Chapter 2 : Liars Awakening

64 7 0
                                    

Minato POV

Setelah kami berjalan cukup lama, kami tidak bisa keluar dari hutan. Hari sudah malam dan kami memutuskan menuju sungai terdekat untuk berkemah.

Setelah menemukan sungai terdekat, kami langsung melakukan persiapan kemping alias kemah. Aku mencari kayu bakar, Kokichi mencari makan. Kami akan bertemu lagi di dekat sebuah batu besar yang kebetulan ada di dekat sungai.

Apakah kayu bakar ini cukup ya? Apakah Kokichi perlu tahu tentang personaku? Bagaimana jika dia tahu tentang personaku dan membocorkannya kepada orang lain? Aku tidak bisa langsung percaya kepadanya setelah semua kebohongan b*ngsat tadi....... Lebih baik aku percaya saja daripada tidak.

Setelah diriku memungut kayu bakar di dalam hutan yang tidak terlalu jauh dari sungai, lalu diriku yang tampan ini langsung menuju sungai dan berharap agar Kokichi tidak sampai duluan.

Setelah 532 detik berjalan, akhirnya aku sampai di sungai tersebut. Dan syukurlah dia tidak ada di sini. Aku langsung bergegaa mempersiapkan kayu bakar dan menunggu si bocah itu. Setelah menunggu lama dia akhirnya datamg juga membawa ikan yang sudah di mutilasi, tidak ada duri maupun sisik lagi. Hebat juga dia.

"Ikan sudah siap, sudah aku beri bumbu sepesial agar tambah enak. Nih." kata Kokichi sambil memberi 10 ikan kepadaku.

"Ngomong ngomong, kekuatan apa itu tadi? Kok ada makhluk putih di belakangmu tadi?" tanya Kokichi sambil mebolak balik ikan bakar.

"Apa maksudmu?" tanya diriku bingung.

"Tadi lho pas kamu nyelametin aku dari para goblin gay, masa kamu amnesia." jelas dia.

"Anjrit! Lupa gue!" diriku kaget sambil memegang ikan yang hampir matang.

Hahahahaha! Kamu pelupa ternyata, nishishi." tawa Kokichi.

"Sial, niatnya aku menyembunyikan kekuatanku hingga aku sampai di kota malah ternyata ketahuan sekarang. Akan ku beri tahu." jawab diriku sambil kesal. "Makhluk itu kusebut Persona, persona melambangkan tentang sifat asli kita. Biasanya persona hanya bisa digunakan kepada orang orang yang sudah menerima sifat, dan hal pada diri kita yang kita tidak inginkan. Misalkan sebagai contoh, kamu menyembunyikan ketakutan kita pada media tv dan ketakutan akan rasa ketidakbebasan pada diri kita, padahal kita bisa menaklukan semua hal itu. Dan  jika kita bisa menghadapi atau menerima hal itu, maka kita akan mendapatkan persona. Ya..... walaupun persentasenya sangat kecil." jelasku.

"Zzzz....." sial dia tidur.

"Wah penjelasanmu sangat bagus, mungkin aku bisa dapat persona deh." tiba tiba dia bangun. "Itu tidak mungkin deh, kamu kan berohong setiap saat." candaku.

"Haha, lucu deh kamu" dia ketawa tidak ikhlas sambil makan ikan bakar yang sudah matang.

Setelah makan kami tidur. Kami tidur secara bergantian, Kokichi tidur duluan dan aku berjaga. Setelah sekian lama dia tidur dan aku berjaga, tiba tiba terdengar suara aungan seringgalau eh kok seringgalau, serigala kocak. Bukan waktunya bercanda, aku lihat ada puluhan yang hampir ratusan serigala menuju kemari. Kenapa ada serigala di sini? Pasti gara gara Kokichi nih. Sial, aku harus mengurus mereka sebelum aku tidur.

Aku langsung memanggil Orpheus dan menghajar mereka dengan harpun milik Orpheus. Lalu aku menyerang mereka dengan Agi dan hanya sebagian saja yang kena. Sial Agi kan hanya serangan individu. Masih cukup banyak serigala yang tersisa. Tiba tida dari belakan ada seekor serigala yang menerjang lalu diriku dan Evokerku jatuh. Aku bertahan agar tidak dimakan oleh serigala ini. Tiba tiba terdengan sura Kokichi yang berkata, "Persona!" tiba tiba ada persona muncul yang tidak terlalu asing di mataku. "Ayo Hermes, hajar mereka semua!" teriak Kokichi dengan semangat. Kenapa dia dapat menggunakan Hermes di sini? Bukankah Hermes persona milik Junpei Iori. 

Hermes seperti manusia, tetapi kepalanya tidak mempunyai muka. Seluruh badannya berwarna hitam. Memiliki sebuah benda yamg digunakan sebagai pedang yang berwarna kuning keemasan.

Hermes milik Kokichi langsung mengalahkan puluhan serigala dengan sekali tebas. Dai menyombongkan diri lagi setelah menebas banyak serigala lagi. Setelah 278 detik mengalahkan para serigala, akhirnya selesai juga.

Kokichi terlihat seperti orang mau mati. "Huf huf huf, capek ya. Apakah ini efek penggunaan persona pertama kali?"

"Bagaimana kamu bisa menggunakan persona? Bahkan evokernya ada di sit- Mana evokernya njing!?"  aku kaget.

"Noh." Kokichi menunjuk perapian.

"Aswa! Ntar aku ga bisa pake karena panas njing!" panik diriku. "Tunggu sebentar, jika Evokernya ada di situ. Kamu manggil persona nya gimana?" aku tanya Kokichi dengan bingung.

"Ntah apa yang terjadi, tiba tiba ada kartu melayang dari langit dengan lambat. Dan aku perasaanku mengatakan bahwa aku harus menangkapnya dengan tangan. Dan tiba tiba ada Persona di belakangku, dan entah kenapa aku bisa tahu nama personaku adalah Hermes." Kokichi menjelaskan dengan rasa heran.

Bagaimana bisa orang biasa tanpa mengalahkan Shadownya sendiri bisa mendapatkan persona? Dunia ini memang aneh.

Kami melanjutkan tidur dengan harapan besok bisa langsung pergi ke kota.
.
.
.
.
.
Keesokan hari.

Saat aku membuka mataku, cahaya matahari menusuk nusuk mataku membuat diriku sadar bahwa sudah pagi. Dan aku juga baru sadar bahwa kami berhasil keluar dari hutan. Aku langsung mencari Kokichi tetapi dia menghilang. Aku berpikir bahwa dia meninggalkan diriku karena dia merasa sudah kuat. Yah aku tidak peduli dengan itu anak.

Aku pergi ke tepi sungai untuk minum air sungai yang sangat jernih. "Hai Minato-chan." saat aku minum tiba tiba terdengar suara Kokichi berada di hulu sungai sedang buang air kecil. Bangsat! Aku langsung menyemburkan air yang lagi kuminum. Aku langsung memanggil Orpheus dan menyerang Kokichi dengan Agi. Dan sesuai dugaan, dia juga memanggil Hermes dan sengaja terkena serangan (Hermes tebal terhadap api). Setelah bertengkar yang ga guna itu membuat kami bau ikan bakar.

"Anjir, bau gosong gue. Untung bajunya ga gosong." kami berdua berbicara bersamaan. "Kokichi, kau tau ke mana arah kota itu kan? Dan aku mungkin bisa mempercayaimu sebagai teman pertama atau bahkan teman terbaik di dunia ini." kata diriku sambil membersihkan pakaian yang penuh debu.

"Terima kasih Minato-chan, kamu juga teman pertamaku dalam seumur hidup." kata Kokichi sambil tersenyum tulus. Pertama dalam seumur hidup? Apa maksudnya? Apakah dia belum punya teman di dunia sebelumnya?

"Aku tanya lagi kamu tahu di mana kota itu kan? Ayo jalan, kamu di depan aku di belakang." tanya diriku cukup kesal karena tidak dijawab tadi. "Aku tahu kok. Ke arah barat dari sini. Kata kepala desa dekat hutan ini, katanya Kotanya ada sungai yang cukup besar. Mungkin yang di maksud dia adalah sungai ini. Btw aku akan kurangi bohong ke kamu deh, karena kamu satu satunya yang menganggap diriku teman." setelah penjelasan Kokichi yang cukup panjang dia tersenyum lalu menangis.... mungkin. Tapi aku tahu dia bahagia sekarang.

Aku akan bertemu denganmu Minako, aku janji.

Perjalanan menuju kota kami lanjutkan.

1042 word







Terima kasih telah membaca cerita fanfic dari segala fanfic ini, setelah saya mendapat 3000 vote saya akan giveaway. Tapi..... lebih baik jangan percaya.
Jangan lupa tekan tombol bintang, trs komen dan share kepada teman teman kalian semua. It's time for Minato_Yuki to go home.

Using Persona in Isekai (DISCONTIUED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang