalu tertawa.
"Ih! ngeselin!"
"Calon mantu om bucin juga, ya?" dari tangga Donghae memperhatikan mereka sembari tersenyum dan menggelengkan kepalanya ringan. Seperti melihat dirinya dan Tante Taeyeon saat muda.
"Nanti kalau SMA udah lulus. Kalian langsung tunangan, ya?"
Lily langsung tersedak begitu mendengar pertanyaan sekaligus pernyataan dari pamannya.
"Om jangan aneh-aneh begitu," Lily malu, tampak dari gestur tubuhnya yang mencolok.
"Enggak aneh kok, iya kan Jaehyun?" tukas Donghae seperti mencari pembelaan.
Jaehyun tersenyum kecil, "apa yang Om Donghae bilang nggak aneh kok Li."
"Ih kok sama aja, sih?" Lily gemas dan menelusupkan kepalanya di bantal sofa ruang tamu.
"Gemes banget sama Lily," Jaehyun mengusap pelan pucuk kepala gadis itu.
"Lily, jangan kaget ya kalau tiba-tiba undangan tersebar," goda Donghae tanpa henti.
Lily merasa bahagia sebenarnya, dalam malu ia juga berdoa agar segala perkataan pamannya itu dapat terkabulkan.
"Papa jangan goda kak Li terus, kasihan, nanti kaya kepiting rebus," Jeno datang dan ternyata ikut bersekutu dengan ayahnya juga Jaehyun.
"Iya-iya, Lily cukup denger kalian ngomong aja udah kenyang kok," balas Lily gemas.
Bahkan mereka terus menggoda Lily hingga gadis itu merasa terpojokan dan akhirnya menyerah.
Setidaknya Lily bahagia dengan keluarga Lee. Keluarga sepupunya yang masih ingin menampung kehidupan dan keterbatasan kondisi yang dimilikinya. Lily pun tau dia lemah, dan tidak seharusnya dia menjadi pribadi yang mudah menyerah.
Lily berusaha kuat, apapun yang terjadi.
Selama ada Keluarga Lee, Keluarga Jung, beserta Jaehyun. Hidupnya seperti manusia beruntung yang memiliki segala kesempurnaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind |Jung Jaehyun. ✔
Fanfiction[COMPLETE✔] [BAHASA;AU✔] ❝Lily, kotak, rekaman, sunset, dan Jaehyun.❞