EMPAT

7 1 0
                                    



Hari ini gillis berangkat kesekolah menggunakan mobil yang di kendarai kakak laki-laki nya. Sebenarnya kemarin-kemarin pun sama saja, yang membeda kan adalah jika kemarin-kemarin ia tak dibukakan pintu, tidak digendong saat turun, dan tidak diantar kekelas. Tapi sekarang, semua itu dilakukan

Dengan alasan agar sampai dengan selamat dikelas dan tidak ada yang gangu gue - alibi bang gibran hm:)

'Percayalah sebenarnya ia hanya ingin mengetahui siapa yang bikin gue kaya gini dan siapa yang nolong gue' batin ku yang ingin berteriak

"Bang aku kan udah sampe di kelas, sana pulang! Aku udah SMA bukan anak paud lagi yang mesti ditungguin sampe guru dateng!" ucap gillis dengan sebal

"Bagi abang kamu masih anak paud"ucap bang gibran sambil mencubit pipi gillis

"Ahhh sweet banget!!!" pekik serempak para Ciwi-ciwi

Yang membuat gibran bergidik ngeri dan segera pamit

"Yaudah abang pulang dulu ya, kalau kenapa-napa telfon abang oke!"ucap gibran sambil mengelus pucuk kepala gillis membuat sang empu mengangguk sebagai respon nya

"See you baby"ucap gibran sambil mengecup pucuk kepala gillis lalu pergi keluar kelas nya

Seketika kelas menjadi berisik karena toa ciwi-ciwi yang jumlah nya bisa di itung dengan jari kala mengingat adegan romantis adik kaka itu.

Gillis hanya menggelengkan kepalanya melihat reaksi berlebihan teman sekelas nya itu.

****

"Lain kali lebih keras yud lempar nya biar lumpuh sekalian!" ucap raihan dengan sinis kearah sahabat nya

"Bacot! Lu rai" ucap yudha dengan nada datar

"Bodoamat!"ucap raihan sambil Beranjak dari kursi nya

"Mau kemana lo?!"tanya yudha dengan ekspresi kesal nya

"Ke kelas dedek gemesss dongggggggg" ucap rayhan dengan ekspresi yang membuat yudha makin kesal

Melihat reaksi yudha membuat raihan tertawa kemenangan, ia sangat puas dengan ekspresi sahabatnya itu.

****

"Gillis?" sapa riska dengan ekspresi penuh tanya

"Gue cuma terkilir dikit doang"ucap gillia sambil tersenyum lebar

"Cuma terkilir dikit ya? Kok bisa ya sampe harus di gips dan pake kursi roda?"tanya riska dengan penuh selidik

Membuat gillis menunduk tak tau harus menjawab apa

Tingkah gillis membuat riska menghela nafas nya ia paham betul sikap sahabat nya itu.

"Lain kali kalo sakit ya bilang sakit jangan sakit tapi bilang baik-baik aja! Itu lebih bikin orang lain khawatir"ucap riska sambil mengelus pucuk kepala gillis

"Maaf" ucap rahma dengan suara yang pelan

"Maaf buat?"

"Bikin lo khawatir"

Ucapan gillis membuat riska tertawa, ia tak habis pikir sebenarnya berapa usia sahabat nya ini? Kenapa selalu terlihat seperti anak di taman kanak-kanak

"Gapap-" ucapan riska terpotong saat ada seseorang yang berteriak

"GILLIS?! WHERE ARE YOU?!"pekik raihan didepan pintu kelas gillis dengan muka tidak tahu malu nya

BAGIAN DARI KEHILANGAN  [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang