Pt. 8

4.6K 493 119
                                    


Usai sidang, waktu senggang yang dimiliki Yeonjun cukup banyak. Terlebih waktu wisudanya yang masih cukup lama membuatnya lebih sering menghabiskan waktu bersama temannya atau pergi berkencan dengan Minha.


Kali ini ia sedang menghabiskan waktu bersama para sahabatnya di sebuah Cafe milik orang tua Hyungseob. Tujuannya bukan hanya untuk berkumpul dengan sahabatnya, tapi Yeonjun juga membantu Woojin untuk merevisi tugas akhirnya. Selain itu, ia juga harus meladeni pertanyaan tentang pernikahannya yang dilontarkan sahabat-sahabatnya.



"Jadi sudah sejauh mana persiapannya?" tanya Jihoon seraya duduk di sebelah Yeonjun.

"Sepertinya sudah selesai, aku tidak terlalu mengetahuinya karena semuanya diurus oleh para orangtua. Tapi sore ini, aku dan Minha harus ke butik untuk mencoba pakaian pernikahan yang sudah dibuat Ibuku." jelas Yeonjun.

"Kau ini kenapa terlahir sangat beruntung, sudah pintar, wajahmu cukup tampan, punya keluarga yang perhatian, finansial sangat mendukung dan sekarang bertambah dengan calon istri yang sangat diidamkan para mahasiswa di kampus. Kenapa kau sangat beruntung?" cecar Woojin.

"Entahlah, aku sendiri pun tidak tau.." balas Yeonjun.

"Benar kata Woojin, kau itu sangat beruntung. Dijodohkan dengan gadis yang termasuk dalam jajaran idaman para laki-laki di kampus, Minha dan sahabatnya memang termasuk dalam Top 10 gadis terbaik di kampus kita kan? Kau itu sangat-sangat beruntung!" sahut Mark seraya meminum cola miliknya.

"Kalian sedari tadi hanya membahas Yeonjun yang beruntung, lalu bagaimana dengan Minha? Apa ia termasuk gadis yang beruntung mendapatkan calon suami yang seperti Yeonjun." celetuk Haknyeon yang langsung dihadiahi tatapan tajam oleh Yeonjun.

"Jadi maksudmu dia bernasib sial karena mendapatkanku? Sini kau, biar kuhajar mulutmu!" geram Yeonjun seraya menatap kesal Haknyeon.

"Tentu saja ia juga sangat beruntung akan memiliki suami yang tampan, pintar, berkarisma, romantis, perhatian dan pekerja keras sepertiku." lanjut Yeonjun yang sontak dibalas tatapan meledek oleh para sahabatnya.

"Ya ya, Minha sangat beruntung akan mempunyai suami yang sangat penakut dengan serangga dan reptil." ledek Mark.

"Yap, dia juga sangat beruntung punya yang hobi bertingkah aneh." ujar Hyungseob yang ikut meledek Yeonjun.

"Kenapa kalian jadi memojokkanku!!" geram Yeonjun seraya mengerucutkan bibirnya.

"Ya ampun, kau ini!! Kami kan hanya bercanda, kita masih tidak menyangka kau akan menikah secepat ini. Jangan lupa undang kami dalam pesta lajangmu." ujar Jihoon seraya memukul bahu Yeonjun.

"Cih, lihat saja aku tidak akan mengundang kalian." Yeonjun mengerlingkan matanya lalu menatap layar hpnya.


Raut wajahnya pun seketika berubah saat melihat satu notifikasi yang muncul di layar hpnya. Senyumnya tertarik lebar, hingga membuat sahabatnya yang melihat itu langsung mengerutkan dahi.



"Lihatlah, pasti dia baru saja menerima kabar dari calon istrinya." ledek Woojin.

"Wajahmu saat ini sangat menjijikan Choi Yeonjun. Jangan pasang raut wajah seperti itu!" sarkas Mark namun tetap diabaikan oleh Yeonjun.

"Lihatlah, ia sedang membalas pesan sambil tersenyum seperti orang gila." ujar Hyungseob.


Yeonjun tersenyum remeh ke arah sahabatnya seraya memasukkan hpnya ke dalam saku celakanya.


"Kalian jangan iri padaku, daripada menghujatku lebih baik cepat cari pasangan lalu menikah. Jangan terlalu lama sendiri, karena itu terlihat menyedihkan. Aku pamit duluan, Ibuku memintaku untuk datang lebih awal." ucap Yeonjun seraya tersenyum miring dan beranjak pergi.

Oh! My  × Choi YeonjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang