Pria tampan di hadapan Audra tertawa renyah sambil berkacak pinggang dengan angkuhnya. Ia kemudian menatap sinis sambil masih tersenyum miring pada pria di samping Audra yang menampakkan wajah datar. "Kau bercanda, kan, Audra? Mana mungkin kau meninggalkanku hanya untuk pria ini? Dia hanya pria biasa tanpa kekayaan yang takkan habis 7 keturunan sepertiku. Harta warisannya pun tak mendekati 0,25% dari milikku." Ia lalu terkekeh kecil.
"Jeremy, aku serius." Kalimat Audra sukses membuat cengiran Jeremy berhenti.
"Audra, jangan main-main denganku!" Nada pria itu meninggi.
"Aku tidak main-main, J. Aku sungguh mencintai Rayden, lebih dari apapun. Terlebih lagi, kami akan memiliki seorang anak beberapa bulan lagi," Audra tersenyum sambil merangkul lengan Rayden dan mengelus perut ratanya. "Aku tengah mengandung, usianya sekarang 2 bulan."
"A- apa?! Audra! Kau tidak bisa melakukan ini padaku! Kau mencintaiku, kan?!" Wajah Jeremy memerah.
"Aku mencintaimu, J. Sebagai pasangan, itu dulu. Sekarang aku hanya mencintaimu sebatas teman yang akan selalu peduli denganmu. Maafkan aku," jawab Audra.
"Audra, jangan tinggalkan aku! Aku sungguh mencintaimu, maafkan aku atas kesalahan-kesalahanku di masa lalu. Aku akan menerimamu dan bayi itu, asal kau tetap akan menjadi istriku. Kumohon!" Jeremy bersimpuh di kaki Audra.
Audra panik, ia memaksa Jeremy berdiri sementara Rayden hanya tersenyum menang pada pria yang tampak menyedihkan itu.
"Jeremy, jangan seperti ini. Aku sudah memaafkanmu di masa lalu. Ini bukan kesalahanmu. Hanya saja aku mencintai pria lain, J. Dan aku harap kau bisa merelakanku seperti aku yang merelakanmu tahun-tahun lalu."
"AUDRA! JANGAN TINGGALKAN AKU!" Jeremy berteriak histeris saat melihat Audra dan Rayden melangkah pergi menjauh. Beberapa pengawal keluarga Dionne langsung menarik Jeremy pergi dari sana sebelum membuat kekacauan.
---
"Kau tampak murung. Apa kau tidak rela melepasnya?" Rayden menatap cemas Audra yang duduk di sampingnya. Raut wajah pria itu tidak berubah saat ia kembali fokus mengemudikan mobil SUV mewahnya.
"Bukan begitu. Aku hanya merasa sedikit.. bersalah," jawab Audra. "Tapi jangan khawatir," wanita cantik itu menggenggam tangan prianya, "aku telah membuat keputusan yang paling tepat. Tempatku hanya di sisimu, hanya bersamamu."
Rayden tersenyum manis dan mengecup tangan tunangannya. "Aku sangat mencintaimu."
---
"Aku ingin bertemu ayahku. Apa ia ada?" Audra menghampiri sekretaris ayahnya yang sudah ia kenal sejak kecil.
Pria berusia sekitar 45 tahun itu tersenyum dan mengangguk. "Sebentar lagi beliau akan selesai meeting dengan Tuan Dionne. Silakan tunggu di ruangannya."
"Baiklah."
Audra menarik tangan Rayden masuk. Tapi pria itu menghadangnya.
"Maaf, Nona, orang tak dikenal dilarang masuk."
"Steve, ini Rayden Alasdair, tunanganku. Aku akan memperkenalkannya pada ayah. Kau tahu siapa Alasdair kan?"
Steven mengangguk paham dan akhirnya mempersilakan mereka masuk meski beberapa pertanyaan bercokol di pikirannya. Bukankah nona muda itu tunangan putra sulung Dionne? Ah, sudahlah. Bukan urusannya juga.
"Ini pertama kalinya aku datang ke kantor perusahaan keluargamu. Sangat menakjubkan," puji Rayden sambil mengedarkan pandangannya di ruangan direktur.
"Terima kasih, gedung ini dirancang ibuku. Dia seorang arsitek. Dari proyek gedung ini jugalah kedua orang tuaku bertemu. Oh ya, kau tidak menjalin kerjasama dengan perusahaan ayahku ini?" Audra menanggapi.
Rayden menggelengkan kepalanya. "Tidak. Perusahaanku bergerak di bidang properti. Kami membangun komplek perumahan, apartemen, dan kondomium. Bagian mana yang berhubungan dengan pertambangan emas?"
Audra tertawa diikuti Rayden.
Tawaan keduanya terhenti saat pintu terbuka. Seorang pria berambut putih berdiri di sana. Di sampingnya ada pria tua lainnya yang memakai kacamata berbingkai hitam.
"Audra, putriku," Arthur Sullivan memeluk putri tunggalnya.
"Halo, Paman Chase." Audra tersenyum pada Chase Dionne—ayah dari Jeremy Dionne.
Pria tua berkacamata itu tersenyum membalas.
"Oh, siapa ini?" Arthur tersenyum tipis pada Rayden yang berdiri gugup di hadapannya.
"Ayah, perkenalkan, ini Rayden Alasdair, tunanganku." Audra berdiri di sisi Rayden.
Ekspresi kedua orang tua itu tampak tak terbaca. Arthur memandang Rayden dengan tatapan datar sementara Chase dengan wajah dinginnya.
"Apa maksudmu? Bagaimana dengan Jeremy?" Arthur menaikkan sebelah alisnya.
"Aku bisa menjelaskan semuanya," Audra menatap Chase dengan tatapan memohon maaf. "Aku mencintai Rayden, lebih dari apapun. Aku tak bisa kehilangannya. Aku sudah membicarakan ini pada Jeremy. Ia tampak tak bisa menerimanya dengan baik. Aku sungguh minta maaf, tapi aku akan terus bersamanya sebagai teman baik. Maafkan aku, Paman Chase. Keluarga Dionne sangat baik padaku tapi justru ini yang kalian dapatkan dariku.."
Diluar dugaan, Chase Dionne tersenyum dan mengacak pelan rambut Audra. "Aku hanya bisa mengharapkan kebahagiaanmu, Audra."
KAMU SEDANG MEMBACA
Her Dream Man
Short StoryNamanya Audra Sullivan, gadis malang yang kehilangan ingatannya tiga tahun lalu di sebuah kecelakaan pesawat. Sejak itu ia bekerja keras menghidupi dirinya sendiri di tengah kota London. Hidupnya yang terasa berat berubah begitu saja saat ia bertemu...