[6/1] Kisah Cinta Seorang Gadis Penyuka Hari Ulang Tahun (Pt. 4)

0 0 0
                                    

"Tunggu, Nek. Aku tidak mengerti. Jadi, di umur yang ke-52 Si Gadis Penyuka Ulang Tahun merayakan ulang tahunnya sendirian?"

"Bisa dibilang seperti itu karena malaikat kecilnya harus pergi untuk menjalani kehidupannya di kota seberang. Tapi, kalau Nenek bilang, ia tidak sepenuhnya sendirian."

"Huh? Tapi tadi Nenek bilang anaknya sedang pergi."

"Iya benar, tetapi karena permohonannya ia jadi tidak sendirian."

"Apa yang menjadi permohonannya, Nek? Aku sangat penasaran."

"Permohonannya? Sangat singkat."

"Ah- apa ya? Dia meminta sebuah hadiah?"

"Hm.. bisa dibilang seperti itu."

"Ayolah, Nek. Beritahu aku! Aku tidak tahu apa yang menjadi permohonan Si Gadis Penyuka Ulang Tahun." ujarku sambil mengerucutkan bibir merah mudaku.

Nenek hanya tertawa kecil dan lanjut mengelus pucuk kepalaku. Ia membelai surai-suraiku dengan perasaan hangat dan menyelipkan beberapa surai yang terlepas dari ikatan ke belakang telingaku.

"Si Gadis Penyuka Ulang Tahun hanya meminta satu permohonan, yaitu ia meminta w a k t u.."

"Huh? Waktu? Apakah bisa, Nek? Ia meminta mesin waktu seperti yang Doraemon punya ya?" tanyaku dengan lugu.

Nenek tertawa kecil sambil terkikik. Ia menatapku dengan tatapan yang tidak dapat aku mengerti sambil terus mengelus lembut surai hitamku.

"Jadi, Si Gadis Penyuka Ulang Tahun memohon apa, Nek? Cepat beritahu aku!" ujarku dengan girang sambil memeluk lengan kiri Nenek.

Entah untuk yang keberapa kalinya, Nenek menorehkan senyuman di wajahnya yang disertai dengan keriput-keriput halus di sekitar kedua maniknya. Nenek menarik napas dalam-dalam dan membuangnya perlahan hingga hembusan hangatnya menerpa wajahku.

"Si Gadis Penyuka Ulang Tahun berkata-"

Tolong berikan aku hanya beberapa detik saja untuk melihatnya kembali.

ucap Nenek dengan nada yang sendu.

.

.

.

Sang Mahakuasa tidak pernah tidur.

Itulah apa yang diyakini oleh banyak orang yang memiliki latar belakang kehidupan yang berbeda-beda. Baik orang yang hidup dalam iman kepercayaaan masing-masing, maupun orang kafir yang hanya mengandalkan Sang Mahakuasa saat ia mengalami kesusahan. Baik para pendusta ulung yang sering memainkan peran demi kepentingannya sendiri, maupun para manusia lemah yang menjadi korban karena minim akan kekuasaan dan kekuatan.

Semua orang pasti pernah berpikir bahwa Sang Mahakuasa tidak pernah tidur, minimal sekali dalam seumur hidupnya.

Hal itulah yang terlintas dalam pikiran Si Gadis Penyuka Ulang Tahun.

Tepat pada tanggal 31 Mei, di ruangan yang sedikit remang dan diselimuti dengan atmosfer bercampur aduk layaknya molekul-molekul di udara, terduduklah seorang gadis yang ditemani dengan sebuah kue ulang tahun dengan ketujuh lilin yang menyala.

Sang Penguasa yang berada di langit mendengar permohonan Si Gadis Penyuka Ulang Tahun tersenyum hangat, beserta dengan orang-orang yang disampingnya. Ayah, Ibu, dan juga Pangeran Tampan yang pernah membawa obat untuk Si Gadis Penyuka Ulang Tahun.

Dan juga, Sang Penguasa memutuskan untuk memberikan apa yang menjadi permohonan si gadis kecil...

Disaat ia mengakhiri kalimat permohonannya dengan tanda baca titik, ia membuka kedua maniknya dan menatap lurus ke depan. Denyut jantungnya yang awalnya berirama stabil, seketika seperti berhenti. Ia bahkan tidak dapat merasakan kembali denyut nadi yang ada di pergelangan tangannya.

Kehadiran seseorang tepat di seberangnya menjadi penyebab air mata Si Gadis Penyuka Ulang Tahun mulai menetes perlahan.

Seorang pangeran tampan yang memiliki karisma yang terduduk di bahu lebarnya, sedang tersenyum lebar dengan tatapan rindu yang tidak dapat terbendung.

Wajahnya yang bersinar seperti sehamburan pasir emas di pulau harta karun. Kedua maniknya yang berkelap-kelip dengan semburat hangat seperti secangkir kopi yang selalu diminumnya selama ia masih berada di dunia.

Lelaki yang namanya pernah tertulis di hati si gadis kecil terus memancarkan sinarnya. Bahkan ruangan yang sebelumnya remang karena hanya ada cahaya dari ketujuh lilin, menjadi terang seperti di ruangan pesta dansa di kerajaan.

Waktu yang terus berjalan seakan dihentikan dan setiap detik yang dilewati terasa seperti tahun yang amat panjang.

Si Gadis Penyuka Ulang Tahun terus menatap tanpa adanya sepatah kata terucap. Ia terus menangis dengan kedua mata yang terbuka karena ia tidak menyia-nyiakan sedetik pun hanya untuk menatap sang kekasih pujaan hatinya.

"Tiuplah lilinnya, sayang." ucap Si Pangeran Tampan sembari melemparkan senyuman.

"Biarkan aku dapat terus melihatmu seperti ini."

"Waktu kita hampir habis, aku ingin melihatmu meniup lilinnya."

"Aku masih ingin melihatmu."

"Kau.. masih saja keras kepala." jawab Si Pangeran Tampan dengan sedikit terkekeh.

"Bagaimana kabarmu disana?" ucap Si Gadis Penyuka Ulang Tahun dengan senyuman kecil.

"Menakjubkan tentunya. Akan tetapi, setiap kali aku melihatmu dengan hati yang sendu dan kedua manik yang mulai basah, semuanya menjadi hancur begitu saja."

"Ma-maaf kalau begitu.."

"Lagi-lagi kau selalu meminta maaf atas apa yang bukan menjadi kesalahanmu." sahut Si Pangeran Tampan.

Si Gadis Penyuka Ulang Tahun hanya terkekeh dan terus menatap lelaki yang di seberangnya. Sangat dekat seperti urat nadi, namun terasa sangat jauh seperti bumi dan bulan.

Persis apa yang diminta olehnya, yaitu hanya beberapa detik saja. Waktu yang diberikan tepat seperti nyala ketujuh lilin berwarna kuning yang terus menerus meleleh dan perlahan menghilang.

Dan ketika hembusan napas menerpa ketujuh lilin itu, semuanya kembali gelap.

Tidak ada cahaya yang menerangi, 

Tidak ada suara percakapan yang mengisi, dan- 

tidak ada kehadiran seseorang yang dirindukan.

Semenjak hari itu, ia terus merayakan ulang tahunnya dengan gembira. Karena ia tidak pernah lagi sendiri. Permohonan yang ia ucapkan pun selalu sama setiap tahunnya, dan hadiah yang diberikan juga selalu sama setiap tahunnya.

Yaitu kehadiran seorang pangeran tampan yang namanya telah tertulis dan terlukis secara permanen dalam hati Si Gadis Penyuka Ulang Tahun.

my (12-months) diariesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang