Chapter 3 : 2 Nation

46 5 0
                                    

3rd POV

Minato dan Kokichi pergi menuju kota para manusia yang datang dari dunia lain. Perjalanan dari desa yang berada di timur hutan yang dikatakan Kokichi yang belum tentu benar memerlukan waktu 3 hari.

Sesuai data yang belum tentu benar dari Kokichi bahwa dunia ini memiliki sistem seperti game RPG (role playing game). Tidak ada batasan level bagi manusia. Semua bisa menjadi petualang walaupun memulainya dari Lv 1, dan Kokichi saat ini berlevel 23. Katanya dia sudah memiliki level 20 saat datang di dunia ini.

Petualang memiliki cukup banyak kelas yang bisa di perolah dan satu orang bisa mendapat 2 kelas sekaligus. Kelas kelas tersebut terdiri dari

1. Warria.... maksudnya Warrior (si ahli jarak dekat. Senjatanya bisa pedang, dagger, bre*st eh kok bre*st brass knuckle (yang bener gimana sih).)

2. Lancer (si ahli jarak menengah. Senjatanya adalah tombak, naginata, halbert, sama trindent)

3. Brute (si penghancur, bisa dengan kapak, gada dan apapun yang berukuran segede gaban)

4. Archer ( si ahli jarak jauh. Senjatanya bisa menggunakan panah, tombak lempar (yang bener namanya ap sih), pisau lempar, pedang lempar kalau ada.)

5. Mage (si tukang sihir (pake tukang ya kan). Mage bisa menyerang dengan sihir, bisa membuat senjata, bisa mengsummon makhluk)

6. Assasin (si ahli mindik mindik alias sembunyi sembunyi, skill mungut nomor satu)

Dan katanya ada 3 negara yang berada di utara dan selatan, tetapi dia belum tshu bagaimana detailnya. Dunia ini terdari dari 3 pulau utama dan beribu ribu pulau kecil, pulai ini adalah pulau utama dari ketiga pulau itu.

Dunia ini entah kenapa tidak ada namanya raja iblis seperti isekai pada umumnya atau game rpg pada umumnya. Dan dunia ini seharusnya damai karena tidak ada dewa iblis.

"Dan itulah apa yang aku bisa jelaskan." Kokichi menunduk badan seperti seorang pangeran. "Tapi kamu bilang saat pertama kali kita bertemu pengetahuanmu tentang dunia ini cetek. Tetapi kenapa kau bisa tahu sebanyak itu?" tanya Minato dengan terheran heran.

"Oh itu bohong kok." Kokichi pun tersenyum dengan sangan polosnya. "Haha sudah kudagu eh kok kudagu, kuduga. Lucu deh kamu *slap*." terdengar tamparan dari seorang pria tampan kepada si bocah anggur. "Sakit kakak *hiks* *hiks*" dan Kokichi pun nangis.

Mereka berjalan mengikuti sungai yang lebarnya kira kira selebar 5 meter. Dan di seberang sungai terdapat phon cemara, dan saat Kokichi menghadap dan menengok ke kanan sebesar 30° dan menemukan batu besar. Berapakah jarak Kokichi dengan bwtu besar tersebut? Lah kok malah soal matematika materi trigonometri.

Kokichi dan Minato merasa canggung saat mengikuti aliran sungai, mereka tidak tahu harus berkata apa dan tiba tiba terdengar suara tembakan sebuah senjata api.

"Apaan tuh!?" kaget mereka berdua. "Sepertinya ada yang menembakkan sebuah senjata api. Tetapi kenapa ada senjata api di dunia ini?" tanya Kokichi dengan panik dan bingun menjadi satu. "Lah, lu bilang ada kota dekat sini adalah kota modern, yah wajar donk ada suara tembakan." jelas Minato.

"Lah lu merusak suasana bingung dan panik ini. Tapi kenapa ada suara itu lho? Kan seharusnya ini sudah di diluar hutan, maka seharusnya tidak ada hewan buruan." lalu Kokichi berlari menuju suara tembakan itu yang berada 88° kearah kanan. Dengan rasa penasaran dan bingung Minato pun mengikuti Kokichi di belakangnya.

Setelah sampai di sumber suara, mereka melihat pembunuhan di jalan setapak. Tetapi ada yang aneh dengan pembunuhan itu, kenapa terlihat sepeti dua prajurit dari negara berbeda yang berada di sana. Yang tewas menggunakan pakaian tentara berwarna coklat seperti tentara Amerika. Dan yang membunuh dengan pistol..... mungkin, menggunakan pakaian tentara berwarna hijau seprti tentara Indonesia.

Ada banyak tentara berbaju hijau mendekat dari arah barat dan para tentara hijau menembaki tentara coklat.

"Apa apaan nich? Ada perang kah? Arah barat kan kota yang akan kita datangi, gimana kalo kita ketangkep trs di perkos-..... maksudku di eksekusi!?" bisik Kokichi yang terdengar panik. "Tenang sih ngapa, dasar Bocah Panta." Minato tenang dan menenangkan Panta Boy.

Geeelaaaaa! Lu bisa tenang!? Baru tau gue." Kokichi terkagum kagum. "Ya elah, baru aja ketemu kemaren." kesal Minato.

"Trs gimana nich, kita datangi mereka apa lanjut jalan aja, tapi gimana kalau kita ketemu para prajurit? Di seberang hutan kan perbatasan. Bisa gawat kalo mereka pikir kita dari negara lain." Kokichi masih saja panik, sedikit panik maksudnya. "Kita lanjut aja, tapi jangan ikuti jalan setapak. Ikuti sungai saja." jelas Minato dengan tenang. "Oke deh" semangat Kokichi dengan suara pelan.

Mereka melanjutkan perjalanan mengikuti sungai menuju arah barat, tetapi karena sungai sudah mulai ke arah utara, mereka memutuskan untuk menyebrangi sungai karena apabila mengikuti sungai maka akan menemukan jalan setapak dan bertemu dengan para tentara.

Tetapi saat proses menyebrangi sungai, tiba tiba Kokichi terseret aliran sungai yang cukup deras. Dengan cepat Minato memanggil persona dan menolong Kokichi, tetapi ada orang yang menggunakan kemeja hitam berjas merah dan celana merah, rambutnya putih lancip lancip dan ahoge di ubun ubunnya menolong Kokichi dengan berjalan mengikuti arus lalu menyerek dia ke sebrang sungai.

Kokichi pingsan karena dia tenggelam dalam waktu yang cukup lama. "Anda siapa ya? Apakah anda berasal dari kota sana?" Minato menunjuk arah barat dan terlihat seperti sebuah kota. "Iya itu memang benar, saya adalah Orga Itsuka. Anda siapa ya? Apakah anda sekalian baru sampai di dunia ini?" orang itu mengendong Kokichi dan berjalan menuju barat yang kemungkinan menuju arah kota. "Nama saya adalah Minato Arisato, terima kasih Itsuka-san" "Sama sama, dan tolong panggil aku Orga saja, Minato-kun." Orga tersenyum.

Orga menggendong Kokichi dan mulai berjalan menuju kota.

"By the way any way busway, tadi kami melihat tentara memakai pakaian hijau dari arah kota menyerang tentara berpakaian coklat. Apa yang terjadi di dunia ini? Apakah ada konflik yang terjadi?" Minato menatap Orga dengan bingung.

"Jadi kau melihatnya. Tentara hijau itu berasal dari negara kami, Negara Dunan. Tentara coklat yang diserqng itu berasal dari negara sebelah yang namanya Iwatodai, dan Iwatodai itu adalah nama baru negara itu. Sepertinya nama sebelumnya adalah Britannia. Dan tentara coklat itu sepertinya sedang memata matai kota kami, lalu tentara patroli kota kami menemukannya dan langsung dieksekusi di tempat" raut wajah Orga memasam.

"Negara Dunan negara berbentuk apa? dan negara Iwatodai negara berbentuk apa?" Minato mulai bertanya. "Dunan adalah negara republik. Kalau Iwatodai adalah negara kerajaan. Kedua negara ini sering berperang entah apa alasannya, karena yang tahu hanya pemerintah pusat kami hanya bisa bertindak. Dan sepertinya Dunan duluan yang memulai perang. Aku Orga Itsuka menjadi wali kota Mecholist dan pemimpin tentara bayaran Tekkadan." Orga selesai menjelaskan pertanyaan Minato.

Setelah Orga menjelaskan dua negara tersebut mereka bertiga akhirnya sampai di kota Mecholist, kota yang menyatukan berbagai macam orang dari berbagai macam dunia. Dari pintu gerbang kota terlihat seperti abad 20-an. Ada mobil berlalu lalang, polisi, dan banyak orang berjas di mana mana. Dan anehnya banyak terlihat petualang menggunakan pakaian yang bukan seperti pakaian abad 20-an, seperti abad pertengahan. Sepertinya ada banyak ras di kota ini.

Minato terkagum kagum dengan keindahaan kota Mecholist, tetapi ada yang memperhatikan dia sejak ia datang ke dunia ini.

1140 word

Jangan lupa pencet tombol bintang trs komen dan share ke teman teman kalian semuach. It's time for Minato_Yuki to go home.

Using Persona in Isekai (DISCONTIUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang