Aku adalah seorang dokter. Dan kini aku tinggal bersama pasienku, seorang lelaki tua yang tidak mempunyai sodara, Lee Sooman namanya.
Dia adalah seorang mafia, cukup bersiko memang jika aku menyimpannya di rumahku. Namun, terlalu iba jika aku membuang pasienku sendiri.
Beberapa hari yang lalu Mr.Sooman menyuruhku untuk membantunya membuat wasiat. Dan tanpa di duga semua harta miliknya dia lipahkan padaku. Benar memang, jika kita berbuat baik, kita akan mendapatkan hal yang baik.
Pukul 3 pagi, saat aku berada di ruanganku Mr. Sooman masuk dengan langkah terburu.
"Dokter Yuta! Bantu aku." Katanya, sedikit berteriak dengan sisa suara yang dia punya.
"Ada apa? Apa kau merasakan sakit?"
"Bukan, Jinyong Park. Dia bilang dia telah menemukan dimana aku berada. Dia dalam perjalanan menuju ke sini. Aku tak punya tenaga lagi, aku tak bisa kabur ke hutan lebih jauh."
Aku menyimak setiap yang ia katakan. Park Jinyong adalah musuhnya. Dan dari apa yang aku tau, Sooman pernah menjatuhkannya dan mungkin dia akan balas dendam sekarang.
"Aku punya ide. Ayo kita keluar."
Aku membantu memapah Sooman yang tenaganya hampir habis. Ku dudukan dia di pinggiran danau dan aku sedikit masuk ke hutan dengan membawa parang.Aku kembali dengan bambu yang cukup panjang kira-kira lebih dari 5 meter.
"Masuklah ke danau ini. Kedalamannya cukup untuk kau bersembunyi. Guanakan bambu untuk kau bernapas dari mulutmu."
"Apa kau yakin?" Dia bertanya sembari melihat bambu yang kini dia pegang.
"Tentu. Aku akan sedikit masuk ke hutan dan membawa beberapa pistol. Aku akan menembak si kaparat itu dan kita akan pergi setelahnya. Bagaimana?"
Ia setuju. Dan kami mulai melancarkan aksi ini. Beberapa jam kemudian seorang warga desa menemukan jasad Sooman saat aku baru keluar dari tempat persembunyian. Ia pun melaporkannya kepolisi.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" Tanya polisi padaku saat mereka tiba dan memeriksa jasad Sooman.
Aku menceritakan bagaimana kronologi dari awal Sooman meminta bantuanku, hingga aku keluar dari tempat persembunyian karena JYP yang tak kunjung datang.
"Mungkin dia panik, dan dia meninggal karenanya."
"Aku tau kau pembunuhnya, Dr. Yuta." Salah seorang polisi menangkapku. Apa-apaan ini, aku membantunya, bukan membunuhnya.
"Bagaimana bisa? Aku bersembunyi dan membawa senapan. Bahkan jika aku akan membunuhnya tentu saja aku akan menembaknya dan aku tak menggunakan senapan ini sedari tadi."
Polisi itu menatap jengah kearahku dan menggiringku masuk kedalam mobil.
"Kau seorang dokter. Kau jawab sendiri pertanyaan bodohmu itu."
Ah sial. Saat polisi itu membuka maskernya baru ku tau, mengapa dengan mudah ia menangkapku sebagai tersangka.
"Ah Dokter Winwin, apa kabar?"
Dia membuang muka saat melihat senyumanku yang bertanya akan kabarnya. Pintar juga dia haha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Dorm - NCT
Misteri / Thriller【 Riddle or creepy story dengan cast NCT2019 】 ◆ Oneshoot ◆ "Gege kok merem, kan matanya belum lele congkel? Ga seru ah ge." Ucap Chenle, namun Renjun tak menjawabnya. Tak akan pernah.