Taeil

4.6K 471 42
                                    

Kemarin malam aku membunuh kekasihku sendiri, Doyoung, akibat pertengkaran besar yang tidak berujung.

Aku di butakan cemburu, dia pun begitu. Doyoung selalu saja bercerita tentang Jaehyun. Hanya Jaehyun mungkin isi kepalanya. Jaehyun yang begini lah Jaehyun yang begitulah. Aku muak dengan sikapnya yang seperti itu. Terlebih lagi saat recording ia selalu memilih berdiri bersama Jaehyun.

Aku di tangkap setelah beberapa jam kasus pembunuhan ini dilaporkan pada polisi. Aku di giring dan di mintai keterangan dengan apa aku membunuh Doyoung. Sudah lima jam aku berada di sini. Namun mereka tak mendapatkan apapun dariku.

"Aku tak tau aku lupa."

Terdengar santai memang. Lagi pula itu memang sifat ku, kalian tau kan?
Namun para polisi bodoh itu tetap memaksaku sampai salah satu psikolog angkat bicara.

"Kau membunuhnya dirumah?"

"Iya."

"Lalu kemana jasadnya?"

"Tak tau, aku lupa."

"Dia tidak berbohong. Dia mengidap alzeimer."

Aku hanya menangguk. Ya walaupun aku tak tau tau betul apa itu alzeimer. Aku lupa haha.

"Lalu dimana anak ini membuang kekasihnya?"

Aku melihat jengah kearah polisi itu, "Seperti bentuk fisiknya! Dia hangus ku bakar! Berarti dia menjadi abu."

"Lalu kau kemanakan abunya bodoh?! Lagi pula di rumah mu itu penuh dengan darah, bukan bekas kebakaran!"

"Hm, kemana ya. Wah aku lupa." Sedikit tercengang dengan fakta yang ada saat polisi membeberkan foto dan beberapa berkas dengan harapan aku ingat semuanya.

"Permisi." Seorang polisi muda masuk dengan membawa selarik kertas yang jika ku lihat lebih mirip kertas contekan saat aku berada di SMA dulu.

"Aku menemukan ini di dalam kamarnya." Ucap polisi muda itu dengan gaya tak bersahabat dan menunjuku dengan dagunya. Dasar anak tidak sopan!

Psikolog membaca kertas itu dan polisi tua bangka tetap melihatku tajam. Aku tak ingat itu kertas apa, namun saat sekilas aku melihat tulisannya yang tembus karena tinta yang tebal, aku tau itu tulisan tanganku.

"Apa ini?" Kata sang polisi muda, dengan nametag Huang Renjun.

"Tak tau, yang ku tau itu tulisan tanganku."

"What? Kau bodoh?" Hey, lagi-lagi anak ingusan itu tidak sopan!

"Dia alzeimer. Dia tidak berbohong." Bersyukur ada psikolog disini yang sedikit membantuku. Aku memang tak tau, aku tidak bohong, sumpah! Aku hanya lupa.

"Mau kubacakan?"

"Orang yang menciptakannya tak menggunakannya. Orang yang membelinya tak pernah menggunakannya. Dan orang yang menggunakannya tak pernah mengetahuinya. Kebun saja."

Hening.

Si polisi tua menatapku lebih tajam.

Sang psikolog tersenyum kecut, "Jadi di sana kau menyimpannya, astaga."

Dan yang menyebalkannya, polisi muda itu menatap remeh ke arahku, "Dasar tua bangka pikun! Membuang waktu saja!"

Sialan kau bocah ingusan. Ingatkan aku untuk membunuhnya setelah kurungan ini berakhir.

Oh ya, Doyoungku kemana ya?

Bloody Dorm - NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang