Selamat membaca..
.
."Ini hadiah buat Lily." Kun memberikan kotak cukup besar dengan balutan pita kuning cantik diatasnya.
"Makasih kak." Gadis itu tersenyum. "Sekarang jam berapa?" tanyanya.
"Jam 5-an lebih, kenapa Li?"
"Lily mau ke rooftop, boleh? Lily mau lihat sunset."
Mereka semua saling bertatap satu sama lain. Mereka ingat, Jaehyun menyukai sunset.
"Lily mau lihat sunset, sayang?" tanya Taeyeon sembari sibuk mengucir rambut panjang milik Lily.
"Iya tante, boleh?"
Taeyeon mengangguk, "tapi sama Jeno dan yang lain, ya? Nggak boleh sendiri, oke? Om sama Tante beli makan dulu."
Lily tersenyum, "makasih tante."
"Yuk, kakak bantu ke kursi roda." Titah Taeyong sembari menggendong tubuh Lily.
"Makasih kak."
•••
Lily masih menyimpan kotak hadiah tadi dipangkuan dirinya.
"Ini dari siapa kak?"
"Kamu buka aja dulu."
Lily pun membuka kotak itu dengan hati-hati.
"Rekaman?"
Doyoung mengangguk. "Kamu dengerin, ya?"
Lily pun menekan tombol benda perekam itu dan mendekatkannya ke indra pendengar.
Mendengar dengan seksama dengan pandangan mata mengarah ke ufuk barat.
'Hai Lily. Ini Jaehyun, maaf udah ngebuat kamu nunggu lama. Maaf banget, ya? Oh iya, Lily lagi apa? Udah sehat, kan? Gimana wajah Jeno? Ganteng nggak?' Jaehyun terkekeh. 'Kalo wajah Jaehyun sih, nggak usah ditanya. Ganteng pake banget deh, coba tanya Om Donghae sama Tante Taeyeon. Oh iya, kalo udah denger kabar-kabar dari Jaehyun, Lily jangan sedih ya? Terus bahagia pokoknya. Karena Jaehyun memantau Lily oke? Dari mana? Dari mana aja boleh.' Pria itu terkekeh lagi.
"Jaehyun.."
'Jaehyun seneng tau nggak kalo baca-baca sajak punya Lily? Bagus banget soalnya. Terusin bikin sajak, ya? Ah Jaehyun bawel, ya udah langsung ke inti, ya?'
Lily menghentikan rekaman itu sejenak. Menarik napas dalam dan kembali mendengarkan cerita Jaehyun. Perasaan gadis itu sedikit tidak nyaman. Dia takut.
'Jaehyun bohong. Jaehyun enggak bener-bener ada acara di luar negri. Jaehyun berobat Li. Jaehyun sakit. Parah. Kanker paru-paru. Tapi Lily nggak perlu sedih, oke? Jaehyun aja bisa tersenyum.' Jaehyun terdengar menarik napasnya sejenak, 'Lily sekarang udah bisa lihat, kan? Selamat Lily. Lily jangan nangis, ya? Karena Jaehyun ada di bagian hidup Lily. Jaehyun ada di mata Lily. Jangan marah sama Jae, Jae mohon. Lily bikin Jae takut kalau udah marah. Malah Jae merasa bahagia udah ada di dalam hidup Lily. Tandanya Jae masih berguna buat orang lain. Oh iya Li, di dalem kotak ada surat, kumpulan sajak, sama banyak foto Jae disana, jangan lupa disimpen, ya? Katanya Lily pengen lihat foto Jaehyun, lesung Jaehyun, tulisan Jaehyun, nah itu ada semua di dalem kotak, oke? Inget Li, jangan sedih ya, karena ada Jaehyun untuk Lily dan Lily untuk Jaehyun. Ngomong-ngomong, Lily udah liat sunset? Bagus kan, Li? Cantiiiikkkk banget kaya Lily. Li, inget ya? Jaehyun sayang Lily dan Jaehyun mencintai Lilynya. Sampai jumpa gadis kecil. Aku mencintaimu.'
Tut.
Rekaman berhenti. Menyisakan keheningan, air mata, dan sunset yang pernah Jaehyun janjikan.
Dalam tangis, Lily berdoa. Mengharapkan keajaiban diantara mereka, sama seperti saat Jaehyun mengharapkan keajaiban untuknya dan Lily.
"Jaehyun untuk Lily dan Lily untuk Jaehyun. Terima kasih Jae, aku mencintaimu."
Lily menatap ke perujungan sudut kembalinya matahari ke peraduan.
"Seperti Jaehyun, sunset cantik sore ini. Sampai jumpa Jung Jaehyun."
•••
Dari: Lily
Untuk: Jung JaehyunHai Jaehyun. Apa kabar? Aku harap kamu baik-baik aja. Lily merindukan Jaehyunnya. Jae masih sayang Lily? Kalau Lily masih. Lily masih mencintai Jaehyun. Jangan lupain Lily, ya? Sampai jumpa Jaehyun, pria yang aku cintai.
•••
End..
a.n author.
Akhirnya book ini selesai.
Terima kasih sudah membaca.
Maaf jika tidak berkenan dan tidak mendapat feelnya.
Saya menyayangi kalian.
—Bbhslr.
KAMU SEDANG MEMBACA
Blind |Jung Jaehyun. ✔
Fanfiction[COMPLETE✔] [BAHASA;AU✔] ❝Lily, kotak, rekaman, sunset, dan Jaehyun.❞