Pt. 3

5.2K 558 67
                                    


Yeonjun memberhentikan mobilnya di basement apartemen, Minha sendiri agak terkejut karena ternyata Yeonjun tinggal di apartemen yang jaraknya dekat dari kampus. Mereka pun keluar dari mobil lalu mulai berjalan memasuki apartemen, Minha memutuskan untuk berjalan di belakang Yeonjun karena ia tidak tau letak apartemen Yeonjun di lantai berapa.

Pintu elevator pun terbuka, mereka berdua pun memasuki elevator, Yeonjun pun menekan nomor 7 tempat dimana ia tinggal. Pintu elevator pun tertutup dan keadaan kembali canggung karena di dalam elevator hanya ada Yeonjun dan Minha saja. Yeonjun hanya tersenyum ke arah Minha, sedangkan Minha hanya mengulum senyumnya berusaha untuk menahan rasa canggung.




"Umm, jadi kau tinggal di apartemen?" tanya Minha yang mencoba memecah keheningan.

"Ya, aku mulai tinggal disini saat berada di tahun kedua kuliah, aku memutuskan untuk tinggal disini dan berpisah dari kedua orang tuaku karena jarak apartemen ini cukup dekat dari kampus. Sedangkan rumah kedua orang tuaku jaraknya hampir setengah jam dari kampus, sebenarnya aku sangat susah untuk bangun pagi. Jadi kalau aku bangun kesiangan setidaknya masih tertolong karena jarak kampus yang tidak terlalu jauh, selain itu aku juga ingin mencoba hidup mandiri agar tidak selalu merepotkan kedua orang tua ku." tutur Yeonjun.

"Ahh, begitu rupanya. Tunggu, apa kau selalu mengendarai mobil saat ke kampus? Bukankah jarak ke kampus cukup dekat dari apartemenmu."

"Sepertinya kau memang tidak pernah memperhatikanku ya? Aku biasanya ke kampus dengan berjalan kaki atau naik sepeda, kecuali kalau sedang ada kegiatan lain baru aku membawa mobilku. Dan kau harus tau, hari ini aku khusus mengendarai mobilku ke kampus karena dirimu." jawab Yeonjun sambil menyunggingkan senyumnya.

"Karena diriku?"

"Ya, spesial khusus untuk menjemputmu." ujarnya sambil tertawa kecil.



Seketika Minha terdiam, ia mulai kesal karena Yeonjun mulai menggodanya lagi. Yeonjun sendiri tertawa gemas melihat raut wajah Minha yang kesal padanya.


Pintu elevator pun terbuka, mereka berdua pun melangkahkan kaki mereka, Yeonjun menghentikan langkahnya terlebih dulu tepat di unit nomor 317. Ia menempelkan kartu identitasnya dan pintu pun terbuka.




"Ayo masuk.." ajak Yeonjun.





Minha pun mengikuti langkah Yeonjun yang mulai memasuki apartemennya, ia sedikit terkejut saat memasuki apartemen Yeonjun. Minha terkagum dengan interior dalam apartemen barang-barangnya pun tertata rapih, entah Ibunya yang memang sudah merapihkannya atau memang Yeonjun yang sudah terbiasa rapih.



"Ouh, kalian sudah datang rupanya. Cepat kemari, aku baru saja selesai membuat cemilan." ucap Ibu Yeonjun yang baru saja keluar dari balkon.



Minha dan Yeonjun pun menghampiri Ibu Yeonjun di ruang makan, benar saja di sana sudah tersaji puding coklat dengan vla vanilla serta coklat panas kesukaan Yeonjun.




"Woah, kau memang Ibu yang terbaik.." puji Yeonjun sambil tersenyum lebar.

"Tentu saja, jadi jangan coba-coba kau menyakitiku. Kalau tidak akan ku kutuk kau.." gurau Ibu Yeonjun seraya mengelus kepala Yeonjun yang sedang duduk di kursi.


Tiba-tiba mata Ibu Yeonjun beralih pada Minha yang berada di depan Yeonjun, ia tersenyum lebar melihat anak gadis di hadapannya.



"Kenapa kau belum memakan pudingnya, Minha?" tanya Ibu Yeonjun yang sedari tadi memperhatikan Minha hanya diam menatap puding yang ada di hadapannya.

Oh! My  × Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang