[4/1] Kisah Cinta Seorang Gadis Penyuka Hari Ulang Tahun (Pt. 2)

1 0 0
                                    

Semenjak hari itu, Si Gadis Penyuka Ulang Tahun tidak pernah lagi sendirian. Ia selalu merayakan hari ulang tahunnya dengan penuh kebahagiaan. Lagi.

Dimulai dari sebuah kado berupa buket bunga, berubah menjadi sebuah pernyataan ingin memiliki, dan berubah lagi menjadi sebuah cincin pernikahan yang berlapis emas 24 karat disertai dengan sebuah janji manis di depan ratusan orang.

Namun, seperti pepatah yang menyebutkan—

Dalam hidup ini, tidak ada suatu hal yang bersifat abadi. Tidak ada satupun.

Ratusan helai rambut berwarna hitam legam, pastinya secara perlahan akan berubah menjadi putih seperti susu.

Kerangka tulang yang penuh dengan kalsium, pastinya secara perlahan akan berubah menjadi keropos seperti kayu yang usang dimakan usia.

Detak jantung yang berirama dengan stabil, pastinya secara perlahan akan berubah menjadi lemah dan pada akhirnya akan berhenti, disaat Yang Mahakuasa mengatakan 'waktumu di dunia telah selesai'.

Kado menakjubkan yang diberikan kepada sang gadis ketika berumur 23 tahun, harus dengan rela ia kembalikan kepada pemilikNya. Seorang laki-laki, berparas tampan dan berkarisma seperti pangeran, yang pernah membawa sebuah obat. Tak akan pernah gadis itu lupakan sepanjang umurnya.

Akan tetapi, disaat gadis itu merayakan ulang tahun ke-32, tak ada lagi sejumlah erangan menyedihkan yang terlontar dan seberapa kering dan tandusnya tenggorokan gadis itu karena sebuah kehilangan. Hanyalah ada beberapa tetes mata dan rasa sakit yang harus ditahan oleh hampir semua wanita di dunia ini, yang membawanya kepada sebuah kata yaitu k e d a t a n g a n.

Meski pangeran tercinta yang dimiliki gadis itu telah kembali kepada pemilikNya, Sang Penguasa dengan baik hati memberikan sebuah kado lain yang tidak kalah mengejutkan. 

Seorang malaikat kecil yang memiliki sepasang mata indah berkilauan seperti samudra yang dihiasi dengan pancaran sinar matahari, kulit seputih salju pada musim dingin, dan sebuah melodi erangan tangis yang membahagiakan.

Gadis itu tidak lagi sendiri.

Yang Mahakuasa tidak mengizinkan gadis itu mengalami hal yang sama seperti disaat ia berumur 23 tahun.

Si Gadis Penyuka Ulang Tahun diberikan kado terindah yang tak pernah ia minta sebelumnya. Ternyata tanpa sepengetahuannya, kado terindah berupa malaikat kecil itu merupakan sebuah permintaan yang dimohon oleh Sang Pangeran. Pangeran tertampan dan terbaik yang pernah hidup dalam hati Si Gadis Penyuka Ulang Tahun.

Jika setiap tahunnya, Si Gadis Penyuka Ulang Tahun selalu membuat sebuah permohonan yang sama pada setiap hari ulang tahunnya. Kini, pada umur ke-30, ia tidak meminta apa pun. Karena ia tahu, bahwa Sang Penguasa telah memberikan hadiah terindah dan tidak pernah membiarkan dirinya merayakan hari ulang tahun sendirian dengan hati yang menyedihkan.

Detik demi detik, hari demi hari, dan tahun demi tahun telah Si Gadis Penyuka Ulang Tahun lewati. Bersama dengan kado terindahnya, yaitu si malaikat kecil berparas indah.

Hingga pada suatu hari, disaat Si Gadis Penyuka Ulang Tahun merayakan hari jadinya yang ke-52, terdengar sebuah bunyi bel rumah yang ditekan dua kali.

Si Gadis Penyuka Ulang Tahun yang telah berubah menjadi seorang wanita yang mulai menginjakan kakinya di fase 'paruh baya' membukakan pintu kayu rumahnya. Terlihat seorang lelaki muda, mengenakan topi dan seragam berwarna hitam, dan membawa sebuah kotak besar di depan dadanya.

Diserahkannyalah kotak besar itu kepada Si Gadis Penyuka Ulang Tahun dan si lelaki muda tersebut membungkukkan badan dan berpamitan pergi. Gadis itu tersenyum dan membawa masuk kotak besar yang tidak diketahui identitasnya. Tak lama kemudian, bunyi dering telepon terdengar memenuhi ruangan yang hanya dihuni oleh Si Gadis Penyuka Ulang Tahun.

"Halo, Bu. Selamat ulang tahun. Maaf aku tidak bisa berada di samping Ibu sekarang untuk menemanimu merayakan ulang tahun."

"Halo sayang, terima kasih atas ucapanmu. Tidak apa jika kau tidak bisa disini, kau tahu Ibu tidak terlalu mementingkan dalam mengadakan perayaan ulang tahun."

"Astaga. Ibu masih tidak pandai dalam berakting. Aku tahu kau sangat menyukai hari ulang tahun. Ibu saja tidak pernah melewatkan sekalipun untuk merayakan ulang tahunku."

Si Gadis Penyuka Ulang Tahun yang dipanggil "Ibu" hanya bisa tertawa pelan dan tersenyum.

"Ah- jadi ini darimu, toh. Sok misterius dasar." ucapnya sambil menoleh ke arah kotak besar yang baru saja diberikan oleh seorang lelaki muda.

"Oh, sudah sampai Bu? Aku hanya bisa memberimu itu tahun ini, tahun depan dan seterusnya aku akan memberikanmu semua yang kau inginkan, bu. Tenang saja!"

"Astaga, malaikat kecilku sudah pandai berbicara ya. Terima kasih sayang, jangan lupa untuk makan dan jaga dirimu disana oke?"

"Iya bu, tenang saja. Aku tutup dulu teleponnya ya, sekali lagi selamat ulang tahun bu! Aku menyayangimu. Selalu."


"Aku menyayangimu juga, malaikat kecilku." tutur Si Gadis Penyuka Ulang Tahun sambil tersenyum manis. 

my (12-months) diariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang